Fifteen (END)

5.7K 301 193
                                    

Hai semua! Happy holiday! Selamat natal dan tahun baru buat yang merayakan!

Ini adalah chapter terakhir..

Thankyou untuk semuanya yg udh ngikutin perjalanan fanfic ini 😭😭 aku seneng..seneng banget.. Dari lubuk hati terlalu aku bener2 berterimakasih banyak sama kalian..eaa

Hope you enjoy this last chapter as well!

Happy reading!

.

.

.

.

.

“begitulah, cerita bagaimana aku bisa berakhir disini”

Di ruangan serba putih, Gempa tengah duduk di kasurnya. Seseorang berpakaian serba putih dengan stetoskop tergantung di lehernya duduk berdampingan dengannya.

Sudah satu jam berlalu sejak mereka melakukan sesi perbincangan, dan Gempa menceritakan segalanya. Segalanya yang dapat ia ceritakan secara detail sesuai dengan apa yang ada di kepalanya.

Gempa dengan mudah menceritakan dan memutar balik ingatannya agar memberikan gambaran jelas nan mengerikan kepada semua orang yang menanyainya. Karena Ia bangga, bangga atas dirinya sendiri dan apa yang telah ia capai hingga akhirnya berakhir di tempat ini.

“lalu kenapa kau menyerahkan diri pada polisi?” dokter itu bertanya.

Gempa hanya tersenyum kecil.

“karena aku sudah mendapatkan apa yang kuinginkan. Aku sudah berhasil menyingkirkan para saingan cintaku, dan membuat orang yang menyakitiku menderita. Aku telah mengambil segalanya darinya, dan aku tau cepat atau lambat ia akan kembali ke pelukanku”

“dari ceritamu itu, kau tidak membunuh adikmu yang bernama Solar. Mengapa demikian?” dokter itu bertanya lagi.

“karena aku tau, orang yang kucintai mencintai Solar.. Solar adalah saingan cintaku yang terberat, tapi dia juga yang bisa membuat Halilintar bahagia. Jadi kurasa cacat saja sudah cukup untuknya”

Dokter itu tertegun sejenak mendengar jawaban itu keluar dari mulut Gempa. Walaupun ia sudah membunuh banyak orang termasuk saudara-saudaranya sendiri, namun ternyata ia masih memiliki sedikit simpati terhadap adik dan orang yang dicintainya itu.

Sudah memasuki bulan ke-tiga sejak Gempa dibawa ke kantor polisi, dan sejak itu juga ia sama sekali tak mendengar kabar tentang Solar dan Halilintar.

Ia awalnya mendapat vonis hukuman penjara selama dua puluh tahun, namun akhirnya ia dialihkan ke rumah sakit jiwa setelah menunjukan perilaku-perilaku berbahaya selama di penjara.

Ia divonis memiliki kelainan mental seorang Sosiopat. Dimana hal tersebut berbeda dengan Psikopat. Sifat-sifat yang selama ini ditunjukan Gempa mengarah pada sifat Sosiopat akut. Ia tak memiliki rasa bersalah, berbohong dan pandai menipu, berperilaku agresif dan tidak memiliki rasa empati.

Disamping usianya yang baru menginjak 15 tahun, kondisinya ini merupakan sesuatu yang sangat langka, dimana biasanya karakter sosiopat akan terbentuk pada saat seseorang menginjak 18 tahun. Para dokter menyimpulkan bahwa OLD (Obsessive Love Disorder) yang dimilikinya secara tidak langsung membentuk karakter seorang sosiopat didalam dirinya.

Dokter ini bernama Nina. Ia adalah dokter perempuan yang telah menemani Gempa selama sesi konseling dan perbincangan yang umumnya dilakukan dua sampai tiga kali seminggu.

Sudah lebih dari sepuluh minggu dan Gempa mulai terbuka kepada dokter itu. Awalnya ia benar benar tertutup dan enggan berbicara dengan siapapun, ia juga selalu mengancam dengan hal-hal mengerikan setiap ada orang yang mendekatinya.

TRUE LOVE RESTRAINT (All x Halilintar) [✔END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang