Four

4K 314 60
                                    

Hello! Selamat malam minggu semuanya!
Yuk yuk malam minggu ditemenin cerita horror ~ gak serem2 amat sih hehe

Happy reading!

.

.

.

.

.

Sudah tiga hari berlalu sejak kejadian di malam itu. Berita tentang kematian Yaya dan Ying pun mulai tersebar dimana mana, termasuk Halilintar.

Halilintar begitu shock saat mendengar kabar itu, sejak pagi hari ia tak berhenti menangis dan memanggil-manggil nama kekasihnya yang tak disangka sudah meninggal di malam ia keluar dengannya untuk yang terakhir kali.

Halilintar memang sudah curiga karena kekasihnya tak membalas pesannya, tak mengangkat telepon, bahkan tak datang ke kantor tiga hari belakangan. Bahkan tak ada yang tau jika Yaya dan Ying ternyata meninggal di dalam apartemennya itu.

Hal itu baru terungkap saat salah satu tetangga mereka mencium bau anyir datang dari kamar Yaya, dikarenakan Yaya juga tak kelihatan beberapa hari belakangan, orang-orang langsung memanggil polisi dan benar saja.

Polisi menemukan mayat Yaya yang sudah hampir membusuk bersimbah darah dengan leher tergorok dan mulut dirobek, serta mayat Ying yang sudah berubah ungu sepenuhnya , mengapung di bathtub. Ditambah lagi, dua mayat itu ditemukan tanpa bola matanya.

Tidak ada saksi dari para tetangga yang menyatakan bahwa ini adalah pembunuhan, bahkan sidik jari pun tidak ada ditemukan.

Dari kematian ibu dan anak itu, terlihat jelas bahwa itu adalah pembunuhan. Namun tidak ditemukan bukti apapun yang menunjukan identitas sang pelaku, sehingga membingungkan seluruh aparat kepolisian.

Tentu saja pihak kepolisian akan melakukan penyelidikan lebih lanjut, sedangkan tubuh keduanya telah dibawa oleh tim forensik untuk diidentifikasi.

Keadaan Halilintar benar benar menyedihkan. Seharian ia tak menyentuh makanan, ia hanya duduk termenung di ruang tengah dan terus terisak menyalahkan dirinya sendiri.

Enam kembar itu tentu saja tak tinggal diam, seharian pula mereka berada di sisi sang ayah. Mereka tetap menjalankan pekerjaan rumah sesuai jatah masing-masing dan pergi bersekolah. Namun setelah berakhir, mereka akan duduk menemani sang ayah yang sejak pagi tak mengucapkan sepatah kata pun.

maaf..”

Hanya itu kata-kata yang dilirihkan Halilintar sejak tadi. Tak tahu untuk apa ia meminta maaf, namun ia nampaknya merasa begitu bersalah dan bertanggung jawab atas kematian kekasihnya.

Padahal..

“daddy..” Solar disamping Halilintar memeluknya erat, ia perlahan menggeser kepala sang ayah untuk disenderkan pada bahunya.

Halilintar tak menolak, ia menyenderkan kepalanya pada bahu Solar dan mulai menangis lagi.

Suara tangisannya itu membuat Gempa dan yang lainnya menghentikan aktivitas mereka dan langsung datang memeluk sang ayah, berusaha menenangkannya.

“maaf.. d-daddy belum bisa..k-kasih mama buat kalian..” Halilintar terisak “yaya.. i-ini salahku..”

“daddy..kumohon, jangan nangis lagi. Ini bukan salah daddy..” ujar Gempa semakin mempererat pelukannya pada sang ayah.

“kita berdoa aja, semoga polisi cepat menemukan pelaku yang sudah menyebabkan mommy Yaya meninggal..”

“musibah itu memang gak bisa ditebak, tapi aku yakin mommy yaya juga gak pernah berniat buat tinggalin daddy”

TRUE LOVE RESTRAINT (All x Halilintar) [✔END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang