Hai semua! Selamat hari minggu!
Maaf ya kemaren gak update..hehe, makasih banyak buat kalian yg udh dukung aku 😭 aku jujur ngerasa insecure sama cerita ini.. Takut kalian gak suka, atau gak sesuai ekspektasi..
Tapi kalian kalian malah nyemangatin aku dan aku jadi semangat lagi buat lanjutin cerita ini sampe abis! Thank you so much guys..
Chapter ini agak pendek ya, hehe..maaf.. karena kemarin gak gitu banyak waktu untuk ngelanjutin ❤
Happy reading!
.
.
.
.
.
“S-SAKIT!! AHH!!”
Pagi hari di kediaman tujuh orang itu sudah dihiasi oleh pekikan kesakitan dan suara benturan benda keras. Beruntung tidak ada orang yang tinggal disekitar rumah mereka, kalau tak sudah lama mereka masuk penjara karena suara-suara penyiksaan yang terus datang dari rumah itu.
Brukk!
Tubuh Halilintar dihempaskan di kasurnya sendiri oleh Gempa, anak tertuanya. Tidak ada sedikitpun rasa kasihan terpancar dari netra coklat madu itu. Gempa lalu merengkuh tubuh mungil itu dan menarik kedua pergelangan tangannya kasar, memaksanya untuk bangun.
“beraninya daddy buang sarapan yang udah kumasak susah payah!! daddy segitunya mau mati, HAH??!”
“m-m..aaf..s-sakit!!” Halilintar terus merintih kesakitan saat kedua pergelangan tangannya dicengkram begitu kuat oleh Gempa, ia merasa tulang-tulangnya dapat remuk jika Gempa mengeratkan cengkramannya lagi.
“daddy kan tau aku melakukan segalanya untukmu!! karena aku mencintaimu!!”
“AAARGHH!!”
Jeritan Halilintar bertambah keras saat Gempa mulai memperkuat cengkramannya. Bunyi kretekan tulang menggema di penjuru ruangan, dimana Gempa malah tersenyum karena menyukai suara itu.
“kau hanya ingin dicintai dan disiksa oleh kami kan?? itu yang kau mau kan???”
Gempa mulai tertawa keras ketika ia semakin memutar paksa pergelangan Halilintar ke arah yang berlawanan, yang menyebabkan sendi-sendi Halilintar tak dapat meresponnya dengan baik dan suara patahan tulang pun muncul.
“AAKHH!! G-GEM— AAHHH!!”
pekikan Halilintar membuat tawa Gempa semakin menjadi jadi. Suara teriakan dan rintihan yang bagaikan musik di telinganya.“kau tidak memerlukan tanganmu lagi!! karena kau tidak mau makan sendiri, kau tidak memerlukannya!!"
“ARGHHH!!!”Halilintar berteriak sejadinya ketika rasa sakit yang teramat sangat. Kehilangan seluruh kendalinya, kini pergelangan tangan Halilintar benar-benar mati rasa dan tidak dapat digerakan.
Tangisan Halilintar pecah, ia menangis sejadinya menatapi kedua pergelangan tangannya yang membengkak dan membiru.
Gempa di depannya hanya senyum-senyum melihat hasil karyanya, ia meraup kedua pipi Halilintar dan langsung menciumnya rakus. Ia bahkan tak mempedulikan suara tangisan pilu sang ayah bercampur dengan suara rintihan karena menahan rasa sakit di tangan dan bibirnya yang digigit kasar oleh Gempa.
Puas melecehkan bibir Halilintar, ia pun mengakhiri ciumannya kemudian mengusap lembut darah yang membekas di bibir sang ayah karena gigitannya itu.
Ia beranjak pergi mengambil kotak P3K lalu kembali untuk mengobati luka yang baru saja buat. Dengan telaten dan tanpa sepatah kata pun, ia menotolkan obat nyeri pada kedua pergelangan Halilintar yang bengkak dan melilitkan perban untuk mencegah infeksi lebih lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUE LOVE RESTRAINT (All x Halilintar) [✔END]
Terror"we love you more than anything daddy.." *** A Boboiboy Fanfiction by NICO Dengan bangga mempersembahkan, Fanfiction Boboiboy dengan tema Psychopath dan Harem. 🚫 FANFICTION INI 18+ , mengandung adegan sadis, pembunuhan, penyiksaan, dan ADEGAN...