Five

4K 311 22
                                    

Hai~ selamat hari senin semuanya!
Maaf yaa aku gak bisa up setiap hari kayaknya.. Tapi berusaha biar ga lebih dari 3 hari ko XD

Chapter ini agak pendek, semoga kalian masih enjoy yaa!
Makasih yg udh baca + vote 😭😭aku sayang kaliaannn

Happy reading!

.

.

.

.

.

Hari minggu adalah hari yang menyenangkan untuk jalan-jalan.

Pada hari ini, Thunderstorm sekeluarga memutuskan untuk pergi ke Taman Hiburan setelah sekian lama.

Semenjak kejadian duka dua minggu lalu, Halilintar benar benar menutup diri dan tidak keluar rumah sama sekali. Ia beruntung memiliki anak-anak yang begitu perhatian dan setia menemaninya melewati masa-masa itu.

Kini ia merasa jauh lebih baik dan ia akhirnya bisa sedikit merelakan kepergian kekasihnya dan fokus pada apa yang ada didepannya. Prioritas dan perhatian Halilintar kini mulai kembali sepenuhnya pada enam kembar yang ia cintai.

Mereka sudah bersiap sejak pagi, Gempa dan Taufan yang memiliki tugas memasak pun menyiapkan berbagai bekal untuk dibawa, dan yang lainnya juga turut membantu pekerjaan rumah yang bisa diselesaikan sebelum mereka keluar seharian.

Halilintar yang baru selesai mandi dan bersiap siap pun dibuat kagum dengan pemandangan itu. Ia bersyukur memiliki enam anak yang rajin dan sangat akur satu sama lain.

“oh! daddy! selamat pagi!” Gempa menyapa antusias sang ayah yang baru keluar dari kamarnya.

“selamat pa-- ehh…”

Halilintar mematung bingung saat enam pasang mata itu mendadak menghujaninya dengan tatapan aneh. Mereka langsung menghentikan aktivitasnya dan bengong menatap Halilintar yang mulai tidak nyaman dengan itu.

“u-umm.. kalian kenapa?” tanya Halilintar.

daddy..you look great!” puji Blaze yang diangguki oleh saudaranya yang lain.

“daddy imut banget hari ini!” Thorn yang baru selesai membereskan piring langsung berlari dan memeluk sang ayah.

“m-makasih..” Halilintar tersenyum tipis, ia membelai rambut Thorn yang tengah memeluknya erat.

Padahal ia hanya berpakaian sederhana hari ini, hanya hoodie oversize putih dan celana pendek hitam. Anehnya, anak-anaknya tak pernah memujinya sampai segininya sebelum ini.

Semuanya nampak gembira kecuali Solar yang sedari tadi belum keluar dari kamarnya. Hal ini langsung disadari oleh Halilintar karena ia tidak melihat ada bersama saudara-saudaranya yang lain.

“eh, lho? Solar mana?”

“aku disini , dad.."

Halilintar menengok saat mendengar suara Solar datang dari belakangnya. Solar baru keluar dari kamarnya membawa tas ranselnya, namun ada yang berbeda darinya.

Solar yang biasanya narsis dan bersemangat, hari ini terlihat sangat lesu dan suram.

Perubahan dari sikap Solar sebenarnya sudah ia tunjukan sejak beberapa hari belakangan, namun Halilintar baru menyadarinya sekarang. Kalau diingat ingat juga, sudah berhari hari Solar tidak memanjakannya. Padahal Halilintar merindukan afeksi dari anak termudanya itu.

“Solar, kamu kenapa?” Halilintar menghampiri anaknya itu dengan raut khawatir melihat wajah Solar yang pucat.

“a-aku nggak papa dad..” jawabnya.

TRUE LOVE RESTRAINT (All x Halilintar) [✔END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang