"Hao!"
Minghao yang baru saja keluar dari kelas langsung membalikan badan nya dan melihat wonwoo yang sudah melambaikan tangan.
Minghao pun menghampiri wonwoo dan menatapnya penasaran.
"Kenapa?"
"Ayo ke perpustakaan" ucap wonwoo sambil menggandeng nya.
Ucapan wonwoo sukses membuat minghao bersemangat, namun mengingat jadwal nya hari ini, harus membuat dirinya menahan hasrat ingin membacanya itu.
"Gabisa, gue ada jadwal sama anak dance"
"Anak dance? Sejak kapan lo gabung dance?" Tanya wonwoo membuat minghao tersenyum. Namun, alarm ponselnya sudah berbunyi menandakan ia harus cepat menuju ruang dance.
"Nanti deh gue jelasin. Gue cabut dulu ya won, bye!" Teriak minghao sambil berlari meninggalkan wonwoo yang kebingungan disana.
Sampai di salah satu ruangan yang bertuliskan 'seni tari modern' pun minghao berhenti, dan mengetuk pintu nya berulang kali.
"Ya?"
"Kenapa lo yang harus buka pintu si?!"
Minghao terkejut teramat sangat ketika melihat jun yang membukakan pintu ruangan itu.
"Berisik! Lo udah di tunggu in tu sama soonyoung" ucap jun sambil berjalan keluar ruangan dengan menabrakan bahu nya kencang pada minghao sampai sampai minghao terjatuh karna tidak bisa menyeimbangkan dirinya.
"Akh!"
"Hao? Gapapa?" Tanya bambam saat ingin keluar dari ruangan itu.
Minghao benar benar kesal dengan jun hari itu. Dengan segera ia memasuki ruangan itu dan menghampiri soonyoung untuk mengurusi hal hal yang harus ia urusi sebagai pendatang baru.
*~*
"Jun!"
Jun yang merasa di panggil membalik badan nya. Dilihatnya bambam juga mingyu yang berada di belakang bambam. Terkesan mengejar nya.
"Kenap-"
Bugh!
Tanpa diduga jun sampai tersungkur karna di tonjok keras oleh bambam. Jun yang merasa kesal masih mencoba menahan emosinya.
"Lo gila?!"
"Lo yang gila! Lo tolol apa bego si? Hao jelas lebih lemah dari lo! Lo dorong pake satu jari aja dia bisa jatoh. Ini lo dorong sama bahu lo, otak lo dimana hah?!" Ucap bambam membuat jun speechlees. Jelas, ia pikir tidak ada yang melihatnya mendorong minghao tadi.
"Apa si anjir, gitu aja di permasalahin" ucap jun yang sedang berdiri dan merapihkan pakaian nya.
"Kok lo nyepelein si?!"
"Udah, udah! Kalian ga malu apa? Di liatin banyak orang!" Ucap mingyu yang menengahi keduanya. Sedangkan jun masih menatap bambam sambil terkekeh.
"Bam, lo keliatan banget suka sama hao nya. Udah deh, cepet di tembak, sebelum gue yang nembak" ucap jun membuat bambam semakin kesal.
"Gue ga akan pernah sudi nerima lo. Sampai kapan pun. Najis"
Suara itu terdengar jelas di belakang bambam. Karna terhalang tubuh bambam, tidak ada yang sadar akan kehadiran minghao.
"Gausah so cantik lo" ucap jun. Minghao masih menatap jun tajam dan datar. Tidak ada ketertarikan dengan laki laki disana.
"Ga usah kepedean. Bukan salah gue bilang najis sama lo. Mana ada orang mau jadi babu nya babu"
KAMU SEDANG MEMBACA
SIKLUS [🔕]
Ficção Adolescente[PENDING] mereka memang sahabat, tapi mereka tidak tau kalau mereka memiliki hubungan percintaan yang cukup unik dan menyiksa. Memang seperti itu siklusnya. Bersahabat sih iya, tapi rahasia tetap lah rahasia. Sampai semuanya selesai, dan tidak ad...