Verkwan 2

245 25 1
                                        

Bruk!

Sudah kotak kado ke 5 yang kini seungkwan buang ke tempat sampah. Setelah kejadian di bandara, semakin sering kotak kado, atau coklat, beranda di lokernya.

"Mubazir kwan, mending buat gue" ucap xiyeon membuat seungkwan menatapnya.

"Gue harus ganti password ni" ucap seungkwan sambil kembali mengunci lokernya.

Keduanya berjalan menuju ruang kelas yang akan mereka tempati. Seungkwan masih tidak ingin menceritakan apa yang terjadi kepadanya selain pada seokmin. Dan itu benar benar berhasil mengganggu xiyeon.

"Kwan, sesekali angkat lah telfon jisoo" ucap xiyeon membuat seungkwan menatapnya lalu berhenti membuat xiyeon ikut berhenti.

"Bisa ga, gausah maksa maksa gue yang berhubungan sama jisoo atau hansol? Lo tu cukup diem aja yeon! Gue aja ga cerita apa apa sama lo, lo harusnya gausah repot sama gue dong?" Ucap seungkwan membuat xiyeon terkejut.

Xiyeon menatap seungkwan tak percaya. Seungkwan pun sejujurnya ada rasa bersalah mengatakan hal itu semua pada xiyeon.

"Pertama, Gue terganggu dengan sikap lo yang jadi pendiem, kedua Gue terganggu dengan sikap ga mood lo yang berhasil bikin gue juga ga mood, ketiga gue terganggu karna jisoo atau pun hansol mengganggu gue juga! Ngerti?!" Teriak xiyeon kesal.

"Yeon udah" ucap chan.

Beruntung chan berada di sekitar sana dan melihat kejadian seungkwan dan xiyeon yang sedang bertengkar di lorong kampus. Apa chan sendirian? Jelas tidak. Vernon, mingyu, dan seungcheol ada disana.

Namun vernon tidak berniat mendekati seungkwan, yang ada seungkwan akan semakin menjauhinya.

"Y-yeon.." gumam seungkwan yang cukup terkejut melihat xiyeon membentaknya.

"Kwan?!"

Vernon melihat itu. Melihat soonyoung dan seokmin yang datang dari kantin. Melihat seokmin yang berlari kencang langsung merangkul gadis itu. Sangat berbeda dengan dirinya, pengecut.

"S-seok?"

"Lo apaan si yeon, malu diliat orang tau ga" ucap seokmin dengan wajah tidak suka kepada xiyeon yang sudah membentak sahabatnya.

"Kenapa? Gue ga malu tuh sama sekali. Kenapa gue harus malu? Orang ni cewe yang batu. Seengga nya, kalo ga terima pendapat gue, gausah nyolot!"

"Udah yeon, diliatin orang lain"

"Chan! Dia tu gamau dikasih tau gue, seengganya mau berubah soal gue yang ga nyaman karna dia, lah ini kagak! Apa lo betah di gituin bahkan sama sahabat lo sendiri?" Tanya xiyeon yang kini menatap  chan membuat chan terdiam dan menatap seungkwan.

Terlihat kini mata seungkwan mulai berkaca kaca. Membuat xiyeon terkekeh dan mendekati seungkwan. Hal itu jelas di jaga jaga oleh chan takut takut xiyeon akan menjambak gadis gembul itu.

"Merasa tersakiti? Iya? Hebat banget lo. Sekarang, dimata seokmin, gue yang salah karna neriakin lo. Padahal dari awal, lo ga seharusnya nyolot sama gue. Karna gue bisa lebih dari lo. Nangis? Nangis tu ke sahabat tercinta lo sampe puas!" Ucap xiyeon dengan jarinya yang mendorong dorong bahu seungkwan lalu pergi dari sana.

Lolos sudah air matanya. Seungkwan menangis, dan benar, menangis pada seokmin yang kini memeluknya. Chan menatapi seokmin tak percaya lalu menepuk bahu seokmin, membuat seokmin menatapnya.

"Hargain vernon"

"Dia sahabat gue" ucap seokmin yang melirik vernon sinis, dan vernon melihat itu.

"Ayo kwan" ajak seokmin membuat seungkwan mengikuti ajakan seokmin.

SIKLUS [🔕]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang