(14). CERITA (21+)

2K 169 53
                                    

RUMAH TAYNEW

Karena drama yang terjadi siang tadi, akhirnya Tay dipulangkan lebih cepat, takut rumah sakit berubah jadi arena tinju.

Tay tetap masih menggendong Newwiee masuk kedalam kamar. Udah Terlanjur dari rumah sakit tadi.

"K-Kak Tee turunin"
"Nanti pas dikamar ya"

Tay menurunkan Newwiee diatas kasur dengan pelan, menggulung lengan kemejanya, lalu duduk disebelah Newwiee.

"K-kak Tee marah?"
"Eh?? Engga sayang"

Okeh lu bisa New, Kak Tee ga mungkin ninggalin lo, cuma karena gini doang. Iya kan ga akan cerai kan!!! Iya kan!! Duhh Gue takut wahh.

"Kak Tee, mau pelukan"
"Eh?"
"Iya ceritanya sambil pe-lukan"
"Eh.. ya udah sini Hin"

Tay merentangkan tangannya, dan Newwiee langsung naik ke pangkuan. Mereka saling berhadapan, dan jelas bagian depan mereka saling menempel.

"Kak Tee..."
"Hmm?"
"Kak Tee, janji ga akan marah"
"Janji sayang" ucap Tay sambil mencium dahi Newwiee .
"Janji ga akan ninggalin Aku"
"Kakak gila kalau ninggalin kamu" Tay mengeratkan pelukannya.
"Kak Tee"
"Iya Hin?"
"Buka celana kakak"
"HA! B-buat a-apa sayang" Tay gagap.

Tanpa menjawab pertanyaan Tay, Newwiee membuka celana Tay juga celananya.

"Sa- sayang.. eh Hin-"
Cup

Tay kaget Karena Newwiee menciumnya. Hanya kecupan singkat, mungkin untuk menghentikan Tay yg dari tadi tidak berhenti bertanya.

"Kak Tee, ceritanya sambil nganu ya"
"Eh!!?"
"Biar kakak percaya aku"
"Tanpa gituan pun kakak bakal percaya kamu sayang"
"Ga mauu!! Maunya cerita sambil nganu"
"Sayanggg"
"Kalau ga sambil nganu, aku ga mau ceritaaa"
"Sa-sayangg"
"Dimasukin aja ga usah gerak"
"Sayaanggggg" Muka Tay memerah
"Ih apasih kakak lebay banget, kan cuma masukin itu kakak-"

Tay menahan mulut Newwiee dengan tangannya. Mukanya benar-benar merah. Semerah nilai ujian matematika kalian.

"ya- ya udah, kakak ambil pelumas du-dulu"
"Ga perlu!"

Newwiee mencium Tay, mencengkeram bahu, memposisikan tubuhnya tepat di bagian depan Tay.

"Nhh"

Pelan-pelan, Newwiee menurunkan tubuhnya dibantu Tay yang terus mengelus punggungnya. Agar penyatuan tidak terlalu sakit.

"Mhh kakhh"

Tubuh mereka sudah menyatu, terhubung atau sama lain. Newwiee melepas ciumannya, mereka saling bertatapan, melempar senyuman kikuk.

Kak Tee makan apaan dahhh, kok Jadi Gede banget.

"H-hin"
"Shuuttt.. ben-bentar kak.. penuh banget rasanya"
"E-eh!??"
"Kakhh jangan- Nhh gerakhh,"
"M-maaf kakak panik sayang"

Tay memeluk Newwiee, untuk menyembunyikan mukanya di leher Newwiee. Sambil saling mengatur nafas.

1 menit
2 menit
3 menit

Kak Tee bibirnya anget banget, mana mukanya merah banget, Gemes banget sih.

"Kak Tee"
"I-iya Hin"
"Kakak janji ga akan gerak ya"
"I-iya"
"Kakak liat Aku dongg, kalau gini susah ceritanya"

Dengan hati-hati Tay mengangkat kepalanya, mata mereka bertemu, Tay hanya tersenyum lembut.

Woiii ganteng bangettt nyesel gueeee minta kak Tee buat natap gue, kalau gini gue yang ngeblank!

"Ehm.. jadii.. kakak mau tau yang mana duluan?"
"mba keisya"
"Okeh, pertama Aku mau tanya sama Kak Tee dulu"
"Hmm boleh"
"Kenapa kakak bisa kenal Keisya"
"Mba Keisya itu perawat ditempat kakak iship"
"Oh kok kakak makan bareng dia!"
"Karena kamu belum makan"
"Ha?? Maksud kakak?"

Tay mengecup dahi Newwiee singkat

"Iya.. awalnya mba Keisya ngajak makan bareng, katanya mau ngucapin terimakasih-"
"Terimakasih buat apaa!!!?"

Akibat Newwiee mendongak kepalanya cepat, tubuhnya tidak sengaja bergerak maju.

"Akhhh kakhh"
"Ke-kenapa? Sayang? Sa-sakit yaa?.. lepas aja ya?!"

Newwiee menggeleng kepalanya lemah, keringat mengalir dipelipisnya.

"G-ga sakit kok, m-malah..."
"M-malah??"
"Ehmm.. enakh akhh kakhh!?"

Tay memeluk Newwiee memnyembunyikan mukanya kembali ke bahunya Newwiee.

"K-kakh Tee???"
"Hin, j- jangan Gemes gini sayang"
"Kenapa?? Ga tahan ya kak"

Tay mengangguk lemah

"Hehe.. Iyaa janji"

Newwiee memeluk Tay, menghirup aroma maskulin di leher Tay.

"jadi kenapa Keisya ngucapin makasih ke kakak"
"Katanya karena kakak ngajarin dia ngitung dosis"

Dih si Keisya penyakitnya ga berubah, modus trabas Abis, bukannya mereka juga belajar ngitung dosis, lagian kan dia dah senior disana!! ga mungkin!! ga bisa ngitung dosis.

"kok kakak mau sih!"
"Karena makannya bareng Hin juga"
"Eh???"
"Iya, inget ga, kakak nanya Hin udah makan apa belum".
"Inget"
"Nah baru kakak iyain ajakan mba Keisya"
"Ohhh... Jadi kalau aku bilang udah makan?"
"Kakak Ga jadi pergi"
"Dihh.. ga baik nolak rezeki"
"Itu bukan rezeki, tapi bakal jadi api. Nanti ada yang ngambek"
"Ihh ga ya"
"Hehehe.. jadi Hin kenal mba Keisya gimana ceritanya?"
"Keisya itu..."
"Hmm???"
"Keisya itu mantan aku- akhh kakhh"

Newwiee dapat merasakan bawah Tay menegang, tapi muka Tay tetap datar.

"Kak Tee, m-marah ya?"
"Hmm engga sayang, cuma kaget.. maaf ya"

Duhh lumerrr gue, senyumnya ganteng bangettt, ga salah sih dia dapet julukan dokter ganteng.

"Kak Tee"
"Iya sayang"
"Keisya cuma mantan kok, sekarang dihati aku adanya kak Tee aja sumpah"

Newwiee menatap Tay dengan puppy eyesnya sambil mengangkat dua jari membentuk tanda peace.

"Hehe.. gombalnya punyanya kakak.. Maaf ya"
"Ga gombal kak, emang fakta kok, kakak ga percaya ya!?"

Newwiee mengerucutkan bibirnya, menatap tajam sambil memegang kedua pipi Tay.

"Eh kok punyanya kakak ngambek"
"Soalnya Kakak nyebelin!"
"Hehe maaf ya.."
"Iya Iyaa.. udah Aku mau lanjut cerita, jadi si pas kakak ngelamar Aku dulu, aku masih pacaran ama si keisyaa"
"Hmm"
"Terus pas Aku terima lamaran kakak, Aku ngehubungi Keisya lagi-.. bukan bukan ngehubungin yang gimana-gimana kok, cuma ngehubungin buat bilang putus aja"
"Syukurlah"
"Terus dia marah, lalu ngajak aku ketemu- akhh KAKAK!!!"
"M-maaf Hin, refleks"
"Ihhh jangan Gede-Gede kak!"
"M-maaf sayang"
"Kan lupa, Sampai mana tadi?"
"Sampai ketemu" jawab Tay lemas.

Kasihan banget suami gue mukanya lemes bangett gimana ni bisa ga ya gue lanjut cerita, takutnya diaa syokk

"Kak Tee"
"Hmm kenapa sayang?"
"Kakak gerak aja deh"
"Ehh g-ga usah"
"Soalnya kelanjutan ceritanya, b-bakal buat kakak.. Ehmm sakit hati"

TBC

DeJuTayNewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang