00

1.5K 152 3
                                    

The Competition
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kompetesi Goh di daerah Jeonnam telah memasuki babak final. [Name] duduk di bangku penonton untuk menyaksikan sahabatnya di bawah sana.

Gadis itu dengan antusiasnya bersorak memberi semangat. "Park Ilpyo, aku mendukungmu!! Kau harus menang."

Di atas arena, Ilpyo tersenyum samar mendengar suara gadis itu. Detik kemudian pertandingan dimulai. Tidak sulit bagi pemuda itu untuk mengalahkan lawannya.

Hanya dalam beberapa menit ia berhasil meraih juara pertama.

Kemenangan pemuda itu membuat [Name] turut senang. Ia langsung berlari turun dari arena dan memeluknya. Ilpyo tersentak dengan tindakan tiba-tiba gadis itu. Namun detik berikutnya ia tersenyum tipis.

"Selamat ya, sekarang kita bisa menyembuhkan kaki Seungyeon."

"Masih belum, sepertinya masih ada kompetisi nasional."

Raut wajah [Name] berubah kecewa. Padahal tadi ia sudah sangat senang karena akhirnya sahabatnya dapat sembuh lagi. Ilpyo yang menyadari perubahan suasana hati [Name] langsung menghiburnya.

"Tenanglah [Name], aku pasti akan menang juga."

"Ya, kau harus menang."

[Name] tersenyum simpul kemudian berbalik untuk pergi. Baru berjalan beberapa langkah, tiba-tiba tubuh gadis itu sudah ditarik mundur ke belakang. [Name] menoleh dan mendapati wajah serius Ilpyo yang menatapnya.

"Kau ... baik-baik saja kan?"

"[Name] kau ingat janjimu kan?"

"Ya? Janji apa?"

"Kau bilang akan berikan apapun yang kuinginkan kalau menang di kompetisi."

"Oh astaga, aku bilang itu padamu ya. Baiklah Ilpyo-nim, apa yang kau inginkan dariku?"

Ilpyo tidak menjawab dan hanya diam menatap gadis itu. Selanh beberapa menit, keadaan masih tetap hening. [Name] bingung dengan Ilpyo yang memandang kosong ke arahnya.

"Apa ... di wajahku ada sesuatu?"

"Tidak."

"Akhirnya kau bicara. Cepat katakan keinginanmu, aku harus pulang cepat hari ini."

Lagi-lagi Ilpyo hanya terdiam. [Name] mulai merasa sedikit kesal. Sebenarnya apa yang sedang dipikirkan pemuda itu?

"Ilpyo, katakan saja nanti saat kau sudah tahu keingina-"

"Jadilah pacarku!"

[Name] tertegun mendengarnya. Seluruh sistem saraf di otaknya sekarang sedang berusaha mencerna perkataan Ilpyo.

"Pacar?"

Ilpyo mengangguk pelan.

"Tapi kenapa?"

"Karena aku suka padamu." Jawab Ilpyo spontan.

Lagi-lagi [Name] dibuat tertegun. Lalu berikutnya wajah gadis itu berubah merah padam. Degup jantungnya pun mulai berirama tak beraturan.

Gadis itu terus bertanya dalam pikirannya, apakah yang terjadi ini adalah khayalan saja? Sejujurnya [Name] sudah menyukai Ilpyo sejak dulu. Sayangnya gadis itu bukanlah gadis yang kuat seperti sahabatnya Seungyeon dan Seungah.

Ia pikir Ilpyo lebih menyukai kedua sepupunya itu. Namun ternyata selama ini pemuda itu menyukainya juga.

"[Name]? Aku membuatmu tidak nyaman ya. Maaf, lupakan saja. Aku tahu kau tidak su-"

"Aku mau! Aku akan jadi pacarmu."

"Sungguh?"

"Ya! Sejujurnya Ilpyo, aku juga suka padamu."

Mata Ilpyo melotot mendengarnya. Tapi kemudian ia menyunggingkan senyum hangat pada [Name].

"Terima kasih."

"Untuk apa?"

"Untuk membuatku menjadi orang yang kau sukai." [Name] sedikit tersipu mendengarnya.

"Mulai hari ini kau pacarku ya."

"Iya."

"Sekarang ayo kita pergi."

"Kemana?"

"Memberitahu hal ini pada Seungyeon. Dia pasti senang. Kita juga harus umumkan di sekolah dan perguruan."

"Apa? Eh ... tunggu- Ilpyoo!!!"

Ilpyo langsung menarik tangan [Name] tanpa menunggu gadis itu menyelesaikan ucapannya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Buru-buru amat bang
Sekalian umumin ke seluruh dunia, jan lupa pinjem toa-nya Mujin biar kedengaran🌝👍🏿

Nah aku balik lagi dengan cerita boyfriend versi Park Ilpyo

Jeng jeng~

Semoga kalian suka

Terima kasih udah baca ><

Gumiho Boyfriend || Park IlpyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang