03

616 98 17
                                    

Girl in Period
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jadwal pertandingan untuk tim dari Jeonnam adalah hari ini. [Name] bersama Ilpyo dan yang lainnya sedang berdiskusi di ruang tunggu peserta.

Ilpyo selaku ketua memberikan arahan pada Seungah dan Hyeonbok agar dapat mengalahkan lawan mereka. [Name] duduk di bangku sembari menatap ketiganya dari jauh.

Sejak tadi gadis itu hanya mendengus sembari berdecak sebal.

Sejujurnya, ia mulai merasa bosan dengan Goh. Andai dia juga memiliki kekuatan seperti mereka, mungkin ia akan merasa lebih antusias.

[Name] yang sedang melamun langsung tersadar saat merasakan sentuhan hangat di dahinya. Gadis itu mendongak dan mendapati senyum khas milik Ilpyo.

"Ada apa [Name]? Kau sakit?" Tanya pemuda itu. [Name] menggeleng pelan.

"Lalu kenapa wajahmu murung begitu? Seungah menjahilimu lagi?" Sekali lagi [Name] menggeleng pelan.

Reaksi [Name] membuat Ilpyo mendesah frustasi. Di saat seperti ini, pemuda itu harus memutar otaknya. Memikirkan alasan mengapa gadisnya bersikap seperti ini.

Terlintas sesuatu di kepalanya saat melihat [Name] yang terus meremas kain roknya.

"Kau sedang datang bulan ya?"

"Bagaimana kau bisa tahu?"

Ilpyo tersenyum jahil melihat [Name] yang menatapnya dengan mata yang membulat.

"Tentu saja aku tahu. Aku kan selalu menghitung jadwal kita."

Semburat merah muncul di wajah gadis itu ketika mendengarnya.

"Ka-kau kurang kerjaan ya? Kenapa menghitung hal seperti itu kalau bisa bertanya."

"Kalau bertanya, kemungkinan ditolak adalah 90%."

"Ilpyo!!"

Ilpyo terkekeh geli. Ia duduk di samping [Name] kemudian mengelus punggung gadis itu.

"Perutmu sakit?"

[Name] menggeleng.

"Tidak, aku sudah minum pereda nyeri tadi."

"Baguslah, kalau begitu kenapa kau seperti ini?"

"Entahlah, aku hanya merasa jenuh. Ilpyo bagaimana kalau kita putus saja."

Senyum Ilpyo hilang seketika. Jika sedang moodswing seperti ini, [Name] suka sekali mengatakan hal-hal yang membuat pemuda itu takut. Beberapa kali Ilpyo dibuat panik oleh si gadis.

[Name] pernah sekali berkata bahwa ingin punya dua pacar. Hal itu memang tidak serius, dan Ilpyo tau itu tidak serius. Hanya saja orang yang disebut gadis itu membuatnya merasa sangat kesal. [Name] berkata ingin mencoba memacari Taek Jegal.

Bagaimana bisa Ilpyo berbagi pacar dengan pemuda itu? Melihat wajahnya saja tidak mau.

"[Name] jangan bicara yang tidak-tidak."

"Aku serius Ilpyo. Ayo putus saja untuk hari ini. Lalu kembali pacaran besok. Itu ide yang bagus kan."

"Tidak sama sekali [Name]. Sebaiknya jangan bicara hal-hal yang aneh atau aku akan mengikatmu."

"Cih, kau membosankan."

[Name] mendengus sebal. Ilpyo menggelengkan kepala melihatnya. Wanita memang sulit dimengerti.

Pemuda itu meraih tangan [Name] lalu mengecupnya. Si gadis cukup tersentak dengan tindakan tiba-tiba itu.

"Kau masih ingin putus denganku?"

[Name] terdiam menatap seringai nakal di wajah Ilpyo. Kekasihnya itu masih memposisikan tangannya di depan bibirnya.

Sekali lagi Ilpyo mengecup telapak tangan gadis itu kemudian menjilatnya. [Name] menjerit tertahan. Wajah gadis itu benar-benar semerah tomat sekarang.

Bagaimana bisa Ilpyo melakukan hal seperti itu di tempat seramai ini.

"Ke-kenapa kau melakukannya?"

"Hmm? Kenapa ya? Entahlah, hanya ingin saja."

"Lepaskan Ilpyo, orang-orang melihatnya."

"Kau menyuruhku melepasnya tapi kenapa tidak menarik tanganmu?"

[Name] langsung menarik tangannya setelah mendengarnya. Ilpyo terkekeh melihat gadis itu yang mengalihkan wajahnya.

"[Name]"

"Apa?"

"Hei jangan seperti ini. Aku tahu mood mu sedang tidak bagus, tapi aku tidak suka kalau kau mengatakan hal seperti itu. Kalau kau ingin sesuatu kau bisa katakan padaku."

[Name] terdiam sejenak. Nampak sedang berfikir.

"Aku ... aku ingin jadi transgender Ilpyo."

"Kumohon [Name], katakan hal yang logis sekali saja."

"Hmmmp, baiklah-baiklah. Aku ingin-" gadis itu menggantung perkataannya sembari menatap kekasihnya.

Ilpyo memijat pelan pelipisnya. Andai gadis itu bukan [Name], sudah pasti pemuda itu akan menghantam wajahnya. Ilpyo masih berusaha tenang dan tersenyum senatural mungkin.

Tiba-tiba saja [Name] mendekat dan memeluk pemuda itu.

"...."

Ilpyo mengernyit lantaran suara gadis itu terlalu kecil. Ia meminta [Name] untuk mengatakannya sedikit lebih keras. Gadis itu pun mendekatkan mulutnya di telinga Ilpyo dan membisikkan yang ingin ia katakan.

Ilpyo terkekeh kecil begitu mendengarnya.

"Jangan tertawa!!"

"Baiklah aku tidak akan tertawa. Kau tahu, kadang-kadang kau seperti anak kecil yang ingin kuhantam bokongnya."

"Ilpyo!!"

"Hahaha maaf, aku akan lakukan yang kau inginkan. Sebagai gantinya, kau harus mendukungku dengan semangat."

"Tentu saja aku harus mendukungmu. Aku akan berteriak paling keras nanti."

Ilpyo tersenyum kemudian menepuk kepala gadis itu. Terdengar suara dari speaker yang mengatakan bahwa pertandingan akan segera dimulai.

"Aku masuk dulu. Jangan lupa untuk mendukungku."

[Name] mengangguk patuh. Ilpyo pun masuk ke dalam arena bersama dengan timnya.

[Name] juga langsung bergegas menuju kursi penonton untuk mendukung kekasihnya itu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hayoloh, nem minta apaan tuh👁👄👁

Hayii
Maaf baru Up

Belakangan ini aku lumayan sibuk soalnya.

Habis ini aku bakal sering-sering up

Oh iya, aku juga open request kalau-kalau kalian mau dibuatin FF selain karakter GOH.

Komen aja ya

Terima kasih udah baca><

Gumiho Boyfriend || Park IlpyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang