02

706 114 6
                                    

Exercise
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hari ini, seperti biasa [Name] akan mengunjungi sahabatnya Seungyeon di rumah sakit. Ia masuk ke dalam ruang inap sembari menenteng keranjang buah.

Seungyeon yang sedang membaca buku langsung menoleh. Senyum hangat terpatri di wajahnya kala melihat sosok [Name] datang.

"Bagaimana kabarmu?" tanya [Name].

"Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja."

"Syukurlah kalau begitu."

[Name] menarik kursi dan duduk di samping ranjang Seungyeon. Ia meraih sebiji apel dan sebuah pisau.

Seungyeon terdiam cukup lama memandangi gadis itu. Tiba-tiba saja terbesit suatu hal di benaknya. Tanpa basa-basi ia spontan bertanya pada [Name].

"Kau dan Ilpyo sudah ciuman?"

[Name] hampir saja mengiris jarinya lantaran tersentak. Gadis itu refleks mengedarkan pandangan. Pasalnya suara Seungyeon cukup besar untuk terdengar oleh pasien di ruangan yang sama.

"Astaga suaramu keras sekali."

"Maaf, tapi aku serius. Apa kalian sudah berciuman?"

Wajah [Name] langsung berubah merah. Kenapa Seungyeon menanyakan hal seperti itu padanya? Itu kan privasinya.

"Seungyeon tolonglah."

"Ayolah [Name], aku kan hanya ingin tahu."

[Name] memijat pelan pelipisnya. Sejak berpacaran dengan Ilpyo, orang-orang jadi selalu mengusiknya.

"Ya-"

"Benarkah? Ilpyo bisa berciuman? Apa dia pandai melakukannya?"

"S-Seungyeon."

"Hehe aku hanya penasaran. Anak itu sulit berdekatan dengan wanita sejak dulu. Aku takut dia akan jadi jomblo abadi hahaha. Tapi dia benar-benar menciummu kan?"

"Oh ayolah, berhenti membahas hal itu."

Seungyeon terkekeh geli melihat semburat merah di wajah [Name]. Gadis itu pamit pulang kepada Seungyeon setelah menemaninya jalan-jalan.

Hari ini [Name] juga ada janji dengan Ilpyo. Dia akan menemani pemuda itu latihan.

Tiba di tempat latihan, ia tidak menemukan sosok Ilpyo di sana. [Name] mengerutkan dahi. Padahal Seungah dan Hyeonbok ada di sana.

Gadis itu lantas berkeliling untuk mencari keberadaan kekasihnya. Tiba di taman belakang, tubuh [Name] tiba-tiba saja ditarik oleh seseorang.

Awalnya gadis itu meronta, namun kemudian ia sadar bahwa yang menariknya adalah Ilpyo. Pemuda memeluk tubuh [Name] dari belakang.

"Kau ini! Membuat terkejut saja. Kenapa kau ada di sini sementara yang lain sedang latihan di sana?."

"Entahlah, aku hanya ingin sendiri. Ngomong-ngomong kau terlambat."

"Maaf, tadi Seungyeon minta ditemani lebih lama."

"Apa dia baik-baik saja?"

"Ya dia baik."

[Name] menceritakan apa yang mereka lakukan di rumah sakit pada Ilpyo. Pemuda itu mendengarkannya sembari terus mengendus rambut gadisnya.

Ilpyo selalu menyukai aroma rambut [Name]. Aromanya terasa seperti hutan magis dengan tumbuhan beri yang merambat.

"Ilpyo berhenti mencium pipiku."

"Kenapa? Tidak boleh ya?

"Bukan begitu, hanya saja kedua anak itu memperhatikan kita."

Ilpyo melirik ke arah samping. Walau sedang bersembunyi, ia dapat melihat jelas helai rambut dan pakaian milik Seungah juga Hyeonbok. 

"Memangnya kenapa? Ayo tunjukan sesuatu yang lebih bagus pada mereka." Bisik Ilpyo.

[Name] sedikit merinding mendengarnya. Gadis itu menoleh ke belakang dan mendapati senyum jahil kekasihnya.

"Apa yang akan kau lakukan?"

"Hmmm? Apa ya?"

Ilpyo selalu nampak menyebalkan saat seperti ini.

[Name] melirik ke arah dua orang yang masih mengintip itu. Ia lantas menyunggingkan senyum tipis.

"Kurasa itu bukan ide yang buruk."

"Wah wah aku suka gadis agresif."

"Sebagai informasi tuan, kau yang mulai duluan."

Ilpyo terkekeh geli mendengarnya. Kedua pasangan itu melirik lagi pada Seungah dan Hyeonbok.

Ilpyo memutar tubuh [Name] berhadapan dengannya. Ia mengeratkan pelukannya pada pinggang gadis itu.

Tanpa aba-aba, ia langsung menempelkan bibirnya dengan milik [Name]. Gadis itu sendiri langsung memejamkan matanya kala merasakan benda kenyal dan basah itu mulai melumat miliknya.

Keduanya sama-sama tersenyum di sela-sela ciuman ketika mendengar jeritan tertahan milik Seungah. Mereka dapat membayangkan ekspresi kedua orang itu saat ini.

[Name] mulai kehabisan nafas. Ia menepuk pelan bahu Ilpyo sebagai isyarat. Tapi pemuda itu menghiraukannya dan tetap mencium gadis itu.

"Hmmp!!"

[Name] mendorong bahu Ilpyo cukup keras agar pemuda itu melepaskannya. Gadis itu langsung meraup oksigen dengan rakus begitu juga dengan Ilpyo.

"Ya kurasa itu sudah cukup tuan."

"Tidak juga"

"Apa?"

Ilpyo kembali menarik pinggang [Name]. Mata pemuda itu nampak sayu menatap [Name]. Gadis itu tiba-tiba merasa gugup.

Ah, ini benar-benar gawat, batin [Name]

Yang terjadi berikutnya sanggup membuat Seungah dan Hyeonbok segera pergi dan berhenti mengintip mereka.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hayoloh ngapain kalian?🌚

Apapun yang terjadi, akan kuserahkan pada otak pembaca hoho.

Btw hari ini aku terima rapor huhu. Doain nilainya bagus dan gak dimarahin ortu. Biar aku bisa update terus :')

 Biar aku bisa update terus :')

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ilpyo smirk buat kalian👀

Terima kasih udah baca ><

Gumiho Boyfriend || Park IlpyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang