06

522 86 6
                                    

Get Well Soon
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ilpyo menggenggam tangan [Name] dengan lembut. Gadis itu masih tertidur pulas di ranjang rumah sakit. Ilpyo melirik kaki [Name] yang terbalut perban. Keningnya mengkerut saat mengingat peristiwa yang menimpa gadisnya tempo lalu.

[Name] sendiri merasa tidurnya terusik saat merasakan sentuhan di tangannya. Gadis itu mengerjapkan pelan matanya dan mendapati wajah muram kekasihnya.

"Kenapa kau di sini?"

Ilpyo tersentak mendengar suara gadis itu. Ia menatap wajah [Name] dengan air mata tertahan. Pemuda itu merasa bersalah karena tidak bisa melindungi orang yang ia sayangi.

Melihat ekspresi Ilpyo, gadis itu tersenyum tipis.

"Aku baik-baik saja Ilpyo. Itu kan hanya kecelakaan."

"Tapi tetap saja, aku tidak bisa melindungimu."

"Memangnya siapa yang minta dilindungi? Aku ini gadis perkasa tahu."

"Kenapa kau ini sangat berpikiran positif sih?"

[Name] terkekeh kecil. Gadis itu merubah posisinya menjadi duduk. Ia menarik lengan Ilpyo dan memeluk pemuda itu. Ilpyo juga membalas memeluknya.

"Kau pacarku atau bayiku sih?"

Ilpyo tidak menjawab. Pemuda itu mengeratkan pelukannya, menenggalamkan wajahnya di bahu gadis itu. [Name] dapat merasakan kain bajunya sedikit basah.

Gadis itu menepuk pelan punggung Ilpyo yang gemetar. Ia dapat merasakan ketakutan pemuda itu.

"Aku takut [Name]. Hari itu bukan hanya kau, tapi Seungah dan Hyeonbok juga jadi korban. Aku bingung harus berterima kasih untukmu atau marah untuk mereka pada Taek Jegal. Kalau dia tidak melemparmu hari itu, kau mungkin ... mungkin ... uh..."

"Tapi aku baik-baik saja kan. Aku juga tidak terluka parah. Kau harusnya lebih mengkhawatirkan rekanmu. Mereka pasti tidak bisa bertarung lagi."

[Name] menggigit bibir bawahnya. Sejujurnya ia juga merasa bersalah. Karena terlambat mencari bantuan, Seungah dan Hyeonbok jadi harus kehilangan anggota tubuh mereka.

Dibanding mereka, tentu saja keadaan gadis itu lebih baik.

"Kuatlah Ilpyo, kau harus membalasnya. Walau aku selamat, tetap saja dia melemparku dengan enteng. Sekarang kau punya alasan lebih kuat lagi untuk menang kompetisi, jadi semangatlah ya."

Ilpyo menjauhkan tubuhnya. Ia menatap [Name] dengan wajah sembab. Gadis itu tersenyum kemudian menghapus sisa air matanya.

Mata Ilpyo terpejam merasakan sentuhan hangat dari [Name].

"Aku akan menang [Name]. Aku berjanji padamu dan semuanya."

[Name] tersenyum mendengarnya.

"Tekad itu yang ingin kulihat."

"Kalau begitu cepatlah sembuh, karena aku berharap kau melihatku mengalahkannya."

"Tentu saja, aku pasti akan sembuh. Luka kecil ini tidak akan bisa menghalangiku."

Ilpyo tertawa pelan. Ia mendekatkan wajahnya dengan [Name] kemudian mengecup dahi gadis itu.

"Aku pergi dulu. Jaga dirimu ya."

"Baiklah."

Ilpyo pergi setelah memberi satu kecupan lagi di bibir [Name]. Gadis itu tersenyum menatap punggung kekasihnya.

Tak lama setelah Ilpyo pergi, seseorang masuk ke dalam ruangan itu.

[Name] yang bersiap untuk tidur lagi, terpaksa harus menegakkan tubuhnya. Gadis itu tertegun kala melihat identitas orang yang masuk tadi.

Seorang pemuda dengan surai birunya yang panjang berdiri tepat di samping ranjang milik [Name].

"Apa yang kau lakukan di sini?"

"Mengunjungimu?"

"Aku tidak butuh. Pergilah!"

"Hei begitukah caramu berbicara pada orang yang menyelamatkanmu?"

"Oh ya? Kau menyelamatkan seseorang dengan melemparnya menembus dinding?"

Jegal memutar bola matanya. Ia merasa heran dengan gadis itu yang selalu sensitif jika ia dekati.

"Gara-gara menembus dinding, kau tidak jadi dikremasi."

"Hei!! Berani sekali kau mengatakan itu."

"Kenapa? Apa perkataanku salah?"

[Name] ingin protes, tapi yang dikatakan pemuda itu memang benar. Jika tidak dilempar, sudah jelas akan seperti apa nasibnya hari itu.

"Baiklah terima kasih telah menyelamatkanku. Sekarang pergilah dari sini."

"Tidak mau."

"Apa?"

"Aku tidak mau pergi."

[Name] melongo menatap pemuda itu. Ia tidak bisa menebak isi pikirannya. Sebenarnya kenapa ia tiba-tiba datang mengunjunginya seperti ini? Apa Jegal sedang merencanakan sesuatu yang berbahaya?

"Dengar tuan, seperti yang kau lihat kakiku diperban dan di lenganku terdapat selang infus. Kau tahu artinya itu? Aku adalah pasien. Aku butuh istirahat dan aku juga tidak boleh stress. Jadi dengan sangat hormat kukatakan, pergilah dari sini."

Jegal terdiam sejenak. Entah mengapa tatapan sengit [Name] malah membuatnya ingin lebih lama di tempat itu.

"Baiklah aku akan pergi, tapi ada syaratnya."

[Name] mulai merasa kesal. Syarat? Apa lagi yang pemuda itu inginkan darinya.

"Apa yang kau inginkan?"

Jegal kembali terdiam. Cukup lama hingga membuat kekesalan [Name] makin bertambah. Gadis itu menarik nafas panjang lalu menghembuskannya dengan kasar.

"Dengar ya, aku tidak punya waktu untuk-"

"Putuskan dia."

"Hah?"

"Jika aku mengalahkan Ilpyo di kompetisi, maka putuskan dia lalu jadilah pacarku."

Mata [Name] melebar. Ia tidak percaya dengan apa yang ia dengar sekarang. Pemuda itu benar-benar sinting pikirnya. Bagaimana bisa dia tiba-tiba meminta gadis itu putus dengan pacarnya lalu mengajukan dirinya sendiri untuk dijadikan pengganti.

Tentu saja [Name] menolaknya.

"Jika kau setuju, aku akan berjanji tidak membunuh Park Ilpyo."

[Name] membuka mulutnya, namun tidak ada suara yang keluar. Ia ingin membantah, tapi begitu mendengar ucapan selanjutnya, gadis itu langsung merasa takut.

Sudah pasti pemuda ini mampu membunuh Ilpyo jika ia mau. [Name] tentu tidak ingin hal itu terjadi. Ia pun menyetujui permintaan Jegal.

Setelah pemuda itu pergi, [Name] langsung menelfon seseorang dengan ponselnya.

"Mori, aku butuh bantuanmu."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kok ceritanya jadi gini :')

Jegal jangan gangguin nem ama Ilpyo dong.

Tapi gapapa sih, biar ada konfliknya dikit. Daripada uwu-uwu terus ya kan :')

Chapter ini aku ketik pas selesai upacara. Karena hari pertama jadi free class, seneng banget huhu.

Oh iya, aku mau minta pendapat reader tentang tulisanku. Mungkin bisa dikasi kritikan atau saran dari kalian biar aku bisa lebih berkembang.

Kolom komentar tersedia gratis untuk kalian.

Terima kasih udah baca 💜💜💜

Gumiho Boyfriend || Park IlpyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang