Chapter 3

862 69 5
                                    


Happy reading...

Hope u enjoy it 🥰





Taeyong benar-benar tidak bisa fokus bekerja, karena sedari awal ia bekerja sosok tampan itu selalu memperhatikannya.

“Yongie, kurasa pria tampan itu menyukaimu, lihatlah sedari tadi pandangannya tak lepas dari dirimu.” Goda Seulgi saat Taeyong menghampirinya untuk memberikan pesanan pelanggan.

"Pria yang mana, Nuna?" Taeyong bertanya seolah ia tak tahu siapa yang dibicarakan oleh Seulgi.

"Yang di ujung sana," balas Seulgi sambil menunjuk ke arah Jaehyun.

“Tidak mungkin, Nuna. Mungkin kau salah sangka saja," sanggah Taeyong. 

Seulgi tertawa pelan. “Kurasa benar pria itu menyukaimu, Yongie. Kurasa kalian saling mengenal!”

“Aku tak mengenalnya Nuna, tapi ia tahu namaku.”

“Benarkah?” Seulgi sedikit terkejut. Patas saja pria tampan itu tak berhenti memperhatikan Taeyong.

Bisa jadi pria itu memang memperhatikan Taeyong diam-diam. pikir Seulgi dalam hatinya. Sambil mengangguk-angguk seolah mengerti.

“Kurasa ia pria yang baik, tidak ada salahnya kau berkenalan dengannya, bisa saja dia jodohmu, Yongie." Seulgi menggoda si cantik sambil mencolek dagunya.

“Aishh Nuna!!” Taeyong malu, terus-terusan digoda oleh bos cantiknya itu.

Seulgi kembali tertawa, senang sekali menggoda karyawannya yang satu ini. Karena Taeyong sangat lucu dan polos, ditambah wajah menggemaskannya saat sedang cemberut seperti ini.

Tanpa mereka sadari, pria tampan itu mendengar seluruh percakapan mereka. Ia hanya diam menyesap kopinya. Senyum simpul terbit di bibir tebalnya. 



***



Menunjukkan pukul 21.45 malam, Taeyong menghampiri meja dimana si pria tampan duduk sedari siang tadi, karena kafe akan segera tutup.

Taeyong ingin membersihkan meja yang digunakan oleh si pria tampan tersebut. Kafe sudah sepi hanya sisa beberapa pelanggan yang juga bersiap-siap meninggalkan kafe.

“Maaf tuan, kami akan segera tutup, saya ingin membersihkan mejanya, Tuan,” ujarnya pelan saat sudah sampai di meja si tampan.

“Tak apa, bersihkan saja mejanya, aku akan menunggumu selesai.” Pria tampan itu berujar tanpa menoleh kepada Taeyong. Ia tampak sibuk dengan tablet yang berada di tangannya.

Taeyong mengerjap memandang si tampan bingung.

“Aku akan mengantarkanmu pulang.”

Pria tampan itu mendongak sekilas karena menyadari si cantik hanya diam. Selesai mengucapkan itu si tampan kembali fokus pada tablet di tangannya.

“Ehh.. tidak usah tuan, aku bisa pulang sendiri, rumahku juga tak jauh dari sini, Tuan.” Taeyong menolak dengan halus, walau ia tadi sedikit terkejut.

Tidak ada jawaban lagi dari si tampan, ia hanya memandang tajam Taeyong.

“Hmm... baiklah, tunggu sebentar tuan.”

Taeyong pasrah, seolah mengerti akan tatapan itu. Taeyong terpaksa mengiyakan ajakan si tampan karena takut akan tatapan tajam pria tersebut.

Setelahnya Taeyong kembali fokus membersihkan kafe.



***



"Nuna, aku pamit pulang."

"Tunggu sebentar, Yongie. Aku hampir selesai. Biar sekalian aku antar kau pulang." Seulgi menahan Taeyong saat pria mungil itu hendak keluar dari kafe. 

Looking For UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang