-selamat membaca-
Mata cewek itu hanya digunakan sebagai bahan lamunan saja namun langkahnya tetap lurus nth dimana tujuannya.
Alsa hanya berusaha untuk tegar kembali, beri ia beberapa jam waktu. Lalu akan bangkit lagi sambil menopang tubuhnya kuat.
Jangan biarkan mentalnya ikut rusak, fisiknya sudah lelah.
Sibuk melamun sambil bersamaan berjalan tanpa tau ada seseorang yg sudah berhenti didekat tubuhnya.
"hei!"
Tak ada buyaran dari lamunan itu.
"Oy!"
Alsa terkaget, karna tangan orang itu pun menepuk pelan pundaknya.
"lo mau mati?!"kesal orang itu sambil menghadapkan tubuh Alsa, kehadapan nya.
Alsa tak menggubris, matanya kembali melamun. Mata yg bengkak itu sekarang memandang kosong didepan.
"lo ada masalah hidup apasih?! emang mau bunuh diri?! Jangan disini bego yg ada kasus penabrakan--"
Bruk.
Cowok itu terdiam, tubuh Alsa malah bersandar di bidang dada miliknya tanpa malu.
"Eh?! Apaansi--"
"sebentar aja, sedikit kasih gue sandaran. Gue cape, please"parau Alsa, nada suaranya kian melemah.
Erzo semakin terdiam, beberapa detik cowok itu menangkup tubuh mungil milik Alsa, lalu memeluknya erat.
Dia benar benar menuruti permintaan Alsa, memberikan sandaran, ah seakan juga memberi kekuatan.
Tanganya bekerja untuk mengelus surai rambut wanita yg tak pernah ia temui.
Cewek yg sedang ia peluk itu menangis tersedu-sedu dibidangnya, ah rasanya lukanya terbagi rata untuk dirinya juga.
Apa seluka itu gadis ini?.
.
.
.Setelah beberapa lama menenangkan diri dibidang cowok asing, sekarnag dua sejoli itu sedang duduk disalah satu pedagang kaki lima yg berjualan mie ayam.
"Ga berniat cerita aja sama gue?"tawar cowok itu setelah meneguk air nya.
Alsa menggeleng dengan wajah sembabnya.
Erzo meringis, ngapain juga dia harus tau kehidupan orang asing ya?.
"oh- yaudah. Btw nama lo?"tanyanya.
"Alsa"jawab Alsa seadanya.
"Kenelin gue Erzo Cevalino"Erzo menyulurkan tanganya kehadapan Alsa.
"iya salam kenal, makasih ya udah bikin gue tenang"senyum Alsa, wajah yg masih sembab begitu tetap saja masih tersenyum tegar.
"ahha iya sans aja, kelas berapa? Sma kan?"tanya Erzo yg mulai menarik tanganya bersamaan dengan tangan Alsa juga.
"Iya, kelas 12. Lo?"tanya Alsa balik setah menjawab.
"sama dong, sekolah dimana?"tanya nya lagi.
"sma Elaxajaya bangsa, lo?"tanya balik lagi.
Nthlah pertanyaan itu tiba tiba mengalir begitu saja.
"Wah, gue mah di Deridakur bangsa"jawabnya.
"Oh yg sekolah sering kena banjir itu ya?!"pekik Alsa heboh.
"duh terendah mah nama sekolahnya"lalu kedua orang itu tertawa.
"Malah kalau banjir gue pasti seneng, bisa main air gituu"ujar Alsa mengiming-imingi.

KAMU SEDANG MEMBACA
6 6 [END]
Acak"tanggal enam bulan juni." !END! !LENGKAP! "paan?"selidik Zeon tajam. "gue bakal nyerah dihari itu kalau saat itu juga lo ga nerima gue" . . . Alsa mengejarnya sampai titik paling jauh, saat memasuki bulan mei dia memang harus menguatkan hatinya. Ha...