ujian |33|

1.5K 52 6
                                    

-Selamat membaca-
28-05-20xx
06:54
Senin

Siswa dimulai tanggal ini akan berjuang mati-matian untuk mendapatkan angka tinggi, yg jika dipikir kan sebenarnya hanya deretan angka biasa.

Namun angka ini ditatap beda oleh pelajar, bagi mereka nilai ujian adalah suatu yg sangat berharga.

Membuat angka itu tinggi, adalah kebanggaan yg akan timbul pada orang tua mereka masing-masing.

Semua berkeringat peluh, mungkin ada sebagian siswa yg tidak perduli.

Namun kali ini Alsa yg biasanya mendapatkan nilai terendah disekolah, akan mengerjakan dengan sangat teliti dan benar.

Dengan siswa yg melaksanakan ujian disekolah, namun tidak dengan Alsa yg melakukanya dirumah.

Tidak lupa dengan didampingi guru tentunya, karna ini semua sesuai hukuman. Mau ia adalah cucu pemilik sekolah, sang kakek tampak tak membedakan.

Namun Valham memberikan les privat dirumah, guna untuk membuat Alsa mengulang pelajaran.

Walaupun sudah terlalu lambat untuk belajar serius, Alsa tetap berusaha mengikuti les.

Bahkan sang kakek memperleskan Alsa tidak dengan satu guru untuk sehari, namun satu hari untuk empat guru dalam satu mapel adalah, tiga jam.

"ketahuan kamu menyiapkan contekan, jangan harap kertas itu utuh"ujar Valham tiba tiba muncul diruang tamu.

Alsa sedikit bergertar, ia melirik kecil kearah Valham.

Tampak lelaki paruh baya itu bersedekap dada dengan arah mata mengintrogasi, membuat guru yg manjadi pengawas terkekeh.

"iya kek, ga akan ko--"

"maaf kami telat"

mendengar seseorang yg baru saja masuk kedalam rumah besar itu lewat pintu utama yg sengaja dibuka. Alsa melirik sosok wanita paru baya namun tampak masih terlihat muda.

"ah, Alita? Saya kira kamu tidak jadi anterin anak tiri mu"ujar Valham langsung menyambut hangat wanita tersebut.

"jadi Val, tapi sedikit terlambat karna tadi ditahan oleh papahnya sebentar"kekeh Alita, menoleh kebelakang namun lelaki yg diajak tak kunjung masuk.

"Lho? Arfan masuk sini nak"

Alsa yg mendengar nama itu reflek membulatkan mata saat melihat sosok yg sangat familiar.

"permisi"tunduk Arfan sedikit seolah sopan pada pemilik rumah.

"nah ini dia anak saya, Val. Bolehkan barengan cucu kamu ujiannya? Tapi ini diam-diam loh sama Velo"jelas Alita.

Valham mengangguk mengerti "nak, duduk disebelah Alsa sana biar mulai ujian"pintahnya.

Kini giliran Arfan yg menganggukkan kepala, lalu berjalan mendekati Alsa yg duduk beralas karpet berbulu dengan menggunakan meja ruang tamu.

"Kita ngobrol diluar saja Alita, biar mereka bisa fokus. Pak tolong jagain mereka ya jangan kasih contekan"ujar Valham membuat sang guru pengawas mengangguk.

6 6 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang