-selamat membaca-
25-05-20xx
06:38Alsa tertekun saat melihat sosok Arfan yg baru saja turun dari motor, lelaki itu tampak sedang membuka helmnya dengan sangat hati-hati.
Alsa berjalan mendekat, berupaya hanya untuk menyapa Arfan.
"Hei Arfan?"
Arfan menoleh, menatap siapa yg memanggilnya. Saat tau siapa yg memanggil cowok itu malah membuang wajah cepat lalu segera berjalan.
Alsa yg didiami hanya memasang raut bingung, sedikit berlari mengejar langkah cowok itu.
"Oy Arfan! Gue manggil loh"
Grep!
Dapat!
Terhenti saat tanganya dicekal oleh Alsa, namun sama sekali tidak berniat berbalik.
"Gue ada salah? Kok lo diemin gue? Wajah lo kenapa biru-biru gitu?"tanya Alsa menatap wajah Arfan dengan cara memajukan kepalanya, melihat bekas memar yg membiru.
"Engga, lepas"lalu menyentak pelan tangan putih yg tadi sempat memegangnya.
Kembali berjalan meninggalkan Alsa yg hanya berdiri tanpa berniat mengejarnya lagi.
"lo malu karna cerita sama gue semalam?"
terhenti, membuat Alsa berjalan mendekat lagi.
"lo bener malu ya?"goda Alsa, dengan menahan tawanya karna ekspresi Arfan yg sedikit gugup.
"engga! Siapa yg bilang gue malu?!"
"gue barusan"jawab Alsa sambil menunjuk dirinya sendiri, tapi tetap menggunakan nada menggoda cowok itu.
"Apaan sih? Gue ga malu, gue cuma ga mood buat ngomong"Arfan kembali melangkahkan kaki, dengan Alsa yg mengekori disamping.
"Heleh, mood-mood tai"ujar Alsa berkata asal.
"mulut lo Alsa"tangan cowok itu seketika mengutup bibir Alsa dengan tanganya, merasa bahwa wanita tidak cocok berkata kotor.
"Kenapa?"tanya Alsa bingung dengan nada tak jelas karna bibir nya ditutup.
"kasar"jawabnya singkat lalu menarik tanganya dari bibir cewek itu.
.
.
.Kringgg!!!!
Suara gemuruh dari pekikan kesenangan dari siswa-siswi SMA Elaxajaya, karna bel istirahat sudah berbunyi.
Mampu membuat semua keluar dari ruangan kelas masing-masing menuju kantin.
Begitupun Alsa yg juga berniat untuk mengisi perut,
Kantin.
"bude, batagornya sepuluh ribu ya sama air mineral , ni uangnya saya duduk disitu"tunjuk Alsa pada meja kosong yg berada dipinggir setelah menyodorkan uang berwarna hijau membuat sang penjual mengangguk bersamaan mengembalikan uang bernilai lima ribu rupiah.
Alsa berjalan sedikit santai kemeja yg baru saja ditunjuk tadi, walau dengan beberapa mata sedang menatapnya tajam.
Sembari menunggu Alsa melihat sekitar kantin mencari keberadaan kekasihnya, mungkin Zeon sudah bersekolah kembali.
"Ceila maafin gue ya?"
Suara yg tak asing membuat mata Alsa mencari sang pemilik suara itu, Zeon.
Ya Cowok itu sedang mengikuti Ceila yg baru saja memasuki area kantin, terlihat Zeon memegang tangan Ceila bersamaan dengan mengucapkan perminta maafan.

KAMU SEDANG MEMBACA
6 6 [END]
Random"tanggal enam bulan juni." !END! !LENGKAP! "paan?"selidik Zeon tajam. "gue bakal nyerah dihari itu kalau saat itu juga lo ga nerima gue" . . . Alsa mengejarnya sampai titik paling jauh, saat memasuki bulan mei dia memang harus menguatkan hatinya. Ha...