"Hai kak, ketemu lagi."
"Oh hei- siapa namanya lupa.. Eee Nazar?"
"Yap. Kak mau ngomong boleh?"
"Ya ngomong aja, kenapa harus izin."
"Tapi ngomongnya jangan disini, ikutin aku kak."
Alfi tidak mau langsung nurut begitu saja, maaf saja dia sudah pengalaman. Dia mikir-mikir dulu kalo diajak orang lain entah kemana. Apalagi Nazar baru kemarin kenal dengannya.
"Kok diem aja?" Tanya Nazar.
"Ngapain sih, disini aja."
Senyuman ramah Nazar yang daritadi ia tampilkan luntur dan sekarang terlihat ia sedang mengintimidasi Alfi. Alfi yang dengan cepat merasa takut melihatnya mengalihkan pandangannya ke lain. Nazar menyeramkan.
"Nurut kak."
Balik kanan berjalan menjauh dari Nazar, Alfi takut Nazar ingin melakukan hal yang ada di pikirannya. Sayangnya jalannya terhenti karena tangannya ditarik oleh Nazar. "Nazaar Lepasiiin."
"Makanya nurut!" Alfi terkejut karena Nazar berteriak kepadanya, dia sangat yakin Nazar ini salah satu orang yang tidak suka penolakan.
Alfi pasrah ditarik Nazar entah kemana. Sepanjang jalan murid lain yang melewati mereka membisikkan "Korban baru lagi.."
Ternyata Nazar menarik Alfi ke belakang sekolah dimana biasanya sepi. Nazar melepaskan Alfi, menatap mata Alfi dengan tajam, seperti itu sekitar 15 detik.
Alfi bingung ada apa dengan Nazar. Prik banget gak si?
"Besok malem ayok kencan." Ucap Nazar tiba-tiba. Mendengarnya, Alfi balik menatap Nazar yang masih setia menatapnya juga. Bisa bisanya orang ini menariknya jauh-jauh kesini hanya untuk mengajaknya kencan? Alfi sebenarnya senang jika ada yang mengajaknya jalan-jalan, tapi tidak kalo yang ngajak Nazar.
"Emm gimana ya.." Alfi bingung gimana cara menolak ajakan orang, selama ini ia selalu mengiyakan apa kata orang. Tapi disini dihadapannya Nazar, jelas dia tidak mau.
"Gue udah nebak lo bakalan nolak." Mendorong Alfi ke dinding, mengukungnya, Nazar menyentuh leher Alfi dengan Kasar. "Lo berani nolak ajakan gue?"
Menegukkan ludah, Alfi bertanya kenapa dari banyaknya siswa di sekolahnya, ia yang anak baru malah mendapatkan hal seperti ini.
"Eugh lepasinnn."
Seperti senang melihat Alfi kesakitan, Nazar mencekik Alfi dengan smirk menyeramkan.
"Gue suka lo. Dan itu mutlak, lo harus suka balik juga. Kalo gak.." Alfi memukul tangan Nazar dengan berkali-kali, dia kehabisan napas. "..lo bakalan dapat lebih dari ini."
Melepaskan Alfi, "Inget, besok malam dandan yang bagus." Lalu Nazar meninggalkan Alfi yang mehirup oksigen terburu-buru. Jika saja Nazar tidak melepaskan cekikannya, ia yakin hidupnya akan berakhir kehabisan napas.
***
"Njir, gue udah nebak sih bakalan kejadian hal kek gitu pas denger nama Nazar."
"Oh? Lana kenal Nazar?"
"Siapa yang gak kenal dia, orang terbajingan."
Lana ingat mendengar siswa bernama Nazar pernah memperkosa salah satu siswi di sekolahnya, tidak lama kemudian anak itu mencari masalah dengan Ferdi. Mulai saat itu ia mulai membenci Nazar karena sangat suka cari masalah dengan gengnya Ferdi.
Tidak kalah kesal dengan Lana, Ferdi sebenarnya juga kesal dengan Nazar. Nazar membuat grup atau sebut saja geng, yang sengaja ia buat untuk menyaingi Ferdi. Ferdi sebenarnya tidak peduli, ia tau gengnya adalah geng terbesar di lingkungan sekolahnya. Tapi semakin lama geng Nazar semakin keterlaluan.
![](https://img.wattpad.com/cover/243450501-288-k871684.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive - [ boyslove ]
Romansa[On Going] [Revision] Bercerita tentang Fakboy yang bertemu dengan Nerd. Merasa tertarik, ia melakukan berbagai hal untuk mendapatkan hati orang itu. Di lain sisi, Badboy sekolah yang bersahabat dengan si Fakboy diam-diam memiliki perasaan dengan sa...