1 - Plan

9.3K 351 20
                                    

"Lana.. Kita putus aja ya."

"Loh beb? Kok ngomong gitu?"

"Iyaa aku serius kita putus ya."

"Emang aku kurang apa beeeb? Kok tiba-tiba minta putus?"

"Kamu terlalu imut."

Tutt Tutt

Lagi-lagi alasan dia putus dengan pacarnya gara-gara dia imut. Lana heran, terus kalo imut kenapa? 

Dia sudah berkali-kali putus dengan berbagai macam alasan: terlalu imut, terlalu cantik, dan parahnya terlalu pendek. Hellaw

Tapi kalo gini terus dia bakalan jomblo dong. Lana paling gak banget kalo dia jomblo, dia harus punya pasangan. Alasannya sih simple, dia hidup dimana 'gak pacaran = jelek'. Dia kan ganteng(bukan imut).

So, Ia akan mencari pacar, walaupun cowok. Kenapa? Setiap cewek yang ia kencani selalu minder karena mereka kalah imut. Artinya kalau dia mengencani manusia berbatang, pasangannya tidak akan merasa minder karena keimutannya. Ya gak sih?

***

Sesuai rencana, Lana gak akan cari pacar cewek, gak dulu. Tapi cowok. Ya mau gimana lagi cuplikan di atas itu sudah seperti deja vu bagi Lana.

Sudahilah hal biasa ini, mari kita lakukan hal yang di luar nalar.

Kembali ke naskah. Sekarang Lana sedang menuju sekolah. Saat bersepeda dengan bersenandung lagu Blackpink, ia merasakan aura tidak baik dari orang yang sedang memandanginya. Bukan, orang itu bukan hantu atau semacamnya. Orang itu terus memandanginya dengan tatapan nafsu(?) Orang itu berperawakan tinggi, oh iya dia laki-laki, berkacamata dengan rambut yang hmm rapi. Lana melihatnya kagum sih, gak tau kagum doang atau.. Atau jangan-jangan naksir?

Kebetulan orang itu sepertinya satu sekolah dengannya, tapi kok semakin dekat makin tambah aja nih kagumnya si Lana. Oh ganteng, pantes. Wait

Diliat-liat dan diingat-ingat, rencana Lana kan mau pacaran dengan cowok. Kalau orang ini yang menjadi pacarnya, pasti bakalan banyak fujo yang teriak teriak pas di sekolah. Lana tertawa kecil mengingat di sekolahnya banyak sekali kaum fujo.

Lalu tanpa membuang waktu, Lana langsung menghampiri cowok tersebut.

"Halo!" Sapa Lana sambil melambaikan tangannya.

"Eh Eumm.. Hai." Sahut cowok itu lalu menggaruk tengkuknya.

"Ngapain disini? Bentar lagi udah waktunya bel jam pertama."

"Anu.. Eeee.. Itu langitnya lagi bagus.. Ja-jadi suka aja liatinnya." Cowok itu langsung melihat keatas kesana kemari. Padahal mendung.

"Ya terus lo jalan kaki? Agak jauh sih, tapi gak sejauh itu kalo dari sini. Gak ada transportasi lain kah?" Interogasi Lana biar keliatan PDKT.

"Ce-ceritanya panjang." Sahut Cowok tersebut.

Lana kira cowok di depannya ini sifatnya keren. Ternyata badan nya saja gede, kelakuannya persis seperti anak SD.

"Ya udah sini naik, gue bonceng." Ajak Lana sambil nepuk jok di belakangnya. Iya sepeda Lana itu sepeda cewek. Punya emak dia.

"Anu tapi-

"Udah gak usah tapi-tapian! Cepetan! Keburu telat ntar."

Lalu cowok itu langsung naik ke sepeda Lana. Sambil merapikan kacamatanya. Berat juga ya bawa orang gede pikir Lana. Orang di belakannya ini mungkin memiliki tubuh atletis, keliatan dari porsi tubuhnya yang bagus. Tapi kok kelakuannya gak sesuai ya.

Possessive - [ boyslove ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang