"Assalamualaikum Om Reno, Tante Zarin, Epan mabok kerupuk seblak nih!" ucap Fahmi di depan rumah Revan. Udah nggak usah kaget, Fahmi ini penganut kata 'anggap aja rumah sendiri.'
"Waalaikumusalam, nah kan apa Bunda bilang, bro Epan sih!" ucap Zarin setengah meledek.
"Ini Tante, Revan bandel banget, bilangnya perutnya sakit kayak mau lahiran. Tapi pas Lea samperin dia masih aja nyemilin kerupuk seblaknya," lapor Lea. "Oh iya Tante, aku Lea temennya Revan," sambung Lea ramah.
"Calon mantu Bunda Zarin ini, fix no debat!" celutuk Zarin jahil.
"Hah? Nggak, cuma temen kok, Tan!" balas Lea sambil tersipu malu. Ditambah Dena menggodanya dengan menyenggol pelan bahunya. Revan cuma senyum-senyum ngeliatin kelakuan random Bundanya.
"Yaudah yuk masuk! Tante siapin makanan buat kalian!" kata Zarin sambil menuntun Dena dan Lea masuk ke dalam rumah. "Fahmi, Adnan juga yuk!"
"ASYIK! ASUPAN!" pekik Adnan dan Fahmi bahagia, kemudian ngekor masuk ke dalam rumah. Sementara Revan melotot bingung. Bisa-bisanya!
"Bunda, ini Epan mabok kerupuk seblak lho! Anaknya ditinggal gitu aja?" tanya Revan dengan nada manja. Dan yak! Bundanya udah nggak denger karena keburu masuk rumah. Jadi, yang anaknya Zarin siapa sih? Revan bingung sendiri. Cowok itu menghembuskan nafas sebal lalu masuk ke dalam rumah dengan mulut manyun. Berasa pengen cium bibirnya, eh :v
***
"Bunda udah ingetin Epan kemaren, Le! Tapi tuh cowok emang ngeyelnya next level!" ucap Zarin sambil sedikit meledek Revan. "Btw, cookies almond buatan Tante enak nggak, guys?"
"Enak banget!" seru Fahmi paling kenceng. "Fahmi boleh bungkus buat dirumah nggak, Te?"
"Nggak punya malu Lo!" cibir Dena.
"Anggap aja rumah sendiri, gitu kalo kata Om Reno," sanggah Fahmi sambil cengengesan.
"Serah lu dah!"
"Revan ngeyelnya udah akut ternyata ya, Tan? Manja juga," ucap Lea pada Zarin.
"Sama kamu manja?" tanya Zarin kepo.
"Iya Tante! Revan kayaknya anu deh, ituuu, itu lho!" sahut Adnan setengah ngode. "Ada something antara Revan sama Lea,"
"Wuih! Tepat sasaran banget," celetuk Zarin. Lea cuma senyum-senyum canggung, sementara Revan cuma menghela nafas liat kelakuan abnormal orang disekitarnya.
"Lo jujur deh, Van! Lo cemburu kan liat Lea sama Zafran di kantin tadi?" tanya Dena to the point yang langsung dihadiahi jitakan pelan dari Lea.
"Apaan sih?" sahut Revan panik. "Ngawur!"
"Cie, malu cie! Epan malu nihhh," goda Zarin.
"Nggak Bundaaaaa, udahlah Revan mau ke kamar dulu, perut Revan masih sakit!" ucap Revan ngambek.
"Revan!" panggil Lea.
"Hm?" sahut Revan.
"Istirahat ya, jangan sakit lagi, nggak lucu Lo kayak tadi!" ucap Lea lembut.
"Yoi siap! Thanks, My Lea!" ucap Revan deep banget lalu langsung pergi ke kamarnya. Orang di ruang tamu, khususnya Lea pada kaget denger ucapan Revan.
KAMU SEDANG MEMBACA
OVERDUE (✔️)
Teen FictionBlurb~ Kejebak Friend zone? Udah biasa. Suka sama seseorang tapi malu ngungkapin? Banyak. Tapi gimana kalo Lo suka sama seseorang tapi nggak bisa yakin kalo Lo beneran suka sama dia hanya karena prinsip, 'nggak mau pacaran'. Giliran udah sadar si do...