10- Is He Mad?

1.4K 149 17
                                    

10th May 2020

11 : 50 am

Gun tersadar. Kedua matanya di kejapkan beberapa kali hingga pandanganya yang buram menjadi jelas. Gun ingat terakhir kali ia masih berada di kamar mandi dengan air dingin yang membasahi tubuhnya. Tapi sekarang ia sudah berada di atas ranjang di kamar mereka dengan selimut tebal dan sweater yang tak kalah tebal, sehingga tubuhnya terasa sangat hangat saat ini.

Gun mendudukan tubuhnya perlahan dan menatap ke jendela besar di sisi lain ruangan. Cahaya matahari merengsek masuk dari celah gorden yang di tutup. Terlihat cukup terang di dalam ruangan yang lampunya telah di matikan itu.

Cklek..

Pintu kamar kemudian terdengar dibuka. Gun menoleh, Jumpol masuk kedalam kamar mereka dengan gelas berisi air putih dan susu yang entah untuk siapa.

"Kau sudah sadar?" Gun mengangguk pelan.

Jumpol berjalan mendekatinya dan duduk di sisi ranjang, membuat tubuh Gun entah mengapa refleks menjauh. Dan Off menyadarinya.

Tangan Off terulur kearahnya, membuat Gun dengan takut menutup matanya. Ia takut Off masih marah karena masalah dengan anak-anak sebelumnya. Namun, Gun tak menerima pukulan apapun, melainkan tangan hangat Off yang bersarang di keningnya.

"Suhu tubuh mu sudah mulai normal. Ini." Pria itu kemudian menyerahkan gelas berisi air putih itu pada Gun. Membantu istri mungilnya meneguk isi gelas itu dengan tangan Gun yang gemetar.

"Beristirahatlah. Kau bisa panggil Bibi jika butuh sesuatu." Off mengambil kembali gelas yang isinya telah di tegak habis oleh Gun dan berdiri, hendak keluar dari kamar.

Namun, ujung lengan bajunya di tahan oleh tahan mungil Gun. Dan itu kembali membuat Off menoleh sambil menaikan sebelah alisnya seakan bertanya 'kenapa?'

Gun bertanya dengan ragu, "Ehm... dimana anak-anak..?"

Gun bahkan tak berani menatap wajah Off saat bertanya dan Off hanya bisa bersabar menerima reaksi yang tak mengejutka itu. Mendengar Gun yang masih berani bertanya padanya saja sudah menjadi sebuah kejutan.

"Mereka di sekolah. Tenanglah." Jumpol melepaskan pegangan Gun dari ujung lengan bajunya dan berjalan keluar begitu saja.

Dan itu jelas membuat sebuah pertanyaan muncul dalam benak Gun, "Apa dia masih marah padaku?"

***

16 : 20 pm

Gun tak menyangka ia akan pingsan selama satu hari penuh dan baru terbangun siang hari selanjutnya. Ia baru mendengar cerita dari Bibi setelah keluar kamar siang tadi. Dan dengan keberuntungan yang entah darimana, Gun berhasil mendapat izin dari Jumpol untuk menemui sepupunya sore ini.

Lelaki mungil itu kini duduk di sebuah cafe, menunggu sepupunya, Newwie Thittipom datang. Mungkin mengingat New adalah tunangan dari sahabatnya, membuat Jumpol akhirnya mengizinkan Gun pergi sendirian.

"Gunnn.. Sorry, aku kelamaan. Gara-gara Tee nih!" Lelaki tinggi berkulit putih susu itu akhirnya datang dengan terburu-buru dan duduk di kursi hadapan Gun. Ia bahkan masih sempat mengomeli sang kekasih.

Gun terkekeh, "Gak masalah. Aku juga baru sampai. Pesan aja dulu, aku udah mesan duluan tadi."

New tak menyianyiakan kesempatan, selagi sang tunangan yang selalu menceramahinya saat makan manis tak ikut, ia memesan banyak camilan dan makanan pencuci mulut. Semuanya manis dan imut.

"Gun, ingatlah. Apapun yang terjadi, jangan pernah ceritakan ini pada suamimu! Jika Tee sampai tau, kau yang akan ku marahi duluan!" Si beruang kutub masih sempat mengancam dengan wajah manisnya sebelum menyantap camilan-camilan berwarna-warni itu.

Our Family { Offgun}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang