13 - Runtuh

743 77 9
                                    

22 Agustus 2021
13.30

Sesuai dengan janji Off pagi tadi, kini dirinya dan Gun berada di tengah perjalanan menuju rumah sakit tempat Mae Gun di rawat.

Off melirik ke jok penumpang di sisinya, menyadari betapa Gun terlihat gelisah sejak mereka berangkat.

Pasangan muda itu hanya berangkat berdua, karena ketiga putra mereka kini masih berada di sekolah dan rencananya akan mereka jemput setelah pulang dari rumah sakit.

"Gun. Ada apa?" Off mulai membuka pembicaraan mereka setelah keheningan menelan mereka sejak meninggalkan mansion.

Gun seakan tersentak dari lamunannya. Lelaki itu menggeleng kecil dengan senyum khasnya,

"Ah, bukan apa-apa. Aku... cuman khawatir dengan Mae." Gun menjawab setengah jujur, menunduk dengan sendu.

Off mengerti keadaan si manis disisinya, sehingga pria itu kembali senyap dan perlahan mengalihkan topik pembicaraan mereka,

"Omong-omong, aku memang tak pernah mempermasalahkan ini sebelumnya, tapi... kenapa anak-anak selalu memanggilmu 'Mamii' meski mereka tau kamu laki-laki?"

Gun akhirnya menoleh. Si manis tampak sama bingungnya, menjelaskan pada Off tanpa kata bahwa itu bukan idenya.

"Aku pikir P'Off yang menyuruh mereka." Gun membalas.

Ia memang sudah mendengar alasannya dari Chimon saat mereka bertemu lagi di rumah waktu itu, tapi tentu saja sebagai orang dewasa ia bisa melihat itu hanya kebohongan anak kecil. Namun, ia tak mempermasalahkannya sehingga tak punya niat untuk bertanya lagi.

Tebakan dasarnya hanyalah itu ide Off untuk membuatnya tak nyaman dengan pernikahan palsu mereka ini dan membuatnya tak akrab dengan anak-anaknya sehingga mereka akan mudah berpisah suatu saat.

Tapi, mendengar Off yang pertama kali mengangkat topik ini membuat Gun juga yakin, bukan Off pelakunya.

Off terkekeh tiba-tiba. Otak cerdasnya seketika menangkap dalang kebingungan mereka saat ini.

"Oh astaga, anak-anak nakal!"

Gun awalnya mengernyit. Namun melihat kekehan di bibir tipis lelaki yang kini menjadi suaminya itu, segera membuatnya paham.

"Jadi, ini murni ide mereka?" Gun ikut terkekeh.

"Ide Win, lebih tepatnya. Anak itu memang selalu jahil." Off mengoreksi, menggeleng pelan dengan senyum geli.

Gun terlihat lebih tenang sekarang, berhasil membuat Off mengulas senyum tipis.

"Tapi, aku sebenarnya gak masalah dengan panggilan itu." Gun kembali bersuara.

Namun Off membantah lembut, "Kamu mungkin tak masalah, tapi itu bukan kebiasaan baik untuk mereka. Bahkan jika seorang laki-laki menjadi Gay, kamu tetap laki-laki."

Topik yang di singgung kedunya mulai sensitif, membuat Off tak melanjutkan hal lainnya. Namun, Gun yang memang tau dan menerima jati dirinya hanya mengulas senyum. Ia tak masalah. Karena, menjadi berbeda memang bukan sesuatu yang mudah.

"Kebiasaan bisa di ubah. Aku akan membimbing anak-anak untuk mengubah panggilan itu pelan-pelan." Gun berucap lembut, seakan menenangkan Off.

Namun, hal itu terdengar tak nyaman di teinga Off. Seakan dia menyalahkan Gun.

Sehingga, pria jangkung itu segera menegaskan, "Aku tak menyalahkanmu."

"Gun tau."

Gun tersenyum, membuat Off akhirnya tenang. Gun sama sekali tak mengambil hati akan ucapan orang-orang selama ini, terutama yang menyakiti hatinya.

Our Family { Offgun}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang