Bab 10

1 0 0
                                    

Ternyata Al membawa Khayra ke warung Abah. Sesampainya di sana, Al pun langsung mengajak Khayra untuk masuk dan mempersilakan Khayra untuk duduk.

"duduk," ujar Al

Khayra pun segera duduk, Ia tidak banyak bicara, hanya menurut saja. Apalagi dari tadi tangannya sudah mengeluarkan darah. Luka nya semakin menganga dan wajahnya semakin pucat saja.

Setelah menyuruh Khayra untuk duduk, Al pun pergi berlalu begitu saja. Khayra pun hanya terus memperhatikan gerak-gerik Al sembari tetap diam tidak bicara sama sekali.

Setelah beberapa saat, Al pun kembali, kali ini Ia datang dengan membawa kotak P3K di tangannya.

"tangan," ujar Al sembari melihat ke arah tangan Khayra yang terluka

Khayra pun menurut, lalu menyodorkan tangannya yang terluka ke arah Al. Perlahan Al pun mulai memegang tangan Khayra dengan sangat hati-hati. Ia pun mulai mengelap darah di tangan Khayra, lalu membersihkannya dengan air bersih, sebelum kemudian memberikan obat merah di tangan Khayra.

"sorry kalo sakit, tahan sebentar," ujar Al

"sshhh," ringis Khayra menahan sakit saat luka nya di obati

"pegang tangan gua buat nyalurin sakitnya," ujar Al

Khayra pun hanya menatap tangan Al dengan ragu.

Melihat Khayra yang seperti nya canggung saat ingin memegang tangannya, Al pun segera menarik tangan Khayra, lalu Ia taruh di atas tangannya. Khayra pun sontak kaget dan menatap ke arah Al.

"gak ada cewek yang berani megang gua selain nyokap dan adik gua,"

"lo bahkan tanpa harus minta-minta dan udah gua suruh pun masih ragu, cewek lain ngebet banget pengen megang gua," ujar Al lagi dengan nada sombongnya

Fyi, itu bukan terlalu percaya diri. Tapi itu adalah fakta. Banyak para kaum hawa yang ingin mendekatinya, namun Ia tolak mentah-mentah. Itu lah mengapa Ia di sebut anti dengan perempuan.

"pede lo!" ujar Khayra

"gak percaya?" tanya Al

"musyrik percaya sama selain Allah. ngapain juga percaya, gak ada bukti," ujar Khayra

"lo mau bukti? Oke gua buktiin, gua anggap itu sebagai tantangan baru buat gua," ujar Al sembari menatap Khayra

Khayra pun balas menatap Al dalam-dalam.

Tin tin!

Saat sedang saling menatap, tiba-tiba terdengar suara klakson motor dari anggota inti Geng Zareo. Khayra dan Al yang gelagapan pun lantas memutuskan kontak mata nya.

"weh, udah maen pegang-pegangan tangan aja," ujar Alan menggoda

"gak cuma itu Lan, udah ke jenjang tatap menatap sekarang mah," ujar Nadi ikut menggoda

Mendengar ucapan dari Alan dan Nadi, sontak membuat yang lainnya pun tertawa. Berbeda dengan Al yang kini sudah memasang wajah kesalnya, sementara Khayra hanya menunduk menahan malu. Apalagi saat ini jelas bahwa ke dua pipi nya sudah seperti kepiting rebus.

"berisik," ujar Al

Melihat ketua nya yang sudah semakin kesal, mereka pun kembali tertawa tanpa henti. Al pun menoleh ke arah Khayra yang masih terus menundukkan kepalanya.

"jangan nunduk, lo malu?" tanya Al

Mendengar ucapan Al, Khayra pun lantas menegakkan badannya dan menatap ke arah Al sembari menggeleng kecil.

"pulang," ujar Al lagi

"ha?" beo Khayra bingung dengan ucapan Al

"malem, gak baik buat cewek. Ntar di cariin orang rumah," ujar Al sembari melepas jaketnya dan menyodorkannya ke arah Khayra

"gak usah, lo pake aja," ujar Khayra

"anjiirrr, sakit bangettt ati uweee di tolakk,"

"gilaa, seumur-umur baru kali ini gua liat si Bos di tolak,"

"parah lo, Khay. Baru pertama kali si Al ngebolehin jaketnya di pake sama cewek, bahkan dia sendiri yang nawarin tanpa lo harus ngemis lagi. Masih di tolak,"

"sabar ya, Bos. Hidup memang keras, jaket lo aja gak di terima apa lagi hati lo. Harus lebih ekstra lagi,"

Begitulah kira-kira lontaran-lontaran kata yang di berikan kepada Al. Al pun hanya menghela nafas kasar sembari terus menatap ke arah Khayra.

"gua bilang pake ya pake. Apa perlu gua pakein?" tanya Al

"lo aja yang pake, gua gak pake juga gak papa," tolak Khayra lagi

"ck! Batu." ujar Al sembari menarik Khayra dan memakaikan jaketnya ke tubuh Khayra

Khayra yang belum siap pun lantas kaget dan maju hingga menubruk dada Al.

"aawww cocwiittt!" teriak Nadi

Sedangkan Al pun dengan telaten memakaikan jaketnya dengan sedikit menundukkan badannya dan membisikkan sesuatu di samping telinga Khayra.

"kalo lo kedinginan, lo bisa sakit. Gua gak mau itu terjadi, jadi mulai sekarang lo harus nurut apa kata gua," ujar Al berbisik tepat di samping telinga Khayra

Khayra pun dengan spontan langsung menoleh ke arah Al. Ia hanya diam tanpa membalas perkataan lawan bicaranya. Setelah selesai memakaikan jaket untuk Khayra, Al pun beralih menggandeng tangan Khayra dan membawanya ke arah motor untuk mengantarkan Khayra pulang.

"gua anter Khayra pulang." putus Al kepada teman-temannya

"gercep banget ye kalo sama yang bening-bening mah," ujar Alan

"ahayy, gak kuat mata gua yang suci ini memandang ke-uwuan kalian," ujar Nadi

Setelahnya, Al pun menjalankan motornya dan mulai tak terlihat dari pandangan teman-temannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alvino DewantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang