Bab 5

3 1 0
                                    

Tringg!

Bel istirahat pun terdengar, semua murid mulai berhamburan keluar kelas dan menuju kantin. Sama halnya dengan Khayra dan yang lainnya, mereka pun langsung menuju ke kantin.

Saat di koridor, mereka berpapasan dengan Al dan yang lainnya. Khayra dan Al sempat saling bertatapan satu sama lain, namun hanya 3 detik dan setelahnya Al memutuskan kontak mata itu.

"ekhem, ada yang gak sengaja saling tatap menatap nih kayanya," goda Nadi

"jangan lama-lama, Bos. Kalo kata Fahru itu zina mata ahay, ya gak Ru?" ujar Alan

"hmm," ujar Fahru

Al dan Khayra yang kepergok pun langsung menjadi gugup dan salah tingkah.

"kantin," ujar Al, lalu berjalan duluan dan di ikuti yang lainnya

"aku ke kantin duluan ya, nanti makan kamu udah aku pesenin," ujar Alan kepada Ratu

"iya, By," ujar Ratu

Sesampainya di kantin, Rani dan Alya pun langsung memesan makanan.

"kalian pesen apa?" tanya Rani

"nasi goreng 2, es jeruk 1, jus alpukat 1," ujar Khayra sekaligus memesankan untuk Khayla

"tapi Khayla mau seblak," ujar Khayla

"nasi bukan seblak," ujar Khayra

"Ara bakso sama es jeruk," ujar Inara

"oke tunggu ya," ujar Alya kemudian pergi memesankan pesanannya

Sedangkan Ratu sudah di pesankan makanan favoritnya oleh Alan. Jadi, Ia tidak perlu memesan lagi.

Saat sedang menunggu Alya dan Rani kembali membawa pesanannya. Tiba-tiba saja Lauren lewat dan dengan sengaja menumpahkan kuah bakso yang masih panas ke tangan Khayra. Sontak teman-temannya kaget karena hal itu.

"lo tuh apa-apaan sih Ren! Keterlaluan tau gak," bentak Ratu

"ups, gak sengaja. Sorry," ujar Lauren sembari tersenyum sinis ke arah Khayra

Sedangkan Khayra hanya diam sembari menahan perih di tangannya. Oh ayolah, kuah bakso yang mengenai tangannya itu masih sangat panas. Itu membuat tangannya memerah hingga hampir membuatnya melepuh.

Bentakan Ratu tadi membuat semua murid menoleh ke arah mereka. Tak terkecuali anggota inti geng Zareo. Alan yang melihat kekasihnya marah-marah pun lantas berdiri dan menghampirinya.

"gak mungkin gak sengaja! Lo gak bisa liat? Mata lo buta?!" bentak Ratu

"gua bilang gak sengaja! Lo gak usah ngegas dong!" bentak Lauren

Sedangkan Khayla sudah menangis sembari memegangi Khayra.

"Khayra sakit ya hiks," cicit Khayla

"jangan nangis, ini gak sakit," elak Khayra sembari menahan sakit di tangannya

"terus lo kira gua percaya?! Gua gak sebodoh itu ya Lauren!" bentak Ratu lagi

Lauren yang kesal dengan Ratu pun sudah bersiap akan menjambak rambut Ratu. Namun, belum sempat tangannya menyentuh rambut Ratu, tiba-tiba ada tangan kekar yang menahan tangannya. Ketika di lihat, ternyata itu adalah Alan. Ia menatap Lauren dengan tatapan tajamnya.

"jangan berani-berani nya lo sentuh pacar gua," ujar Alan penuh menekanan

"lo gak usah ikut campur!" ujar Lauren

"lo keterlaluan, kita berhak ikut campur." ujar Al yang kini sudah berada di samping Khayra sembari memegang pundaknya yang entah sejak kapan sudah ada di sana

Teman-teman Al pun hanya terheran-heran dengan tingkah Bos nya. Sejak kapan Al berjalan ke samping Khayra? Dan lagi, sejak kapan pula Al menjadi suka ikut campur dengan urusan orang seperti ini?

"A-al?" ujar Lauren pelan

"jangan seenaknya. Lo harus berhadapan sama kepala sekolah, gak peduli bokap lo seorang donatur di sekolah ini," ujar Al

Ia pun menoleh ke arah Khayra dan menatap mata Khayra dalam-dalam. Kemudian melihat ke arah luka di tangan Khayra akibat kuah bakso tadi.

"urus dia," ujar Al kemudian pergi membawa Khayra entah ke mana

Teman-teman Al dan Khayra pun hanya bengong menatap kepergian mereka. Sejak kapan mereka kenal dan dekat? Ah sudahlah.

Mereka pun kembali menoleh ke arah Lauren.

"ayok ikut," ujar Nadi

"apaan sih, gak mau!" bantah Lauren

"jangan batu, lo harus di kasih hukuman biar kapok," ujar Alan

"lepas!" ujar Salsa

"diem," ujar Alan

Dan setelahnya mereka pun membawa paksa Lauren dan Salsa ke ruang guru.

Alvino DewantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang