Bab 3

4 1 0
                                    

Sesampainya di sekolah, Khayra dan Khayla pun langsung berjalan menuju kelasnya.

Namun saat di koridor, tiba-tiba saja ada seseorang yang menghadang jalan mereka. Khayra pun hanya merotasikan bola matanya malas melihat ke arah orang itu.

Khayra pun menoleh ke arah Khayla yang ada di belakangnya. Tepat sesuai fikirannya, saat ini Khayla sedang bersembunyi karena takut berhadapan langsung dengan orang itu.

"mau ngapain lo?" tanya Khayra to the point

"Khayra Andista dan Khayla Andista, berbanding terbalik banget ya lo berdua. Yang satu nya penakut, yang satu nya lagi sok berani," ujar Lauren sembari memainkan rambutnya

Ya, siswi yang menghadang langkahnya itu adalah Lauren Vichela dan Salsa Adiwijaya.

"minggir lo! Gak usah ganggu, gua mau lewat," ujar Khayra

"wooo, berani juga lo. Lo gak tau gua siapa?" tanya Lauren dengan smirk di wajahnya

"Khayra, Khay takut," cicit Khayla sembari memegangi tangan Khayra

Khayra pun hanya menoleh sekilas ke arah kembaran nya, kemudian menoleh lagi ke arah Lauren dan Salsa.

"Lauren Vichela. Murid kelas XII IPS 2, ada lagi?" tanya Khayra

Saat ini, mereka sudah menjadi tontonan para murid yang berlalu lalang di sekitarnya.

"dan bokap gua adalah donatur di sekolah ini," ujar Lauren mempertegas

"terus?" tanya Khayra dengan santai

"lo makin ngelunjak ya! Ya itu berati lo harus tunduk sama gua!" bentak Lauren

Mendapat bentakan itu, Khayra pun memejamkan matanya sebentar lalu membuka matanya membali. Sementara Khayla sudah gemetar karena takut.

"kasih gua alasan kenapa gua harus tunduk sama lo, Lauren." ujar Khayra dengan penuh penekanan

"bokap gua donatur di sekolah ini, gua bebas ngapain aja. Termasuk kalian, harus tunduk sama gua kaya anak-anak lain!" ujar Lauren

"cih, Lauren. gua kasih tau ya sama lo. Selagi masih orang tua lo yang kaya, lo tuh bukan apa-apa. Jangan gila jabatan cuma karena orang tua lo adalah orang penting di sekolah ini, lo tetep seorang siswi yang di sekolahkan di sini untuk menuntut ilmu, bukan sok berkuasa dan sok kaya. Satu lagi, kayanya ucapan yang lo bilang ke gua, kalo gua ini sok berani itu salah deh, karena gua emang berani, bukan cuma sok kaya apa yang lo bilang tadi. Menurut gua kata itu pantes nya buat lo yang selalu manfaatin kekayaan bokap lo buat bertindak semau lo, Ratu bullying," ujar Khayra penuh penekanan

"lo-"

"dan lagi, jangan harap gua bakal tunduk sama lo. Lo siapa? Sampe gua harus tunduk sama orang kaya lo. ckckck, minggir gua mau lewat." ujar Khayra lagi

Saat melihat ke arah Salsa, Khayra pun menyeringai.

"mau aja lo jadi babu nya dia," ucap Khayra ketus

Setelahnya, Khayra pun menggandeng tangan Khayla dan pergi dari hadapan Lauren. Ia muak jika harus berhadapan dengan seseorang seperti Lauren.

Sementara Lauren hanya menghentak-hentakkan kakinya kesal, Ia merasa di permalukan kali ini. Bisa-bisanya ada orang yang membantah ucapannya.

Tanpa sadar, ternyata aksi nya tadi di saksikan oleh anggota inti geng Zareo. Mereka menatap kagum atas keberanian Khayra saat memberontak. Karena memang selama ini belum ada murid yang berani melawan Lauren seperti yang Khayra lakukan tadi.

"wooo gila gila gila, keren banget Bro," ujar Nadi heboh

"yang kaya gini nih yang patut di lestarikan," ujar Alan

"siapa?" tanya Al yang masih menatap kepergian Khayra dan Khayla

"Khayra Andista dan Khayla Andista. Siswi kembar yang semalem di bahas," ujar Nevan

"kasian ya yang satu nya, ketakutan Bro hahaha," ujar Alan

"yang kaya gitu tuh yang patut di jaga," ujar Nadi

Sedangkan Al hanya terus memperhatikan kepergian kedua saudara kembar itu.

"kaya nya sih kaya nya ya. Ada yang mulai penasaran nih ekhem," ujar Alan menggoda Al

"yang mana nih, Bos?" tanya Nadi

"kalian ini," ujar Fahru yang hanya geleng-geleng kepala

"kalo lo yang mana Ru?" tanya Nadi

"main aman aja, langsung ta'aruf," ujar Fahru

"Akhi-akhi mah beda ye," ujar Alan

"kelas," ujar Al sembari berjalan lebih dulu menuju kelasnya di ikuti teman-temannya



Alvino DewantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang