12

47 3 0
                                    

Jangan lupa budidayakan vote sebelum membaca.

Cap cus, klik tombol bintang nya.

Tandai typo juga yah

Selamat membaca
🤗🤗🤗🤗🤗🤗

*********

Isla berlari menembus hujan yang turun semakin deras. Mata sembab, kepala pening, dan perasaan kacau balau, menyedihkan sekali penampakannya sekarang. Luka yang belum sembuh di hati Isla mendapat goresan luka baru setelah mendengar penjelasan dari Askara mengenai kepergiannya.

Goblok banget kalau masih mikirin masalah Askara. Kenapa nggak pernah bisa lupa, sih?!

Umpat Isla dalam hati. Kakinya lemas hingga jatuh berlutut. Tidak lama, suara tangis dan teriakan keluar dari bibir Isla. Suara itu teredam oleh bunyi hujan deras dan petir yang sesekali menyambar.

"AHHHH!!" Pekiknya frustasi. Sekarang ia berada di depan kampus dalam keadaan basah kuyup dari atas sampai bawah. Sepi. Tidak ada orang selain Isla di sana.

"Isla," terdengar suara seorang laki-laki memanggilnya. Laki-laki itu memayungi Isla yang sedang di guyur habis-habisan oleh hujan karena tidak tega gadis yang ia sayangi kehujanan.

Isla mendongak ke arah suara yang memanggilnya. Matanya sedikit memicing agar bisa melihat jelas sosok yang memayungi nya. "Kak Radika?" Ia terkejut Radika ada di hadapannya dan mendapati dirinya dalam keadaan serapuh dan seputus asa ini.

"Kamu ngapain di sini hujan-hujanan begini? Ayo bangun" ajak Radika membantu Isla berdiri dan membawanya langsung ke dalam mobil. Isla hanya mengikuti, membiarkan dirinya di rangkul pergi.

Setelah masuk ke dalam mobil, Radika melepas jaketnya dan memakaikannya ke Isla yang menggigil kedinginan. Ia mematikan pendingin mobil dan memandangi Isla yang pucat dengan khawatir. Bagaimana kalau Isla sakit?

"Jalan langsung ke penthouse saya yah pak" titah Radika yang dilaksanakan langsung oleh Pak Amir.

"Iya mas"

Radika langsung merangkul Isla ke dalam pelukannya setelah mendapati gadis bersurai coklat gelap itu belum berhenti gemetar. Sesekali ia mengusapkan kedua tangan Isla dengan tangannya agar istrinya merasa lebih hangat.

Isla kenapa yah?

Laki-laki berusia 28 tahun itu ingin bertanya pada Isla, tapi urung setelah melihat kondisi istrinya yang kurang pas untuk di tanyakan sesuatu sekarang. Bahkan Isla belum berhenti menangis sejak Radika menemuinya. Begitu tiba di gedung kediaman mereka dan berjalan ke lift, pandangan Isla memburam sebelum gelap total.

"Isla!"

Radika sigap menangkap tubuh Isla yang jatuh pingsan dan menggendong gadisnya dengan gaya bridal style. Begitu pintu lift terbuka, ia buru-buru menuju ke unit penthouse nya dan membaringkan Isla ke dalam kamar.

Bajunya Isla harus segera di ganti. Tapi sekarang Mbok Ama (ART dari rumah keluarga Diningrat yang datang seminggu sekali buat beres-beres penthouse Radika) udah pulang. Gimana nih?

Radika memijit-mijit pangkal hidungnya. Dia sungkan menggantikan pakaian Isla karena ingat dengan janjinya untuk tidak menyentuh gadis yang sudah menjadi istrinya itu tanpa izin.

"Mama, aku kedinginan." Teriak Isla setengah sadar. Kedua tangannya terlipat di dekat dada agar merasa lebih hangat.

Radika menaruh tangannya di atas kening Isla dan bisa merasakan kalau istrinya demam tinggi. Bagaimana tidak? Gadis itu lama di guyur hujan dan pakaian basahnya masih belum di ganti.

Radisla: The Arrange Married [COMPLETE] ✔✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang