27

34 3 0
                                    

Pesawat pribadi Mama Rose dan Papa Satya baru saja mendarat di Indonesia setelah 1 bulan stay di luar negeri untuk mengurus bisnis Mama Rose di Bhutan.

Tring..tring..

Mama Rose mengeluarkan ponselnya dan melihat panggilan masuk dari Bram, kakak Isla.

"Siapa ma?" Tanya Papa Satya melirik istrinya yang ada di sampingnya. Saat ini mereka menuju ke rumah bersama supir. Berada di pesawat terlalu lama membuat mereka lelah.

"Bram, pah"

"Tumben dia nelpon. Coba angkat"

"Halo, Bram. Ada apa nak kamu telepon tante?" Jawab Mama Rose mengangkat teleponnya dengan sambungan loud speaker.

"Assalamualaikum, tante. Maaf kalau Bram ganggu, tapi Bram butuh bantuan Om sama Tante kali ini" ucap Bram begitu mendengar suara Mama Rose. Selama sebulan ia berusaha mencari Isla tapi masih belum berbuah hasil. Karena itu ia pikir akan lebih baik meminta mertua adiknya untuk ikut mencari, mengingat mereka punya koneksi dan pengaruh yang lebih besar.

"Kamu mau minta bantuan apa?"

"Isla, Isla hilang tante. Udah sebulan Isla pergi dan Bram nggak tahu harus cari adik Bram ke mana lagi" Bram mendengus pelan, suaranya bergetar. Sementara Mama Rose membeku, berusaha mencerna ucapan Bram yang bilang menantu kesayangannya hilang.

"A-apa? Pergi? Hilang? Kok bisa? Sebenarnya kenapa sih? Kenapa kamu baru hubungi tante sama Om sekarang kalau perginya udah lama, Bram?"

"Aku nggak bisa jelasin gimana jelasnya, tapi Isla pergi karena Anya sama Radika, tan. Buat jelasnya tante bisa tanya aja langsung ke Dika, karena ini masalahnya. Maaf aku nggak bilang-bilang ke tante dari awal karena aku mikir pasti Dika udah ngomong ke tante, di samping itu aku juga nggak mau bikin kalian sama orang tua aku khawatir" Bram menjawab, ada rasa bersalah dalam nada bicaranya.

Mama Rose memaklumi, harusnya putra nya yang menghubungi nya lebih dulu, bukan Bram. Radika benar-benar suami yang tidak bertanggung jawab, pikir Mama Rose mencibir anaknya sendiri. Tunggu dulu, Anya? Jadi ini ada kaitannya dengan Anya? Ada apa dengan Radika? Apa dia kembali bersama Anya dan berselingkuh dari Isla? Jika iya, perempuan itu dan Radika keterlaluan sekali dan Mama Rose tidak akan mengampuni mereka, terutama Radika meski ia darah dagingnya sendiri.

"Nggak papa nak, harusnya Radika yang hubungi tante sama Om. Ya udah, kamu nggak usah khawatir yah. Om sama tante bakal ikut juga cari Isla"

"Iya, kamu juga jangan dulu ngomong ke orang tua kamu. Nanti nya mereka jadi semakin pusing di sana. Biar Om sama tante aja yang urus ini" tambah Papa Satya.

"Iya Om, tante. Makasih yah, Bram tutup teleponnya"

"Iya nak"

Panggilan terputus dan Mama Rose mulai berurai air mata. Bagaimana keadaan Isla sekarang? Apa dia baik-baik saja? Jika ada sesuatu yang terjadi pada Isla dan si kembar, Radika dan Anya akan dapat bagiannya. Mama Rose akan memastikan hal itu.

"Radika itu kenapa sih, pah?! Mama nggak habis pikir sama dia. Isla sekarang gimana pah? Mama khawatir banget sama dia"

"Mama, tenang dulu mah. Kita dengar penjelasan dari Dika dulu apa yang sebenarnya terjadi baru bisa ambil kesimpulan. Kan kita belum tahu juga masalahnya apa" timpal Papa Satya berusaha menenangkan istrinya. "Mengenai Isla, pasti ketemu kok nanti. Papa udah hubungi orang buat cari Isla"

"Papa nggak usah bela Dika. Coba Papa pikir, Anya sama Radika. Apa yang mereka buat sampai Isla semarah ini dan milih pergi? Pasti nya tidak jauh-jauh dari yang namanya selingkuh atau mengenai hal-hal yang menjurus ke sana" sarkas Mama Rose berapi-api. Ia tahu bagaimana liciknya Anya, apalagi perempuan itu senang menawarkan diri dan menggoda para lelaki. Putranya mungkin bukan laki-laki hidung belang atau mata keranjang, tapi mengingat Radika punya masa lalu yang lumayan panjang bersama Anya membuat Mama Rose khawatir putranya kembali jatuh dalam cengkraman Anya.

Radisla: The Arrange Married [COMPLETE] ✔✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang