11

56 4 0
                                    

Jangan lupa buat vote sebelum membaca yah.

Selamat membaca
🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗

******

"Selamat pagi, Isla" sapa Radika yang dibalas dingin oleh Isla.

"Pagi"

"Kamu ngapain?"

Menurut loh aja. Ini di meja apaan emangnya yang kelihatan? Cibir Isla tidak habis pikir. Memangnya siapa yang akan menyiapkan sarapan buat mereka kalau bukan Isla yang bergerak untuk memasak?

"Saya baru selesai buat sarapan"

Radika menatap sarapan yang tersedia di atas meja dengan mata berbinar-binar.
"Ini juga buat aku?"

"Hmm"

Isla bisa masak? Dia sekarang buat sarapan buat aku? Ini serius?

Seulas senyum terbit di wajah Radika. Biarpun Isla belum menerimanya dan suka jutek, ia senang karena gadis itu memperhatikan dirinya.

Isla yang bangun lebih pagi dari Radika, sibuk menyiapkan sarapan di meja. Dengan kemampuan memasaknya yang terampil berkat les masak selama 2 tahun kemarin, di atas meja makan sudah terhidangkan 2 piring nasi goreng. Saat itu Isla memutuskan untuk mengikuti les masak karena ingin mencari hobby baru dan mengimbangi hobby makannya juga.

Fiks, istriku paket lengkap. Aku beruntung banget.

Sorak Radika dalam hati. Ia tengah memandang Isla yang sekarang sibuk memotong buah dan memasukkannya ke dalam blender untuk membuat jus. Beberapa menit kemudian, Isla datang ke meja makan dengan membawa 2 gelas jus apel.

"Terima kasih yah" ucap Radika begitu Isla duduk bergabung untuk sarapan. Laki-laki itu mulai menyantap nasi goreng di piringnya setelah melihat Isla memasukkan suapan pertama ke mulut. Enak banget.

"Iya,"

Setelah sarapan, Isla meraih tas tangannya dan berjalan keluar dari kamar. Hari ini dia akan ke kampus untuk bertemu dengan Pak Alden karena kemarin di panggil beliau menghadap.

"Kamu mau ke mana, Isla?" Tanya Radika segera berdiri menyusul istrinya yang ingin melenggok pergi tanpa bilang apa-apa.

"Ke kampus. Saya di panggil dosen buat bahas skripsian"

"Mendadak? Kenapa harus hari ini?"

"Dosennya mau bimbingan hari ini, saya bisa apa?"

"Kalau gitu saya antar yah"

"Tidak usah. Saya sudah pesan taksi online" tolak Isla menggoyangkan layar ponselnya di depan wajah Radika. Sejak kuliah, gadis itu memang lebih senang naik taksi atau ojek online karena praktis, nggak perlu nyetir dan bisa membantu perekonomian orang lain.

Radika merebut ponsel Isla lalu membatalkan pesanan taksi onlinenya tanpa izin si pemesan. "Sudah saya Cancel. Ayo, saya yang antar"

Lho kok seenaknya aja sih?!

Isla mendengus kesal. Ini orang kenapa maksa banget sih?! Mulutnya sudah terbuka, siap memberi ceramah omelan dan ocehan buat Radika, tapi ia urungkan setelah melirik jam tangannya. Tinggal 20 menit untuk ke kampus dan sampai ke ruangan Pak Alden. "Ya udah" setujunya tidak mau berdebat panjang. Nanti keburu telat bimbingan lagi kalau mau adu mulut dulu.

5 menit kemudian, Isla dan Radika sudah berada di mobil, menuju ke kampus Isla yang jaraknya hanya 10 menit dari tempat tinggal mereka. Bagus deh, kalau begini Isla bisa santai dan nggak perlu buru-buru buat ke kampus nanti karena dekat dari tempat tinggalnya sekarang.

Radisla: The Arrange Married [COMPLETE] ✔✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang