8

53 5 0
                                    

Jangan lupa buat pencet tombol bintang sebelum membaca yah.
Aku tunggu lho.

Selamat membaca
🤗🤗😊😊😊🤗🤗

************

Satu minggu kemudian.....

Matahari bersinar terang menderang setelah hujan deras selama 3 hari. Langit yang beberapa hari kemarin sempat mendung, kini sudah kembali berwarna biru muda cerah untuk menyambut penyatuan dua insan yang di jodohkan seminggu lalu.

Tamu-tamu acara sudah mulai berdatangan dengan pakaian mewah dan glamour mereka. Venue acara pernikahan yang berada di salah satu hotel bintang lima itu terlihat elegan didominasi oleh warna white silk, cream dan gold. Setiap kursi dihiasi pita besar dengan bunga peach rose dan white lily.

Isla yang sebentar lagi sah menjadi istri Radika, tampak anggun dalam balutan kebaya ivory yang di buat bertabur kristal dengan berbagai detail rumit. Rambutnya di sanggul rapi dengan siger terpasang rapi di kepalanya.

"Aduh, cantiknya anak mama" puji Mama Isla memeluk putrinya yang terlihat datar duduk di kursi rias. Sambil tersenyum, ia menghapus air matanya dengan tissue. Melihat putri kecilnya akan menikah membuatnya mengingat masa-masa indah bersama Isla dari lahir hingga sekarang sudah mau memiliki keluarganya sendiri.

"Terima kasih, ma" balas Isla memaksakan senyuman di wajah cantiknya yang baru selesai di poles.

"Adik kakak udah mau jadi istri orang nih. Padahal dulu, bahkan sampai sekarang masih suka godain kakaknya. Sini peluk kakaknya dulu, " peluk Bram hangat. Di satu sisi ia sedih karena ketika pulang ke rumah sudah tidak ada Isla yang senang menyapa dan menganggunya. Tapi di sisi lain dia juga lega adiknya sudah menemukan pasangan hidup dan menikah. Sekarang, kapan gilirannya?

Isla menghambur ke pelukan kakaknya yang berkaca-kaca. "Ih, lebay. Kan kakak masih bisa ketemu sama aku nanti. Aku kan cuma pindah rumah bukan ke luar angkasa," timpalnya santai. Sebenarnya Isla juga sedih karena dia bakal pergi dari rumah keluarganya dan mengikuti Radika.

Tapi mau bagaimana lagi? Sejak awal ia juga tidak punya pilihan.

"Papanya nggak di peluk?" Tanya Papa Isla meregangkan kedua tangannya untuk di peluk putri kesayangannya.

Gadis itu tersenyum lebar melihat reaksi papa kesayangannya dan bergerak memeluk Gionard. "Di peluk dong,"

"Isla, papa senang banget bisa lihat kamu menikah. Terima kasih yah, kamu mau dengerin dan turutin kemauan papa"

"Iya, pah"

Tidak lama kemudian, Isla dan keluarganya sudah berada di depan pintu masuk menuju venue tempat akad. Gadis itu merangkul tangan papa mamanya di sisi kiri dan kanan. Sementara Kak Bram berada di baris belakang berjalan bersama Dara untuk mengantar Isla. Cie... Kak Bram nggak mau dijodohin sama Dara aja? Kan kemarin katanya nggak mau sama kakaknya, Kak Dinda.

Radika yang lebih duluan tiba dengan mama papanya, tampak berbinar-binar melihat Isla. Bahkan sampai gadis itu duduk di sampingnya, dia masih tidak bisa berhenti melepaskan tatapannya.

"Dika, jangan gugup" bisik Om Satya menepuk lembut putranya yang segera sadar dan kembali fokus.

"Iya pah,"

Acara akad di mulai setelah orang-orang melantunkan do'a. Isla yang berada di sebelah Radika meremas jari-jarinya di bawah kursi. Dia gelisah memikirkan Radika yang sedikit lagi sah menjadi suaminya.

Radisla: The Arrange Married [COMPLETE] ✔✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang