"Serius lo gapapa pulang sendiri, Cla?" Tanya Vira yang sudah duduk diatas motornya.
Saat ini, mereka berdua berada di trotoar depan sekolah, sedang menunggu angkot. Mereka sudah disana sejak 10 menit yang lalu.
Mereka hanya berdua. Karena Rara, Kayla dan Maura sedang menunggu jemputan mobil masing-masing di depan lobi sekolah.
Khusus hari ini, sekolah dibubarkan lebih awal. Karena guru-guru nya masih mengadakan rapat, terkait ujian kenaikan kelas yang akan dilaksanakan beberapa minggu lagi.
Clara mengangguk. "Gapapa Vir. Udah mending sekarang lo pergi aja ya?" Ujar Clara yang terdengar seperti mengusir.
"Lo mah ngusir!" Vira cemberut. "Gue mau temenin dulu lo nunggu angkot," Tambahnya.
"Gausah, Vir," Tolak Clara dengan halus.
Jadi, Vira tidak bisa mengantarkan Clara pulang. Karena gadis itu diperintahkan oleh Mama nya untuk mampir dulu ke rumah Tante nya yang kebetulan tidak jauh dari sekolah.
Dan Vira merasa tidak enak dengan Clara.
Lalu ponsel Vira tiba-tiba kembali berdering. "Tuh, kan! Mama lo telfon lagi. Udah mending sekarang, lo cabut pergi kerumah tante lo," Perintah Clara.
"Serius nih, Cla?" Tanya Vira sedikit tidak yakin meninggalkan Clara sendirian. Yang padahal, disana juga banyak siswa-siswi lain yang sedang menunggu angkot.
Vira seperti itu bukan tanpa sebab, dirinya takut ada yang menganggu Clara. Seperti mengejeknya, ataupun membicarakannya diam-diam tentang fisiknya, body shaming.
Semua itu Vira ketahui, jika sedang saat bersama Clara. Seperti saat memasuki kantin, banyak dari mereka yang membicarakan Clara, yang bisa berteman dekat dengan Rara, yang merupakan 'Queen sekolah.
Clara yang gendut, seolah tidak cocok berteman dengan Rara yang sempurna. Padahal Clara anak nya baik. Tapi orang-orang malah mengejeknya, hanya karena Clara gendut.
"Iya, ish." Clara mengangguk sebal.
"Lo gapapa sendiri?"
"Gapapa, Viraaa..." Gemas Clara.
"Yaudah kalo gitu. Gue duluan ya?"
Clara mengangguk. "Hati-hati dijalan, ya. Jangan ngebut, lo!" Seru Clara.
"Iya bawel, dadah Cla!"
"Dahh!"
Setelah melambaikan tangannya pada Clara, Vira pun mulai menjalankan motornya.
Clara menatap kepergian motor Vira seraya menggeleng mengingat kelakuan Vira barusan.
Vira emang gitu. Bisa dibilang, Vira memiliki rasa kepedulian yang tinggi. Clara bersyukur bisa mempunyai teman dekat seperti Vira.
Kendati Vira juga terlahir kaya raya, sama seperti Rara, Kayla dan Maura, tapi Vira tidaklah sombong.
Rara, Kayla dan Maura juga tidak sih. Tapi Vira lebih ke-tidak memperhatikan bahwa dirinya adalah anak orang kaya.
Hidup Vira terbilang sederhana. Makannya Clara nyaman berteman dengan Vira. Clara tidak pernah merasa kecil, apabila dekat dengan Vira.
Drrrt... drrtt...
Tiba-tiba ponsel Clara yang berada disaku seragam nya itu bergetar. Membuat Clara mengambilnya, untuk membukanya.
Ternyata terdapat sebuah pesan dari Ibu.
Ibu🤍
Cla, nanti kalo pulang, mampir dulu ke pasar ya.
Beliin ibu wortel 1 kg, kangkung 2 ikat, sama cabe merah 2 kg.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEOVANO
Diversos[SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Semuanya bermula saat Clara tiba-tiba dipilih oleh Geovano untuk menjadi pasangan lelaki itu. Sejak saat itu, Clara tidak bisa lepas dari Geovano. Si cowok tampan, most wanted sekolah yang hidup...