Chapter 26~Gea dan Temperamennya

823 81 65
                                    

Rekor bgt sih ini, seminggu bisa update sampe 4 kali('༎ຶ ͜ʖ ༎ຶ ')♡
Bangga banget sama diri ini, bangga juga sama kalean semua yang udah jadi alasanku buat cepet-cepet update:')

_________________________________________

🌷🌸🌷🌸
🌸🌷🌸🌷🌸
Λ🌷🌸🌷🌸🌷
( ˘ ᵕ ˘🌷🌸🌷
ヽ つ\ /
UU / 🎀 \ this is for you guys。。。

_________________________________________

.
.
.
.

"Siapa yang punya cita-cita ketemu kuntilanak di pohon asem?"

Celetukkan Rio yang aneh-aneh itu kembali terdengar pagi menjelang siang ini. Bukan tanpa alasan ia mengatakan hal tersebut. Pasalnya tadi pas kebangun jam tiga pagi, ia tak sengaja melihat sesuatu bersandar di pohon asem belakang kamarnya.

"Doa lo saban hari kan pengen ketemu mereka, mungkin emang udah dikabulin semalem, Ri," sahut anak laki-laki berkaus abu-abu yang duduk disamping Rio.

"Doa-doa, matamu!"

Keempat orang ini tergelak bersamaan menertawakan Rio. Mereka adalah Haikal, Juan, Mahen, dan Tio. Teman sekelas sekaligus satu tongkrongan dengan Rio.

Berbeda dengan mereka berlima yang mendebatkan hal tidak penting, Gea yang berniat tidur sampai siang kini terganggu. Pas lagi pengen males-malesan di hari Minggu, kenapa ada aja gangguannya. Entah tetangga sebelah yang mendadak sibuk benerin atap rumah, suara musik dangdut koplo yang disetel kenceng banget , belum lagi betok-betok ayam dan parahnya mereka naik sampai atas genteng, entah dari mana datangnya, yang jelas, mereka berisik.

"WOYY,AYAM BABON! KALO ABIS BERTELUR GA USAH BERISIK, ANJIR!" dengus Gea mulai frustrasi.

Haikal yang lagi rebahan sambil main hp ikut menyahut, "Mungkin pengumuman kali, biar seluruh penghuni jagad raya tau kalo dia abis bertelur."

Kelakar Haikal mampu membuat yang lain tertawa terbahak-bahak.

Gea yang mendengar itu langsung turun dari kasur, membuka pintu kamar, dan menyembulkan kepalanya. "Heh, para bocil! Kalian pada ngga dimarahin emak lu apa? Jam segini udah ngelayap. Mending pada belajar sono, besok UAS malah pada nyantai."

"Ini kita-kita juga lagi belajar kok, Mba."

Dahi Gea berkerut, jelas ia tak percaya dengan ucapan Mahen barusan. Karena setelah diliat-liat didekat mereka tak ada buku sama sekali. Cuma ada satu majalah katalog produk kecantikan miliknya diatas meja.

"Belajar apaan? Itu yang dua ngadep laptop, trus yang lain pada main hp sendiri-sendiri."

"Zaman sekarang belajar ga harus pake buku kali, Mba. Biar ngga dikira gaptek."

Padahal nyatanya mereka emang tidak belajar. Rio sama Juan lagi nonton drakor, Haikal liat mukbang di youtube, sedangkan Mahen dan Tio asik main game.

"Serah lah!" balas Gea dengan sewotnya. Ia kembali masuk kamar dan menutup pintu lumayan keras.

Anak-anak ini saling berpandangan satu sama lain. Agaknya heran dengan sikap Gea yang mendadak judes tak seperti biasanya.

"Kakak lu lagi PMS apa gimana sih, Ri? Serem amat," tanya Haikal.

Rio cuma mengedikkan bahunya, "Dari kemaren orangnya sensi mulu. Padahal dia yang ngilangin eribong gue, tapi gue juga yang kena marah sama dia."

"Macam Kak Ros versi Indo."

My Pre-WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang