11.Yakin Pulang?

9 3 10
                                    

Entah bagaimana cara mendeskripsikan perasaan Syela saat ini. Setelah mendengarkan apa yang diucapkan Chanyeol, hatinya terasa perih, dirinya ingin menangis saat tau bahwa besok kekasih gelapnya itu akan kembali pergi.

Tidak tahu kapan mereka nanti akan bertemu kembali, bisa saja mereka tidak akan lagi bertemu, terlebih kesibukan kerja Chanyeol dan statusnya yang akan menjadi seorang ayah. Membayangkannya saja sudah membuat kepala Syela pusing.

"Maafkan aku," ucap Chanyeol memecahkan keheningan diantara mereka. Pria itu menatap hangat kearah wanita yang duduk didepannya.

Cuaca malam saat ini terasa dingin, tangan Chanyeol yang menggenggam tangannya cukup memberikan kehangatan.

Syela tersenyum simpul, "Jika kau pulang besok, apakah hubungan kita berhenti?" Tanyanya.

"Tentu tidak, aku mencintaimu Syela. Sulit untuk kita bersama lagi, bagaimana bisa aku memutuskan hubungan denganmu semudah itu."
"Syela percayalah, meski besok aku pergi. Bagaimanapun caranya aku akan mencoba untuk sering kemari menemui mu." Ucap Chanyeol penuh keyakinan.

"Tapi..." Syela termenung, menggantungkan ucapannya. Ia bingung harus bagaimana.

"Kau ingin melakukan sesuatu?" Tanya Chanyeol

Keningnya berkerut, "Melakukan apa?"

Chanyeol berdiri dari duduknya, perlahan iya menarik tangan Syela mengisyaratkan agar wanita itu ikut berdiri mengikutinya.

"Akan ku tunjukkan betapa aku mencintaimu. Bukankah sudah banyak yang kutunjukkan? Kali ini akan ku perlihatkan lebih."

Syela bingung dengan ucapan Chanyeol, diikutinya pria itu sampai ke dalam kamar hotel, dimana sebelumnya mereka hanya duduk di balkon.

"Apa yang akan kau tunjukkan padaku?"

Chanyeol membalikkan tubuhnya menghadap Syela. Digenggamnya kedua bahu wanita itu.
"Malam ini, adalah milik kita. Hanya ada kau dan aku, lupakan yang lain."

##########

Pukul 01.00 malam

Celine mondar-mandir dengan gelisah, ia menunggu kedatangan suaminya. Tapi sampai sekarang belum juga pulang.

Sudah berpuluh kali ia menelfon Chanyeol, namun tak diangkat, bahkan sekarang telfonnya sudah tidak aktif.
Tadi sore, ia menelfon sekretaris Chanyeol dan mendapatkan kabar bahwa suaminya itu sudah pulang lebih awal.

Padahal Celine sudah masak makan malam dengan penuh niat, berharap hari ini adalah makan malam terakhir mereka di London dan harus dibuat berkesan.

"Dimana kau, aku sangat khawatir," ucap Celine, dirinya sangat gelisah. Biasanya Chanyeol mengabari jika ia pulang larut. Namun ini tidak ada kabar sama sekali.

Fikiran Celine sudah ke mana-mana, dirinya takut hal buruk terjadi pada suaminya. Ia tidak tahu harus menelfon siapa lagi, tak ada yang dia kenal disini kecuali sekretaris kantor suaminya.

"Semoga kau baik-baik saja, aku harap kau segera pulang." ucap Celine, matanya fokus menatap layar ponselnya yang menampilkan foto Chanyeol di sana.

Disisi lain...

Kyungsoo terus mencoba untuk menelfon Syela. Namun nihil, tidak diangkat sama sekali. Pesan pun tidak dibalasnya.

Iya sudah menghubungi orang-orang yang dikenalinya, bahkan Irene pun sudah. Namun tak ada yang tahu dimana Syela.

Kyungsoo ingin sekali pergi keluar mencari istrinya. Namun bagaimana dengan Yela, gadis kecil itu sudah tertidur pulas. Tak mungkin ia tinggalkan sendiri atau bahkan membawanya pergi bersamanya.

"Apa yang harus aku lakukan..."

##########

06.40 pagi

Suasana jalanan kini tak terlalu ramai, cuaca masih terasa dingin seperti biasanya. Untung saja di dalam taksi Syela masih bisa merasakan udara hangat.

Iya dalam perjalanan untuk pulang, pikirannya sudah kacau balau setelah terbangun dari tidurnya dan mengetahui bahwa semalaman ia di luar tanpa memberi kabar apapun. Ponselnya sudah mati karena kehabisan baterai.

Syela termenung menatap jalan raya dari arah jendela, kepalanya bersender di kaca.

Kejadian semalam benar-benar tidak bisa ia percaya sekarang, ada rasa bahagia sekaligus rasa sedih yang ia rasakan saat ini. Saat itu, ia benar-benar lupa jika kenyataan bahwa dirinya sudah memiliki suami dan anak. Rasa egois dan nekat nya itu telah mengalahkan dirinya.

"Aku tahu ini salah, namun kebahagiaan ku jauh lebih besar jika bersama Chanyeol," gumamnya.

-------

"Dari mana saja kau?"

Syela terkejut, baru saja ia masuk rumah dirinya disambut oleh suara Kyungsoo.
Jantungnya berdegup kencang, jawaban apa yang harus dia berikan.

Kyungsoo dengan kesal terus bertanya kepada Syela.
"Syela kenapa kau ini? Tidak biasanya kau seperti ini? Dari mana saja kau?"

"Sulit sekali menghubungi mu, bahkan Irene pun tak tahu kau di mana."

"Dimana kau, sedang apa, bagaimana keadaamu, apakah kau baik-baik saja, aku terus memikirkan mu. Aku sangat khawatir."

Kyungsoo terus menghujam Syela dengan berbagai pertanyaan yang membuatnya semakin bingung.

Cuaca pagi ini memang dingin, tapi kini Syela berkeringat. Ia tidak tahu harus menjawab apa, otaknya terus berpikir apa yang harus ia katakan.

"Syela, apa ada sesuatu yang kau sembunyikan?"

Blam, habis sudah. Pertanyaan terakhir Kyungsoo membuatnya makin takut.

"Maafkan aku Soo.." rintih Syela.

Kyungsoo menaikkan sebelah alisnya, tangannya melipat di dada, menunggu lanjutan apa yang akan diucapkan istrinya itu.

"Maaf..."
"Sekali lagi maaf kan aku"

Tangis Syela pecah seketika, dirinya bingung harus mengatakan apa.. Ia tidak bisa mengatakan kebohongan lebih jauh, dirinya tak pandai berbohong dan Kyungsoo tau itu.

Syela terus menangis, dirinya tertunduk bahunya bergetar wajahnya kini terlihat pucat. Kyungsoo yang melihat itu seketika hilang akan amarahnya, dirinya ikut sedih melihat keadaan istrinya.

Pria itu mendekat kepada istrinya, memeluk Syela dengan menyandarkan kepalanya di dadanya. Syela semakin menangis di sana. Dirinya merasa sangat bersalah atas apa yang ia lakukan, ia takut dan dirinya merasa berdosa.

"Maafkan aku, aku telah membuat kalian khawatir, maafkan aku... Maaf.." ucapnya berulang kali.

Kyungsoo mengusap kepala istrinya perlahan. "Tak masalah Syela, jika sekarang kau belum bisa memberi tahu ku, aku hanya merasa khawatir padamu. Aku takut hal buruk terjadi,"

"Kau baik-baik saja kan? Tidak ada masalah?" tanya Kyungsoo lagi, kali ini dengan nada yang sangat lembut.

Syela menangguk, ia menghapus air matanya lalu kembali memeluk suaminya.
"Aku baik-baik saja,"

.
.
.
Tbc

Howler [Memory Loss× Vol.2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang