19. Rasa bersalah

6 3 31
                                    

Semenjak mengetahui Syela hamil, Kyung-soo jadi lebih sering berada dirumah, bahkan untuk beberapa hari ini dia mengalihkan beberapa pekerjaan kantornya untuk dikerjakan dirumah.

Sama seperti saat Yela di kandung, Kyung-soo sangat bersemangat dan mencoba memberi perhatian lebih untuk menjaga calon bayinya lahir.

"Syela, sebentar lagi ayah dan ibu sampai... Kau istirahat saja biar aku yang buatkan makanan untuk mereka," ucap Kyung-soo.

Pria itu mengambil alih dapur dari istrinya, ia tidak mau Syela kelelahan karena masak banyak hari ini. Orang tua Syela akan segera datang setelah mengetahui berita gembira ini, semua dikabari oleh Kyung-soo.

"Tidak perlu, biar aku saja Soo..."

"Jangan keras kepala Syela, lagi pula ayah dan ibu pasti rindu masakan ku." ucap Kyung-soo dengan bangga.

Kyung-soo menuntun Syela untuk duduk di sofa, "Soo, aku bahkan belum hamil besar. Aku masih kuat untuk berjalan,"

"Oh, aku takut kau tersandung sesuatu Syela." ucap Kyung-soo.

"Sekarang kau duduk dan minum ini," ucapnya sambil memberi segelas susu pada istrinya.

"Tunggu, aku akan masak oke." ucapnya lagi diakhiri ciuman dikening Syela.

"Kau ingin request suatu makanan?" tanya Kyung-soo pada Syela.

"Apapun masakan mu semuanya enak Soo," jawab Syela.

Syela terus memperhatikan suaminya yang sedang masak, apa yang terjadi saat ini semua berjalan dengan kebohongan.
Bayi yang Syela kandung, ini bukan anak Kyung-soo. Tanpa mereka tahu kebenarannya, mereka terkhususnya Kyung-soo sudah meyakini ini adalah anaknya.

Sekarang, setiap hari, setiap saat, Syela selalu dihantui rasa bersalah. Hatinya sakit setiap melihat kebahagiaan yang terpancar dari Kyung-soo dan Yela, mereka sangat menanti kehadiran bayi ini, sedangkan mereka tidak tahu sebenarnya apa yang terjadi.

Semua menjadi satu, rasa takut, malu dan bersalah menjadi satu. Bahkan untuk bernafas saja terasa sulit bagi Syela.

"Oh, aku lupa untuk menjemput Yela." suara kagetan Kyung-soo membuat Syela sadar dari lamunannya.

Kyung-soo membersihkan dirinya, dia bersiap untuk menjemput putrinya.
"Aku lupa, Syela kau tidak perlu melanjutkan ini biar aku saja. Aku hanya sebentar menjemputnya," ucap Kyung-soo.

"Soo, biar aku saja."

"Tidak-tidak, kau bahkan tidak ku perbolehkan masak apalagi keluar. Tunggu sebentar oke,"

Baru saja ingin keluar rumah, Kyung-soo dan Syela sudah mendapati teriakan anaknya dari luar.

"Mamaaa, papaaa..."

Syela dan Kyung-soo saling bertukar pandangan, memberi ekspresi seolah bertanya. Bagaimana Yela bisa sampai kemari?

Kyung-soo segera membuka pintu dan benar Yela sudah berdiri tegap depannya, tapi ia tidak sendirian, ternyata ada Irene beserta suaminya.

"Halo," sapa Irene dengan sedikit heboh.

"Mari masuk," Kyung-soo langsung mempersilahkan mereka untuk masuk, sedangkan Yela gadis itu langsung berlari ke arah sofa dan duduk melepas sepatunya.

"Padahal aku baru saja akan menjemput Yela," ucap Kyung-soo.

"Oh kami tadi sedang berjalan-jalan santai kebetulan melihat si cantik belum pulang makanya kami mengajaknya pulang bersama," Jelas Irene.

"Dan ya!" Irene mendekati Syela,
"Apa yang kudengar tadi hmm... Putrimu bilang dia akan punya adik, wah kau tidak mengabari ku Syela?!" ucap Irene, ia langsung memeluk erat sahabatnya itu.

Howler [Memory Loss× Vol.2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang