"Sudah ku katakan aku tidak mau!" Kata pria itu sambil menepis kue yang Minho berikan padanya.
"Kau masih marah? Maafkan aku" kata Minho berusaha membujuk pria itu. Terlihat pria itu nampak memutar bola matanya.
"Aku sedang sibuk, sebaiknya kau pergi sebelum aku kehabisan kesabaran" kata pria itu. Minho dengan mata yang berkaca-kaca menurut lalu dia memutuskan untuk pergi dari sana.
🍰🍰🍰
Hari di mulai di mana saat para mahasiswa tengah berolahraga di lapangan. Semua orang di sana memakai pakaian olehraga yang serempak, termasuk Minho.
Minho seorang mahasiswa baru, benar-benar tidak tahu apa-apa. Wajah lugu dan manisnya membuat semua orang sangat menyukainya.
"Sekarang adalah kelas olahraga, aku ingin kalian bersenang-senang hari ini" kata seorang pria dengan wajah tampannya tengah berbicara pada adik tingkatnya.
Minho masih menggenggam tangan sahabatnya, Kim Seungmin. Mereka bertemu saat sekolah menengah dulu dan kini sudah sangat dekat.
"Kalian akan saya bagi menjadi beberapa kelompok" kata pria itu. Minho mengangguk mendengarkannya tanpa mengomentari apapun.
Dan olehraga pertama dimulai, yaitu lari estafet. Minho satu tim dengan Seungmin. Karena memiliki sikap yang pemalu membuat Minho menjadi menjadi gugup saat berdiri di lapangan.
Minho berada di bagian ke dua setelah Seungmin. Saat peluru ditembakan pelari pertama langsung berlari. Entah kenapa saat Minho menunggu tongkat dari Seungmin dia benar-benar gugup hingga tubuhnya bergetar.
Semakin lama, Seungmin semakin dekat dan perasaannya pun semakin gugup. Saat Seungmin memberikan tongkatnya, tiba-tiba Minho tidak bisa menggepainya dan tongkat itu jatuh ke tanah. Hal itu membuat pria itu menjadi kelabakan.
Saat Minho berhasil, dia langsung berlari. Saat itu dia menjadi posisi terakhir. Semua orang menatapnya saat itu hal itu membuat Minho semakin gugup dan kehilangan fokus. Membuatnya tak sengaja tersandung dan jatuh di tengah lapangan.
"Arhh" dia merintih saat kakinya lecet. Melihat itu Seungmin berlari ke arah pria manis itu.
"Minho kau baik-baik saja?" Tanya Seungmin. Minho memegang kakinya, seketika beberapa orang mendekat dan mengerumuni pria itu.
"Kau baik-baik saja?" Tanya seorang pria sambil menjongkok menatap Minho. Minho menoleh dan tatapan mereka beradu.
Tanpa basa-basi pria itu langsung menggendong Minho ala bridal style dan membawanya menuju ke ruangan kesehatan.
"Arhh sakit" rintih Minho saat dokter membalut luka yang ada di tumit kakinya. Seungmin ada di sana dan pria itu juga ada.
"Tidak apa, lukamu akan segera sembuh" ujar dokter itu sambil menenangkan Minho. Saat sang dokter keluar hanya ada mereka bertiga di sana.
"Minho lain kali kau harus hati-hati" kata pria itu. Minho tidak berani menatapnya, dia benar-benar malu dan gugup karena tidak kenal dengan pria itu.
"Tidak usah takut, aku Lee Juyeon kakak tingkat mu" Juyeon kemudian menyodorkan tangannya pada Minho. Melihat itu membuat Minho mendongkakan kepalanya. Pria manis itu agak ragu, tapi kemudian dia menerima jabatan tangan pria itu.
"Masih sakit?" Tanya Seungmin sambil menuntun Minho berjalan. Pria manis itu mengangguk pelan.
"Aku baru pertama kali berkenalan dengan kakak kelas, aku kira dia itu sombong dan galak. Ternyata dia pria yang baik" jelas Seungmin. Minho mengangguk pelan, jujur saja Minho adalah tipe orang yang tertutup, dia bukan orang yang cepat bergaul. Saat di sekolah menengah saja dia hanya memiliki beberapa teman saja yang dapat di hitung dengan jari.
Saat mereka sampai di depan gedung, tiba-tiba ponsel Seungmin berbunyi. Hal itu membuat mereka berhenti seketika.
"Hah? Kenapa sangat mendadak?" Tanya Seungmin dengan kesal. Minho sampai terkejut mendengar itu.
"Ada apa?" Tanya Minho pada Seungmin setelah dia memutus panggilannya.
"Kata Hongjoong, dosen menyuruh ku untuk menemuinya hari ini" kata Seungmin kesal. Minho tidak kaget dengan itu karena Seungmin adalah koordinator di kelas mereka.
"Baiklah, kalau begitu aku akan duduk menunggu mu di sini" kata Minho duduk di bangku depan gedung itu.
"Kau tidak apa kan?" Tanya Seungmin. Minho tersenyum lalu dia mengangguk pelan. Seungmin kemudian membalas senyuman manis itu lalu dia pergi dari sana.
Sembari menunggu Seungmin, Minho memutuskan untuk membaca komik online kesukaannya. Saking fokusnya, dia sampai tidak sadar seseorang duduk di sampingnya.
"Kenapa sendirian?" Tanya pria itu. Mendengarnya Minho seketika terkejut, pria itu refleks membuat jarak antara mereka.
"Kenapa kau tidak menjawab?" Pertanyaan itu Minho dapatkan dari pria itu. Mendengarnya membuat Minho kelabakan.
"Aku...Hmm." Dia sampai tidak tahu harus menjawab apa. Mendengar itu membuat pria itu menjadi terkekeh pelan.
"Kau ini sangat polos Minho" kata Juyeon sambil mengusap kepala Minho. Minho membatu, dia benar-benar tidak tahu harus melakukan apa.
"Jangan gugup seperti itu, kau ini sangat pemalu. Santai saja dengan ku" kata Juyeon. Minho lalu menatap pria itu, untuk pertama kalinya dia berani menatap orang yang baru.
Seungmin berlari menuju ke tempat di mana Minho diam, dia benar-benar cemas meninggalkan pria itu sendirian.
Namun dia terlihat lega saat melihat Minho bersama seseorang. Mereka terlihat berbicara dan mengobrol.
"Minho maaf aku lama" kata Seungmin langsung ke sana. Juyeon menatap Seungmin, hal itu membuat Seungmin langsung membungkuk memberi hormat.
"Baiklah karena teman mu sudah datang, aku akan pergi" Juyeon lalu berdiri dan melambai kepada Minho. Minho dengan ragu melambai balik dan pria itu pergi dari sana.
🍰🍰🍰
Semakin lama, hubungan Minho dan Juyeon semakin dekat. Mereka sering pergi ke luar bersama, Minho sudah mulai membuka pembicaraan dengan pria itu.
Sampai saat di suatu malam, setelah selesai ujian. Juyeon mengajak Minho untuk pergi ke suatu tempat.
"Akhirnya kau datang" kata Juyeon saat melihat pria itu datang. Minho tersenyum lalu dia berjalan ke sana. Karena saat itu turun salju membuat Minho harus menggunakan jaket tebal.
"Kau kedinginan?" Tanya Juyeon sambil mengeratkan syal yang dipakai oleh pria itu. Minho mengangguk pelan sambil membuang napas.
Tiba-tiba Juyeon meneluknya, hal itu membuat Minho terkejut. Namun tubuh Juyeon benar-benar sangat hangat membuat Minho merasa nyaman.
"Kau sangat manis" tiba-tiba Juyeon menyentuh wajahnya. Tatapan mereka beradu saat itu juga. Mata besar Minho membuat Juyeon benar-benar terpana dari sejak pertama bertemu dengannya.
"Aku menyukai mu Minho" tiba-tiba suara itu terdengar. Hal itu membuat Minho menegang. Saat ini Juyeon memegang tangan Minho dan mengecupnya singkat.
"Apa kau mau menjadi pacar ku?" Tanya Juyeon tanpa basa-basi, Minho seketika membatu. Dia benar-benar tidak tahu harus menjawab apa.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
STRAWBERRY CHEESECAKES | BANGINHO ✔
FanfictionWAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA! BANGINHO FANFICTION Kepolosan itu menghancurkan dirinya, bagaimana pria itu tak bisa menolak saat pria brengsek itu berusaha melecehkan dirinya. Namun hidupnya berubah saat bertemu dengan polisi tampan yang...