Chan mendudukan tubuh Minho di bak mandi itu. Setelah setengah bak terisi dia langsung masuk ke sana.
"Bagaimana bisa kulit mu semulus ini?" Tanya Chan sambil meraba punggung milik Minho.
"Aku merawatnya dengan baik" kata pria manis itu. Chan langsung mendekatkan tubuhnya pada pria itu.
"Aku tidak akan pernah bosan untuk memeluk mu" kata Chan sambil mengecup punggung pria itu.
"Chan" panggil Minho saat pria itu menyabuni punggungnya.
"Hmmm" Tanya Chan.
"Apa kau bisa memperlakukan ku seperti istri mu seharian ini?" Tanya Minho. Chan terkekeh mendengar permintaan rendom dari pria itu.
"Terus aku jadi suami mu begitu kan?" Tanya Chan. Minho langsung mengangguk.
"Kenapa tiba-tiba?" Tanya Minho.
"Aku ingin merasakan bagaimana saat kita menikah" kata Minho.
"Bagaimana jika kita menikah sungguhan saja" kata Chan. Minho tersenyum mendengarnya, namun dia tidak tahu apa mereka akan menikah atau tidak nanti.
Chan seketika mengangguk mengiyakannya.
"Baiklah istri ku sayang" kata Minho pada pria manis itu.
Kedua pria itu selalu menempel di hari itu, mulai dari memasak, makan dan melakukan aktivitas lain mereka selalu bersama.
"Ini berikan jari mu" Chan memakaikan sebuah cincin pada Minho. Ternyata dia memberinya sepasang.
"Wahh sekarang kita menjadi suami istri" kata Chan terkekeh pelan. Minho berkaca-kaca melihat cincin itu tersemat di jarinya. Walaupun itu hanya bohongan tapi dia benar-benar terharu.
"Kenapa kau menangis?" Tanya Chan melihat Minho menangis. Dia langsung memeluk pria itu.
"Aku ingin bersama mu" kata Minho. Chan mengusap punggung pria itu.
"Aku akan mengatakannya pada ayah mu" kata Chan sambil mengusap punggung pria itu.
Minho terbangun malam itu, dia menatap Chan yang sudah tidur. Sebelum dia pergi, dia mengecup bibir pria Bang itu.
"Aku akan pergi sekarang" kata Minho pada pria itu. Minho menghela napas, dia berbalik beberapa kali sebelum menutup pintu kamar Chan.
"Aku mencintai mu Chan" kata pria itu sambil menetap cincin pemberian dari pria itu. Di sisi lain, dia memegang perutnya juga. Di sana hidup janin anak orang lain.
🍰🍰🍰
Dua hari ini Minho tidak pulang ke rumahnya, dia meningap di rumah Chan. Entah apa yang akan ibunya akan lakukan padanya saat pulang nanti.
"Rasakan ini" kata wanita itu sambil memukuli Minho dengan sapu itu. Minho nampak diam saja tanpa melawan atau berbicara apapun.
"Ibu bisa memukuli aku sepuasnya sekarang" kata Minho sambil tersenyum. Hal itu membuat wanita itu keheranan.
🍰🍰🍰
"Kak Minho apa kau kesakitan?" Tanya Felix saat melihat lengan Minho yang lebam.
"Tidak, sebentar lagi sakitnya akan hilang" kata pria manis itu.
"Felix kau belajar dengan rajin ya, tolong jangan mengecewakan ayah dan ibu seperti ku. Aku sudah membelikan mu buku yang banyak agar kau bisa belajar dengan baik" kata Minho sambil mengusap rambut adiknya.
"Kakak akan pergi ke mana memangnya?" Tanya pria itu. Minho tersenyum lalu dia memeluk adiknya.
"Aku tidak akan pergi ke mana-mana, aku akan di sini saja" kata Minho.
🍰🍰🍰
"Ayah!" Panggil Minho saat sampai di kantor sang ayah.
"Minho? Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya pria itu.
"Aku membawakan ayah masakan yang enak. Ini aku yang memasaknya" kata pria manis itu pada sang ayah. Mendengar itu membuat sang ayah tersenyum bahagia.
"Ayah Sepertinya tidak akan pulang hari ini jadi aku memberikan ini untuk ayah" kata pria itu. Sang ayah langsung memakannya dengan lahap.
"Ayah Maafkan aku, karena terus menyusahkan ayah. Aku juga pasti sangat membuat mu malu" kata Minho.
"Tidak aku salah sekali tidak merasa itu, aku senang jika kau bahagia nak" kata pria itu. Minho tersenyum mendengarnya itu lalu dia memeluk ayahnya.
Saat Minho akan kembali ke rumah, tak sengaja dia bertemu dengan Seungmin.
"Hai Seungmin" kata Minho sambil tersenyum.
"Ayo kita makan, aku akan mentraktir mu" kata Minho sambil menyeret pria itu ke suatu tempat.
"Hai! Makanlah yang banyak agar otak mu bekerja dengan baik" kata Minho pada pria itu. Seungmin terlihat memutar bola matanya malas. Minho terkekeh mendengar itu.
"Terima kasih sudah mau menjadi teman ku Seungmin" kata Minho pada pria itu. Seungmin tersenyum lalu dia mengangguk.
Minho langsung memberikan pelukannya pada pria ini.
Minho menatap langit biru itu, dia Tidak ingin menyia-nyiakan waktunya hari itu.
"Aku tidak tahu apakah kau hidup atau tidak, tapi kau akan pergi bersama ku" kata Minho sambil memegang perutnya yang sudah agak membuncit itu.
Saat Minho menoleh, dia terkejut melihat Chan berdiri menatapnya.
"Minho, Kenapa tidak mengatakan apapun saat pulang?" Tanya Chan pada pria itu. Minho meneguk salivanya melihat pria yang sangat dia cintai itu.
"Chan sebaiknya kau pergi, aku sedang tidak ingin melihat wajah mu" kata pria itu dengan tatapan kesal.
"Aku ini suami mu" kata pria itu. Minho terkekeh mendengar itu.
"Jangan berharap banyak, kita tidak mungkin menikah" kata pria itu.
"Sudahlah aku bosan dengan mu, jangan pernah temui atau hubungi aku lagi" kata Minho lalu dia pergi dari sana.
"Minho" panggil Chan namun pria manis itu nampak diam saja tak mengatakan apapun.
Dia berjalan dengan mata yang berkaca-kaca, apa yang dia katakan tadi sangat berlawanan dengan perasaannya.
"Aku mencintai mu juga, Bang Chan" kata Minho. Dengan mata yang berkaca-kaca.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
Gais ada satu chapter lagi, mau di up sekarang sekarang besok?
Btw banginho sweet banget kan di sini hehe
Serasa dunia milik mereka berdua di pojokan 😭😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
STRAWBERRY CHEESECAKES | BANGINHO ✔
FanfictionWAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA! BANGINHO FANFICTION Kepolosan itu menghancurkan dirinya, bagaimana pria itu tak bisa menolak saat pria brengsek itu berusaha melecehkan dirinya. Namun hidupnya berubah saat bertemu dengan polisi tampan yang...