Minho sekarang tengah membersihkan dapur, karena beberapa teman Minho banyak yang keluar. Jadi dia harus menggantikan mereka untuk kelas malam.
"Selesaikan dulu pekerjaan mu, jika sudah kau bisa beristirahat sebelum berangkat" kata wanita itu tiba-tiba berada di belakangnya.
Minho mengangguk lalu dia mempercepat mencuci piring itu. Tak sampai setengah jam Minho sudah menyelesaikannya. Dia lalu berjalan ke kamar.
"Halo kak" kata Minho sambil senyum-senyum menelepon Juyeon.
"Aku merindukan mu, aku sampai mengganti sift dengan teman ku agar kita bisa bertemu" kata pria itu. Hati Minho seperti melayang mendengarnya.
"Aku juga tidak sabar bertemu dengan mu" kata Minho. Karena berpacaran dengan pria itu membuat Minho mulai memiliki percaya diri.
Beberapa menit mereka mengobrol dan saat di mana Minho harus bersiap-siap.
Minho berlari dengan cepat, bodohnya dia tidak sempat melihat grup kelas. Ternyata kuliah diadakan lebih awal hal itu membuatnya menjadi tergesa-gesa.
Saat akan menyebrang terlihat masih lampu kuning, jalanan itu terlihat sudah sepi. Tanpa menoleh ke kanan atau ke kirim Minho langsung berlari menyebrang. Tapi tiba-tiba ada sebuah mobil mendekat ke arahnya.
Tapi seorang polisi menghentikan mobil itu dan Minho berhasil selamat.
"Kau baik-baik saja?" Tanya pria itu pada Minho. Dengan tubuh yang gemetar Minho syok dia seketika tumbang. Untung pria itu dengan sigap menangkapnya.
"Aku kira aku akan mati tadi" kata pria itu dengan tatapan kosong.
Polisi itu lalu membawa Minho ke tepi jalan, dia mendudukan Minho di sana. Dan memberikannya minuman.
"Kenapa kau sangat tergesa-gesa? Atau apa kau tidak bisa menyebrang jalan?" Tanya polisi itu. Minho menggeleng.
"Aku tergesa-gesa" kata Minho. Polisi itu menghela napas, lalu dia menjongkok.
"Lain kali jangan ulangi lagi" kata pria itu. Minho meneguk salivanya saat melihat wajah pria itu, dia takut.
"Tuan tidak akan menangkap ku kan?" Tanya Minho. Pria itu mengangguk.
"Jika aku sampai melihat mu menyebrang sembarangan aku akan membawa mu ke panjara" kata pria itu. Minho mengangguk sambil menunduk, tak sengaja dia melihat tanda pengenal pria itu.
"Bang Chan" baca Minho.
🍰🍰🍰
Semakin lama hubungan Juyeon dan Minho semakin dekat. Mereka mulai menghabiskan waktu bersama tapi dengan rahasia. Dan terlihatlah mulai sikap Juyeon yang agak posesif dan berbeda pada pria itu.
"Minho" panggil Juyeon pada pria manis itu. Minho menoleh sambil menatap Juyeon.
"Kenapa?" Tanya pria itu.
"Kita kan sudah lama berpacaran" kata pria itu ragu.
"Iya kenapa?" Tanya Minho kebingungan.
"Ayo kita tidur bersama" kata Juyeon. Mendengar itu membuat Minho terbelakak, dia tidak pernah memikirkan hal itu saat mereka pacaran.
"Ta..tapi kak.." Minho benar-benar gugup, dia tidak tahu harus menyetujuinya atau tidak, tapi dia belum siap saat ini.
"Kau menolak Minho?" Tanya Juyeon dengan nada kecewa. Minho langsung menggeleng.
"Bukan kak, tapi aku belum siap" kata Minho berusaha menenangkan pria itu. Juyeon lalu tersenyum dan mengelus rambut Minho.
"Baiklah aku akan menunggunya" kata Jiyeon.
🍰🍰🍰
Minho benar-benar kepikiran karena itu, setahun mereka berpacaran mereka bahkan jarang ciuman.
"Apa aku yang terlalu membosankan?" Gumam Minho memikirkan itu, dia mengingat wajah Juyeon yang kecewa setelah Minho menolaknya. Padahal Juyeon memberikan banyak hal pada Minho, tapi Minho belum pernah sama sekali memberikan apapun pada pria itu.
"Tapi apa aku harus memberikan diriku? Aku rasa tidak" gumam pria itu.
Minho membelikan sekotak donat untuk Juyeon. Itu adalah makanan kesukaan pria itu.
"Kak ini" kata Minho sambil memberikan kotak itu. Namun Juyeon nampak menghindar darinya. Hal itu membuat Minho kebingungan.
"Apa apa kak?" Tanya Minho. Juyeon lalu menatap pria itu.
"Apa kau benar mencintai ku?" Tanya Juyeon tiba-tiba. Hal itu membuat Minho terkejut, bagaimana bisa dia bertanya seperti itu.
"Kenapa kau menanyakan itu kak?" Tanya Minho. Juyeon mendekat lalu dia memegang bahu pria itu.
"Aku rasa kau tidak mencintai ku, hanya aku saja sepertinya" kata Juyeon. Minho langsung menggeleng pelan.
"Aku mencintai mu" kata Minho.
"Bohong" ujar pria itu. Hal itu membuat mata Minho berkaca-kaca.
"Kau bisa membuktikannya?" Tanya Juyeon. Minho tidak mengerti apa yang pria itu maksud kan.
"Bagaimana aku bisa membuktikannya?" Tanya Minho.
"Tidur dengan ku malam ini" kata Juyeon. Hal itu membuat Minho meneguk salivanya.
Untuk pertama kalinya, Minho masuk ke sebuah penginapan. Untung saja saat itu kedua orang tua Minho tidak ada di rumah.
Minho meneguk salivanya saat Juyeon menutup pintu itu dan menguncinya. Minho benar-benar takut, dia mundur saat Juyeon mendekat ke arahnya.
"Jangan takut Minho, kita coba sekali saja" kata Juyeon sambil mengusap pipi pria manis itu. Minho terlihat cemas, dia menatap ke sekeliling.
Juyeon memegang bahunya, seketika membuat pria manis itu menegang dan menatap Juyeon dengan wajah ketakutan.
Juyeon memegang wajah pria itu lalu menautkan bibirnya di sana. Dia melumat bibir milik si manis dengan lembut dan mencoba merangsang Minho.
Semakin lama ciuman Juyeon semakin menjadi-jadi, dia mulai menggigit bibir bawah pria manis itu agar dia membuka mulutnya. Namun Minho sangat tetap pendirian, dia masih menutup mulutnya rapat-rapat.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
STRAWBERRY CHEESECAKES | BANGINHO ✔
ФанфикWAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA! BANGINHO FANFICTION Kepolosan itu menghancurkan dirinya, bagaimana pria itu tak bisa menolak saat pria brengsek itu berusaha melecehkan dirinya. Namun hidupnya berubah saat bertemu dengan polisi tampan yang...