Saat Minho tersadar, wajah Bang Chan lah yang pertama kali dia lihat.
"Minho" panggil pria itu dengan berkaca-kaca. Minho nampak tidak mau memandang pria itu, dia merasa dirinya sangat kotor saat ini.
Air mata itu menetes di mana Minho, dia tidak tahu bagaimana cara menghadapi Chan sekarang.
"Aku mohon kau jangan menangis, aku menjadi sedih melihat mu seperti ini" kata Chan sambil memegang tangan pria itu. Saat itu mereka berada di rumah sakit.
"Sebaiknya kau pergi Chan, aku malu jika kau melihat ku" kata Minho sambil mengelap air matanya.
"Kenapa kau tidak mengatakan jika pria itu sudah beberapa kali melecehkan ku?" Tanya Chan. Mendengar itu membuat tangisan Minho meledak, jujur dia benar-benar sangat tidak berdaya saat itu.
"Aku tidak tahu harus melakukan apa" kata Minho sambil menangis. Chan lalu memeluk pria itu, dan berusaha menenangkannya.
"Akan ku pastikan dia membusuk di penjara, dia tidak akan bisa menyakiti mu lagi" kata Chan sambil mengusap wajah milik Minho. Minho tersenyum, akhirnya dia bisa terlepas oleh pria itu.
"Terima kasih kau sudah menolong ku" kata pria itu.
"Hai! Jalang sialan! Sekarang kau lepaskan aku! Sial aku tidak ingin berada di penjara" Teriak Juyeon saat Minho ke sana.
Minho hanya menunduk mendengarkan kata-kata itu. Chan mendengar itu lalu memukul jeruji besi agar pria itu diam.
"Aku tidak salah, dia itu murahan. Jangan tertipu dengan wajah polosnya itu. Dia sudah tidur dengan banyak pria" kata pria ini lagi. Minho hanya diam saja, tetesan bening itu menetes di pipinya.
"DIAM!" Teriak Chan, dia sudah sangat geram dengan pria itu.
"Minho" suara itu membuat Minho menoleh, rupanya itu kedua orang tuanya. Ayah Minho menangis melihat keadaan putra sulungnya itu.
"Kau baik-baik saja kan?" Tanya pria itu sambil mengusap pipi sang anak. Minho menangis lalu dia memeluk ayahnya.
"Minho maafkan ayah, ayah tidak menjaga mu dengan baik" kata pria itu sambil meneteskan air matanya.
"Terima kasih kau sudah menolong anak ku" kata pria paruh baya itu pada Chan. Pria Bang itu menunduk memberi hormat lalu dia menatap ke arah Minho.
"Semua akan baik-baik saja Minho" kata pria Bang itu pada Minho.
Berita tentang Minho menjadi topik hangat di kampus itu. Semua dosen, staf , pegawai dan mahasiswa mengetahuinya.
"Maaf kami tidak bisa mempertahankan Minho di kampus ini" kata Dekan itu pada sang ayah. Minho terlihat diam saja, dia pasti sudah menghancurkan hati sang ayah.
"Tolong anak saya pak, saya tidak mau masa depannya hancur" kata pria itu sambil memohon-mohon.
"Di kampus ini tidak bisa, tapi kalian bisa memindahkan Minho ke kampus lain di mana rumor ini tidak ada. Kami akan berusaha membantu kalian" kata pria itu. Ayah Minho nampak senang mendengarnya.
"Sepertinya kau harus libur dulu nak untuk setahun ini, nanti jika kau sudah lebih baik kau bisa kembali kuliah" kata sang ayah pada Minho.
Pria manis itu tersenyum tipis pada ayahnya, dia benar senang jika berada bersama pria itu.
Karena Minho mengambil cuti, jadi dia hanya di rumuh saja dan jarang keluar.
"Bantu aku memasak, jangan malas" kata wanita itu saat melihat Minho masih di ranjang.
Dia tertawa melihat Minho entah kenapa.
"Dia mengatakan mu murahan, sepertinya memang benar" gelakan tawa mulai Minho dengar. Hal itu membuatnya menunduk.
"Kau tidak jauh berbeda dengan ibu mu, pantas saja dia mati karena terkena penyakit menular seksual karena dia murahan" kata wanita itu. Minho mengcengkram seprei untuk menahan dirinya.
"Jangan diam saja, cepat bangun" kata wanita itu.
🍰🍰🍰
Saat Minho membeli tepung di toko kue, dia melihat sebuah Cheesecakes di sana. Seketika dia ingat dengan Chan. Hampir sebulan ini mereka tidak pernah bertemu.
"Aku ingin ini" kata Minho.
"Aku sudah mengerjakan semuanya, apa aku boleh keluar sebentar?" Tanya Minho pada sang ibu tiri.
"Hmm iya" jawabnya, Minho lalu naik ke atas berusaha mengganti pakaiannya.
Pria manis itu berlari ke tempat di mana Chan bertugas. Dengan pakaian yang rapi dan kotak di tangannya dia berhasil bertemu dengan pria itu.
"Minho?" Tanya Chan saat telihat si manis di seberang jalan. Minho terlihat melambai sambil tersenyum padanya. Chan benar-benar lega saat melihat bahwa Minho sudah lebih baik sekarang.
Tanpa melihat ke kanan dan ke kiri dia langsung menyebrang. Suara klakson mobil itu membuat Minho terkejut. Untung Chan langsung menghentikan mereka agar tidak menambak Minho.
"Kau rupanya belum bisa menyebrang dengan benar" kata Chan. Minho nampak tersenyum kikuk. Setelah menertibkan lalu-lintas Chan berjalan ke arah Minho.
"Tunggu sebentar, aku akan berhenti pakaian dulu" kata Chan. Tugas Chan siang ibu sudah selesai. Sekarang mereka sudah merasa di rumah Chan.
"Aku membawa ini" kata Minho sambil membuka kue itu. Chan tersenyum melihatnya.
"Terima kasih, kau jangan repot-repot" kata Chan lalu dia memakan kue itu. Minho tersenyum mendengarnya dan melihat pria itu.
"Ini" Chan menyuapi Minho. Namun pria itu nampak menolak.
"Aku memaksa" kata Chan akhirnya Minho menurut.
"Kau tidak kuliah?" Tanya Chan pada Minho. Karena biasanya Minho dulu kuliah pada jam-jam itu. Dengan cepat pria itu langsung menggeleng.
"Aku sedang cuti kuliah" kata pria manis itu.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
STRAWBERRY CHEESECAKES | BANGINHO ✔
FanfictionWAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA! BANGINHO FANFICTION Kepolosan itu menghancurkan dirinya, bagaimana pria itu tak bisa menolak saat pria brengsek itu berusaha melecehkan dirinya. Namun hidupnya berubah saat bertemu dengan polisi tampan yang...