"Kau sudah pulang? Kenapa datang terlambat?" Tanya wanita itu saat Minho membuka pintu rumah. Minho menunduk, pasti dia akan mendapatkan hukuman saat itu.
"Kau beruntung karena ayah mu sekarang ada di rumah, jika tidak aku pasti sudah memukuli mu" kata wanita itu sambil mendorong kepala Minho.
"Ibu maafkan aku" kata Minho menunduk, wanita itu terlihat malas sambil memutar bola matanya lalu pergi meninggalkan anak tirinya itu.
Sampai di kamar, Minho membuka jaketnya dan menaruh tas. Hari ini benar-benar melelahkan baginya. Tapi tiba-tiba Minho mengingat ucapan Juyeon tadi.
"Apa dia benar-benar menyukai ku?" Tanya Minho sambil menatap ke langit-langit kamarnya. Dia lalu memejamkan matanya saat merasakan jantungnya berdetak cepat. Wajah Juyeon saat ini ada di kepalanya. Wajah yang tampan dan dingin namun hangat.
"Aku harus menjawab apa besok?" Gumamnya.
🍰🍰🍰
Karena Seungmin sibuk, Minho pulang sendirian setelah kuliah. Dia memutuskan untuk membeli beberapa buku bacaan.
"Minho" Mendengar suara itu membuat Minho membeku, dia terus berjalan tanpa berhenti. Jantungnya sudah berdegup kencang saat itu.
Tapi tiba-tiba tangannya di tarik dan membuat dirinya harus berhenti.
"Kau berjalan sangat cepat" kata Juyeon sambil mengatur napasnya. Minho terlihat menunduk, dia tidak punya keberanian menatap wajah pria itu.
"Kau kenapa?" Tanya Juyeon saat melihat wajah Minho merah padam. Minho langsung menggeleng tanpa mengatakan apapun. Melihat itu seketika Jiyeon menjadi gemas. Dia lalu mengangkat dagu Minho dan akhirnya tatapan mereka beradu.
"Bagaimana jawaban mu? Aku sudah tidak bisa menunggu lagi" kata Juyeon. Hal itu membuat Minho kelabakan.
"Aku.." Minho memegang kedua tangannya.
"Aku berharap kau mau Minho, aku menyukai mu dari sejak pertama kali kita bertemu" kata Juyeon lagi. Minho menghela napas, lalu dengan keberaniannya dia menatap wajah pria itu.
"Aku mau" ucapan itu membuat Juyeon tersenyum, dengan cepat dia membawa tubuh Minho ke dalam pelukannya.
"Terima kasih Minho" kata Juyeon sambil memeluk pria manis itu.
Senyuman itu terlihat di bibir Minho, untuk pertama kalinya dia berpacaran. Namun saat masuk ke pekarangan rumah, tiba-tiba dia mendapat sebuah lemparan batu.
"Arhh" dia meringis kesakitan.
"Hai! Cepat masuk dan cuci baju mu" kata wanita itu dengan wajah jengkelnya. Minho lalu menganguk, lalu dia masuk ke dalam sana sambil mengusap kepalanya.
Saat ini mereka tengah makan malam di ruang makan. Ada Minho, ayah, ibu dan adik tirinya Lee Felix di sana.
"Bagaimana kuliah mu Minho?" Tanya sang ayah sambil mengambilkan lauk pada putra sulungnya itu. Minho terlihat tersenyum dan menceritakan semuanya. Sang ayah dan adiknya mendengarkan dengan baik, tapi ibu tirinya nampak tidak suka mendengar itu.
"Syukurlah kau senang, mulai besok ayah akan pergi ke luar kota untuk bekerja Minho satu bulan lamanya. Ibu tolong jaga anak-anak ya" kata pria paruh baya itu pada istrinya.
Mendengar itu membuat Minho mendadak takut, dia menatap sang ibu tiri. Entah apa yang akan wanita itu akan lakukan padanya saat sang ayah pergi meninggalkannya.
"MINHO BANGUN!!" Teriakan itu menggema di seluruh ruangan rumah. Minho langsung bangun dan berlari keluar.
Byurr....
"Aku menyuruh mu untuk bangun pagi kan, rasakan itu" kata wanita itu setelah menyiram Minho dengan air dingin. Hal itu membuat pria manis itu mengigil kedinginan.
"Cepat belikan aku bahan masakan ke luar" kata wanita itu sambil memberikan uang dan catatan.
"Tapi aku kuliah pagi ibu" kata Minho.
"Biar saja kau terlambat, aku sudah menyuruh mu kemarin untuk bangun lebih pagi jadi tanggung sendiri akibatnya" kata wanita itu dengan geram. Minho lalu menganguk dan pergi ke luar.
🍰🍰🍰
"Minho" panggilan itu membuat Minho terkejut. Hatinya berdebar saat melihat wajah kekasihnya itu.
"Aku merindukan mu" pelukan hangat itu didapatkannya dari Juyeon. Minho benar-benar merasa nyaman saat bersama pria itu.
"Ayo" kata Juyeon sambil menuntun Minho berjalan ke dalam kampus.
"Ayo kita pergi menonton malam ini" kata Juyeon lewat pesan singkat. Senyuman itu terlihat di bibir Minho, dia benar-benar bahagia saat itu.
"Wah kenapa kau?" Tanya Seungmin pada pria itu. Minho langsung menutup ponselnya dan tersenyum kaku.
"Ayo kita makan nanti malam, aku yang akan mengatakannya pada ibu mu" kata Seungmin. Minho langsung menggeleng.
"Maaf Seungmin, tapi ibu menyuruh ku untuk menemani Felix di rumah karena dia akan pergi arisan dengan teman-temannya" Minho mulai berbohong. Tanpa ragu Seungmin mengangguk pelan.
"Baik, kalau begitu aku akan pergi ke rumah mu" kata Seungmin. Seketika Minho berkeringat, bagaimana caranya ini?
"Aku.. aku akan pergi mengantar Felix ke rumah temannya. Kau tahu kan dia itu sangat pemalu" kata Minho, dia benar-benar tidak bisa membuat sebuah alasan.
"Hmm Baiklah, lain kali saja" kata Seungmin. Akhirnya Minho dapat bernapas lega, akhirnya dia bisa keluar pergi dengan Juyeon malam itu.
"Ini" Juyeon memberikan tiket itu pada Minho, Minho mengambilnya sambil tersenyum semanis mungkin.
🍰🍰🍰
Saat Seungmin pergi ke toserba, tiba-tiba tak sengaja dia melihat ibu Minho tengah berbelanja dengan Felix.
"Bibi" sapa Seungmin seperti biasanya. Wanita itu nampak tersenyum ramah melihat Seungmin.
"Bibi sudah selesai arisan?" Tanya Seungmin tiba-tiba. Terlihat wanita itu nampak kebingungan.
"Aku tidak ada arisan, siapa yang mengatakannya?" Tanya wanita itu. Seungmin kebingungan mendengarnya.
"Minho yang mengatakannya tadi" jawab Seungmin.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
STRAWBERRY CHEESECAKES | BANGINHO ✔
FanfictionWAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA! BANGINHO FANFICTION Kepolosan itu menghancurkan dirinya, bagaimana pria itu tak bisa menolak saat pria brengsek itu berusaha melecehkan dirinya. Namun hidupnya berubah saat bertemu dengan polisi tampan yang...