"Chan kau baik-baik saja akan? Tadi aku mendengar mu menjerit, aku kita kau terluka" kata Minho dari luar.
"Aku baik-baik saja" jawab pria Bang itu dari dalam sana.
Minho benar-benar malu, tiba-tiba wajahnya merah padam setelah melihat pemandangan tadi.
"Bagaimana jika Chan mengira aku ini mesum" gumam Minho, dia lalu mengusap rambutnya frustasi.
Suara pintu itu terbuka membuat Minho terkejut, Chan lalu keluar dengan pakaian kaos oblong berwarna hitamnya.
Minho meneguk salivanya melihat penampilan dari pria itu. Kenapa Chan terlihat sangat tampan?
(Aaa ganteng woyy 🥲🥲)
"Maaf jika kau menunggu lama" kata pria Bang itu. Minho lalu menampar wajahnya mencoba mengembalikan kesadaran.
"Tidak apa" jawab Minho. Chan terkekeh mendengarnya, apalagi saat melihat wajah pria itu sangat merah.
"Sepertinya di luar ada badai, apa kita harus pergi sekarang?" Tanya Chan sambil mengintip lewat jendela.
"Kita tunggu beberapa saat lagi" kata Minho. Chan mengangguk lalu dia berjalan ke dapur.
"Kotak apa ini?" Tanya Chan saat melihat kotak kue yang Minho beli tadi. Mendengar itu Minho langsung berlari dan mencegah agar Chan tidak membukanya.
"Jangan sentuh!" Kata Minho. Chan tertawa melihat reaksi Minho. Tingkah lakunya membuat Chan menjadi sangat gemas.
"Saat waktunya tiba kau akan melihat isinya" kata Minho. Chan mengangguk pelan mengiyakannya. Saat Minho berbalik, tak sengaja Chan melihat leher pria itu lagi. Hatinya seperti kecewa melihat bekas itu.
"Kau punya pacar?" Tanya Chan tiba-tiba. Minho langsung berbalik dan menatapnya bingung.
"Hmmm tidak, kenapa?" Tanya Minho. Chan menggeleng lalu dia berbalik membuka kulkas.
Semakin lama bukannya badai semakin reda, nampaknya semakin parah dan keras.
Minho menegang perutnya, dari tadi dia sudah menahan lapar dan perutnya terus berbunyi.
"Kau mau makan ramen?" Tiba-tiba Chan tertanya, dari tadi soalnya diam melihat Minho sepertinya kelaparan.
"Apakah boleh?" Tanya Minho. Chan terkekeh, lalu mengangguk. Dia langsung pergi ke dapur dan membuka laci.
"Hanya ini yang aku punya" kata pria Bang itu. Minho mengangguk sambil meneguk ludahnya karena sudah sangat lapar.
"Sepertinya kita tidak bisa keluar, kita rayakan ulang tahun ku di sini saja" kata Minho. Chan mengangguk sambil memakan ramenya.
"Aku pertama kalinya makan ramen dengan seseorang" kata Chan tiba-tiba seketika Minho tersedak mendengarnya.
"Ini" Chan langsung memberikannya air.
"Maaf" kata Minho sambil mengusap mulutnya.
"Jeng jeng" Minho memberikan kue yang dia beli pada pria Bang itu. Chan terlihat menurut mata sebelum meniup lilinnya.
"Hore" sorakan itu terdengar dari Minho saat lilinnya padam.
"Aku ada sesuatu" kata Chan lalu dia kembali ke dapur dan membuka kulkas. Pria itu membawa dua botol soju.
"Tapi aku tidak bisa minum" kata Minho. Mendengar itu Chan terkekeh, dia lalu mencubit pipi pria manis itu.
Mereka menikmati kue sambil menonton TV. Saat itu sudah jam sembilan malam.
"Sepertinya badai sudah berlalu, aku akan pulang" kata Minho sambil mengintip lewat jendela.
"Aku akan mengantar mu nanti" kata Chan, Minho langsung menggeleng dia tidak mau merepotkan pria itu lagi.
"Selamat ulang tahun Chan, semoga semua harapan mu terkabul" kata Minho sebelum mereka berpisah. Chan tersenyum mendengarnya.
"Minho" panggil pria itu lagi, namun terlihat pria manis itu sudah berjalan pergi meninggalkannya.
Chan menunduk, dia mengepalkan kedua tangannya. Pria Bang itu menghembuskan napas panjang, lalu dia berlari ke arah Minho dan memeluknya dari belakang.
"Chan?" Panggil Minho saat dagu pria itu menempel di bahunya.
"Biarkan aku seperti ini sebentar" kata Chan. Minho terdiam, dia masih berusaha mengatur napas detak jantungnya yang sangat cepat.
Minho lalu berusaha untuk melepaskan pelukan pria itu. Dia lalu berbalik menatap Chan.
"Aku harus pulang" kata pria manis sambil menunduk. Chan lalu memegang wajah mungil milik pria itu lalu dia menempelkan bibirnya di bibir pria manis itu. Hal itu sukses membuat Minho terkejut. Chan mulai menyesap bibir bawah pria itu dengan hati-hati dan penuh perasaan agar tidak menyakiti pria itu.
Minho diam membatu, dia benar-benar tidak bisa berpikir saat itu.
"Ahh ternyata begitu Lee Minho sayang? Baiklah aku akan memberikan mu pelajaran" kata seseorang pria yang melihat Chan dan Minho saat itu.
"Chan maaf aku harus pulang" kata Minho langsung melepaskan tangan Chan dari wajahnya. Dia berusaha untuk menunduk lalu pergi dari sana.
"Maafkan aku Minho, aku tidak bisa menyangkal bahwa aku menyukai mu" kata Chan sambil menunduk sendirian di sana.
🍰🍰🍰
Minho merebahkan tubuhnya di kasur, tubuhnya benar-benar panas saat itu. Dia berusaha menepuk pipinya beberapa kali untuk menyadarkan dirinya.
"Apa yang dia lakukan tadi?" Gumam pria itu dengan senyumannya. Sungguh Minho mungkin gila saat itu dan dia tidak tahu karena apa.
"Tidak aku tidak boleh menyukainya" kata pria itu tiba-tiba, dia sadar dirinya tidak pantas dengan pria itu.
"Kau harus menyukai orang lain Chan" kata Minho.
Di sisi lain, Chan mengubur dirinya dengan bantal. Sepertinya dia terlalu terburu-buru mengambil keputusan, entah bagaimana caranya dia menghadapi Minho saat mereka bertemu.
"Bagaimana jika dia tidak kau berbicara pada ku? Bang Chan kau terlalu bodoh dan lemah" katanya sambil memukul kasur.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
STRAWBERRY CHEESECAKES | BANGINHO ✔
FanfictionWAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA! BANGINHO FANFICTION Kepolosan itu menghancurkan dirinya, bagaimana pria itu tak bisa menolak saat pria brengsek itu berusaha melecehkan dirinya. Namun hidupnya berubah saat bertemu dengan polisi tampan yang...