TRACK 1 • Sepasang Mata Belo

324 20 0
                                    

SANJI
Prahaa
Gue otw sekarang
Gue tunggu di parkiran


Praha membaca chat terakhir dari Sanji sembari menghabiskan serealnya. Dengan mulut yang penuh, Praha segera mengetik pesan 'oke' untuk Sanji. Teman ceweknya itu selalu semangat bila disuruh meliput kegiatan di sekolah. Maklum, Praha dan Sanji adalah siswa pandemi, buta sekali dengan sekolah. Untungnya ekstra jurnalistik yang diikuti keduanya memberi kesempatan kepada anggotanya untuk lebih sering mengunjungi sekolah daripada siswa lainnya. Sebab seringnya anak-anak ekstrakurikuler jurnalistik diberi tugas untuk meliput seluruh kegiatan sekolah.

Dan hari ini, mereka ditugaskan untuk meliput kegiatan vaksinasi di sekolah. Praha tentu saja semangat, sebab ia benar-benar tak dapat mencicipi bangku kelas selama satu tahun. Tahu-tahu sudah kelas 11 aja. Masa SMA-nya benar-benar nggak seru.

Setelah menghabiskan serealnya, Praha bergegas menggunakan sepatu. Sebentar lagi pukul delapan, dan ia benar-benar harus cepat-cepat sebelum kegiatan vaksinasi dimulai.

Dengan kemeja hitam jurnalistiknya, celana panjang putih, dan kalung name tag berisi nama dan fotonya, Praha kini telah siap untuk menjalankan tugasnya; meliput sekaligus cuci mata. Sebab hari ini adalah jadwal vaksinasi kelas 12. Misi berburu kakak kelas cogan resmi dimulai.


***


Praha membelokkan stang motornya ke arah parkiran sekolah. Laki-laki itu sedikit mengernyit, parkiran masih sepi─meski beberapa motor telah terparkir rapi sepaket dengan pengendaranya. Namun tetap saja jumlahnya masih sedikit.

Praha memarkirkan motornya di sebelah motor Sanji yang sedang sibuk merapikan rambutnya di kaca spion.

"Lama banget lo, Pra." Ucap Sanji, gadis itu masih mempertahankan gaya 'merapikan rambutnya'.

"Lebay lo. Santai aja kali, tuh kakak kelas aja masih sedikit yang dateng, padahal udah jam 8." Sahut Praha, kini laki-laki itu ikut merapikan rambutnya di kaca spion. "Apta belum dateng?"

"Belum. Lumutan gue nungguin kalian berdua."

Praha terkekeh mendengar rutukan yang tak ada habisnya itu.

Tak lama, satu motor datang mendekat ke arah Praha dan Sanji. Panjang umur, sebab si pengendara adalah seorang gadis dengan rambut dijalin khasnya, Apta.

"Parah gue kira telat anjir." Apta bergegas turun dari motornya, untuk kemudian ikut-ikutan berkaca dan merapikan rambutnya yang sudah rapi terjalin di spion motornya.

"Sebenernya sampai jam sembilan pun nggak bakal telat, Ta, kakak kelas pasti pada ngaret." jelas Praha.

"Iya, sih."

"Udah aman, kan? Yuk langsung buat opening sama closing, keburu ramai." ajak Sanji yang telah siap dengan kameranya.

Ketiganya kemudian meninggalkan lapangan parkir dan menuju gerbang sekolah.

Untungnya jadwal vaksinasi untuk kelas 11 telah dilaksanakan kemarin, jadi mereka tidak perlu khawatir apabila efek kantuk dan nyeri tiba-tiba menyerang ketika sedang mewawancari narasumber nanti.

Dalam tim yang berisi tiga anggota, Praha adalah satu-satunya yang tidak akan terlibat langsung dalam pembuatan video liputan, sebab ia berperan sebagai redaktur, orang yang menaungi segala bentuk tulisan. Tugas Praha hanya membuat artikel berdasarkan liputan yang dilakukan timnya, selain itu juga membuat pertanyaan untuk kegiatan wawancara bersama narasumber. Selebihnya ketika melakukan take video liputan, Praha hanya mencermati dan memperhatikan sekitar, bengong, atau terkadang jalan-jalan berkeliling sendirian.

[BxB] Playlist; SECRET ADMIRERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang