Praha menutup pintu kamarnya. Malam ini, tepat di saat ia memutuskan untuk pulang ke rumah setelah seharian menghilang━bahkan hampir dua hari. Widhi menyambut kedatangan Praha dengan wajah gelisah, perempuan itu segera memeluk Praha seraya mengucapkan permintaan maaf. Tentu laki-laki manis itu tidak kuat, maka ia mencoba melepaskan pelukan itu dan mengatakan bahwa ia tidak apa-apa, rapornya sudah ia terima dan tidak ada nilai jelek di sana. Semua itu ia lakukan agar bisa bergegas menuju kamar dan menetralkan kembali keadaan dirinya sendiri.
Menangis. Isakan tertahan terdengar selayaknya cicitan bayi tikus. Laki-laki manis itu terduduk di balik pintu kamarnya sendiri, memeluk tas dan jaketnya dengan erat. Padahal tadi ia sudah berjanji kepada Akasa untuk tidak menangis lagi. Tapi rupanya itu bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Namun, bukan waktu yang sulit untuk Praha bisa menenangkan dirinya kembali, apalagi setelah ia mendapatkan notifikasi dari Akasa.
praha gue tau ini alay (19.54)
tapi setelah lo balik, apartemen jadi sepi lagi (19.54)
mungkin nanti lo bisa tinggal lebih lama di sini? (19.54)
atau perlu gue yg nginep di rumah lo? (19.54)
Praha membiarkan notifikasi itu mengambang begitu saja di layar kunci ponselnya selama lima menit, menatapnya dengan senyap.
sebenernya gue cuma mau bilang gue kangen sama lo (19.59)
hehe (19.59)
Agaknya butuh waktu lima menit bagi Akasa untuk meyakinkan dirinya sendiri apakah akan mengirim pesan tersebut atau tidak. Praha tersenyum tipis, isakannya telah sirna, menyisakan mata sedikit sembab yang masih sedikit basah dengan rasa sakit di kepalanya yang kian terasa menekan.
"Baru juga gue tinggal sejam." gumam Praha.
***
Hari-hari berikutnya memang berjalan lancar dan tenang.
Widhi lebih memiliki waktu luang di rumah, ia jadi bisa memasak dan menyiapkan sarapan untuk Praha, ia bisa membersihkan rumah, menghabiskan waktu menonton televisi dan bermain gawai, serta tentunya mencoba membangun kembali hubungannya dengan Praha melalui berbagai cara━memasak makanan kesukaan Praha, menyiapkan buah segar sebagai pencuci mulut, menanyakan satu-dua hal yang selama ini ia lewatkan, menanyakan hasil akhir di rapornya, serta menawarkan banyak bantuan terkait hal yang sebetulnya tak perlu dilakukan.
Praha mengerti, Mamanya sedang mencoba memperbaiki semua dan telah melakukannya dengan sepenuh hati. Namun hal itu pun sejatinya tak mudah Praha terima, sebab ia merasa sudah terlalu jauh dengan perempuan itu, ia pun perlu waktu untuk bisa merangkul semuanya.
Sebentar lagi tahun baru. Praha semangat menyambut riuh-sorai keistimewaan dunia itu, tentu karena ia akan menikmati malam tahun baru nanti bersama Akasa di taman kota, merayakannya bersama banyak orang di konser akhir tahun dan pesta kembang api. Ia benar-benar sudah tak sabar.
Beberapa hari lalu Praha mendapat kabar bahwa Akasa baru saja menyelesaikan sesi photoshoot yearbook-nya. Laki-laki tinggi itupun menunjukkan hasil jepretan kawannya dengan setelan hitam-hitam yang telah dirancang Praha tempo hari. Akasa benar-benar tampan di foto itu, terlihat sangar namun berwibawa, karismatik, keren, dan segala bentuk pujian pasti terlontar ketika melihat Akasa model badass seperti itu. Bahkan Praha hampir saja menyetel foto tersebut menjadi wallpaper ponselnya.
"Lo kalau lagi makan emang nggak bisa diganggu, ya." suara berat itu terkekeh melalui sambungan telepon.
Malam ini keduanya sedang tersambung melalui video call. Laki-laki tinggi itu menawarkan untuk VC dengan alasan kesepian━dan siapa pula yang mau menolak ajakan itu yang notabene berasal dari crush kita bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
[BxB] Playlist; SECRET ADMIRER
Teen Fiction⚠️WARNING!⚠️ Cerita ini bergenre boyslove, untuk yang anti bisa meninggalkan lapak ini. ☑️ [CERITA LENGKAP] Menjadi beda bukanlah sesuatu yang mudah. Bagi Praha, mencintai orang yang segender dengannya adalah sebuah beban, sebab ia tidak bisa bertin...