TRACK 15 • Each Other's Precious Day

119 16 0
                                    

Kali ini tidak perlu suara dering alarm untuk membangunkan Praha tepat di pukul tujuh. Pagi ini adalah hari pertama ia dan seluruh siswa di sekolahnya merasakan libur semester akhir tahun. Menyenangkan, sebagian pasti merasa demikian, namun akan berbeda jika Praha menyadari bahwa ia tak terbangun di kamarnya dan kembali mengingat hari kemarin. Tidak heran, ia kini hanya bisa menyibak selimut⸺yang tentu membuatnya nyaman terlelap semalaman⸺dan menghela napas kuat-kuat.

Semalam ia baru saja menangis di pundak Akasa, ia mengingatnya, apalagi ketika tangan kirinya digenggam erat oleh tangan besar Akasa. Mengulang semua itu sedikit membuat tersipu, hingga beberapa saat kemudian ia mengedarkan pandangnya, dimana Akasa?

Laki-laki manis itu segera beranjak keluar kamar, suasana apartemen ini sepi, menandakan masih belum ada aktivitas apapun yang dilakukan si Pemilik Apartemen. Kedua netra Praha lantas terpaku pada satu titik di mana ia dapat menyaksikan tubuh besar Akasa tengah meringkuk di sofa ruang tamu. Kepalanya beralaskan bantal sofa, tidak ada selimut, tidak ada bantal guling, dan tidak ada baju yang melindungi tubuhnya. Alias AKASA TIDUR SEMALAMAN DALAM SITUASI NAKED!

Praha membulatkan matanya dan mencoba menelan ludah. Cobaan macam apalagi ini? Seketika saja ia melupakan masalah kemarin, melupakan tentang ia yang menangis semalaman, melupakan bagaimana ia sulit mengatasi dirinya sendiri. Yang ia ketahui sekarang hanyalah Akasa benar-benar menggoda.

"Tahan kendali, Pra." Laki-laki manis itu mencengkeram kuat sisi celananya. Ia lantas berpaling menuju dapur, mencoba melupakan situasi 'menyegarkan' itu dengan membuat sarapan.

Tidak ada yang spesial di dapur Akasa⸺tipikal dapur yang hanya dihuni oleh lelaki pada umumnya. Bahkan Praha yakin laki-laki tinggi itu tak sering mengoperasikan kompor dan semua alat masaknya. Kulkas dua pintu di pojok dapur hanya menyediakan dua botol susu dan sekotak sereal. Selebihnya? Tidak ada. Ruang kosong. Praha berdecih, "Percuma punya kulkas gede tapi isinya nggak ada."

"Praha?"

Yang dipanggil lantas menegakkan badannya. Suara berat⸺yang tak lagi bertutur lembut⸺khas baru bangun tidur tiba-tiba saja memenuhi sudut-sudut ruangan. Suaranya aja menggoda, apalagi...

"Lo udah bangun?" Akasa menyembulkan kepalanya dari balik sofa. Wajah bantalnya terlihat lucu, apalagi rambut berantakannya.

"U-udah, Kak. Maaf Praha ke dapur nggak ijin dulu. Kakak mau sarapan apa? Biar Praha siapin." Laki-laki manis itu gelagapan.

Akasa tersenyum tipis, "Santai. Kalau nggak ngeberatin lo, boleh deh siapin roti panggang. Alat pemanggangnya ada di samping lo, roti sama nutella-nya ada di pantry kedua. Makasih, ya."

Praha mengangguk paham. "Tunggu ya, Kak." Belum genap ia bergerak, Praha ingin bertanya kembali, namun kali ini dengan keraguan, "Kalau Praha mau sarapan sereal boleh nggak?" tanyanya seraya tersenyum kikuk.

Sialan, bagi Akasa itu adalah wajah menggemaskan yang paling ia sukai, "Habisin aja kalau lo mau." Ucapnya serasa tersenyum lebar, jarang-jarang paginya disuguhi kegemasan duniawi.

Seraya menunggu Praha menyiapkan sarapan, Akasa menyalakan televisinya. Berita mendominasi siaran pagi ini, bahasannya tentu tentang Natal dan Tahun Baru yang hanya dalam hitungan hari saja. Sibuk mengganti-ganti siaran, akhirnya Akasa menetap ketika salah satu tayangannya adalah sebuah film yang kerap dilihatnya ketika akhir tahun.

"Baby's Day Out?" tanya Praha kemudian.

"Iya. Gue suka nonton ini dari kecil." Akasa nyengir.

"Menjelang Natal selalu wajib nonton itu, sama Home Alone juga." Tambah Praha, kini ia sedang menuangkan sereal dan susu ke dalam satu mangkuk yang sama.

[BxB] Playlist; SECRET ADMIRERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang