13. dejavu

284 76 23
                                    

Bel pulang sekolah baru saja berdenting, tepat pukul empat sore itu. Setelah guru yang tadi mengajar keluar dari kelas, semua siswa dan siswi bergegas membereskan segala peralatan tulis-menulis di atas meja mereka masing-masing ke dalam tas, termasuk Nata. Setelah menutup risleting tas miliknya, gadis manis itu segera mengecek ponsel di saku rok sekolah.

Dan dadanya berdegup kencang ketika melihat ada sebuah pesan dari mantan calon Kakak iparnya. Pesan itu masuk sejak dua puluh menit yang lalu.

'Kakak jemput ya, Nat? Kebetulan Kakak lewat jalan depan sekolahan kamu. Sebentar lagi sampai.'

Nata tidak mampu menahan senyumannya ketika membaca pesan tersebut. Akan bertemu dengan Naru belum pernah sebahagia ini sebelumnya. Tidak ingin membuang waktu, buru-buru dia membalasnya.

'Maaf baru sempat balas, Kak.'
'Jam sekolah Nata baru selesai.'
'Kakak sudah sampai?'

"Habis ini mau nonton turnamen basket nggak, Nat?" Pertanyaan dari teman sebangkunya mengalihkan atensi Nata dari kolom chat di ponselnya.

"Ada Kak Gaara nggak?" Tanya gadis itu, iseng. Gaara adalah alumni di sekolah mereka. Pemuda yang menjadi sosok 'Pangeran' ketika masih bersekolah di Kanto. Kakak senior satu-satunya yang Nata idolakan karena segudang prestasi yang dimiliki lelaki itu.

"Ada dong. Kan dia kaptennya." Honoka menjawabnya dengan semangat, lalu mengedipkan sebelah mata pada Nata. "Incaran kamu kan?"

Sedangkan Nata hanya terkikik ringan menanggapinya, "Tahu aja kamu." Lalu dia terlihat seakan berpikir keras. Berkali-kali mata indahnya menatap layar ponselnya yang menyala, menunggu balasan chat dari pria di seberang ponsel sana. "Hmm ... gimana ya?"

"Yuk, pulang." Belum selesai Nata mengambil keputusan, Sasu sudah berdiri di sisi bangkunya, dengan sebuah tas ransel yang sudah tersampir di salah satu bahunya.

Sontak saja Honoka menyipitkan mata tanda tidak suka, "Ih, apa sih kamu, Sas? Nata mau nonton turnamen sama aku tahu!"

Mengabaikan obrolan kedua temannya, Nata segera memusatkan atensi pada ponselnya saat sebuah notifikasi chat masuk ke dalam ponselnya. Ah, Naru sudah membalas pesannya.

'Sudah.'

Pesan itu sangat singkat, namun sudah mampu membuat Nata tersenyum cukup lebar.

"Kayaknya aku nggak bisa ikutan deh, Honoka. Aku harus segera pulang." Ujar gadis itu sambil menyandang tas punggung di kedua bahunya.

Sasu menaikkan salah satu sudut bibirnya, menatap mengejek pada Honoka yang sekarang mencebikkan bibirnya. "Kasihan ..."

"Tapi aku nggak bisa pulang bareng kamu juga, Sas."

Sekarang gantian Honoka yang tertawa menang. "Kasihan ..."

"Loh ... kenapa, Nat?" Tanya Sasu. Jika diperhatikan alis kelam itu tampak sedikit menukik tidak senang. Pasalnya selama ini Nata selalu berangkat dan pulang sekolah dengannya.

"Kak Naru yang jemput." Nata menjawab cepat, terburu-buru. Lalu bangkit berdiri. "Aku duluan, ya ... bye!" Setelah melambaikan tangan singkat, kedua kakinya segera menjejak keluar ruang kelas sambil mengetikkan balasan pesan untuk seseorang yang sudah menunggunya.

'Nata segera meluncur.'

'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HEARTBEAT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang