Semenjak Naru menjadi kekasihnya, dunia Nata semakin terasa berwarna. Pria itu datang memberinya warna pelangi, menghapus kelabu yang menyelubungi hidupnya semenjak kepergian Naori, kakaknya. Kini, senyum Nata bukan lagi sebuah topeng untuk menyembunyikan kesedihan, senyuman itu benar-benar tulus dari dalam lubuk hati.
Memang benar, tampan itu relatif. Tapi bagi Nata, Naru adalah pria tertampan di seluruh dunia. Tampan paras dan juga hatinya. Sebuah paket komplit yang membuat gadis itu selalu bersyukur karena pria itu adalah miliknya. Dia tidak akan pernah merasa bosan terus menatapinya seperti ini, Naru semakin terlihat menarik saat sedang serius mengemudi.
"Nah, udah sampai ..."
Nata menengok ke kaca pintu di sampingnya, sedikit cemberut saat sadar mobil yang mereka naiki sudah sampai di sisi pagar gedung sekolahnya. "Cepat banget."
"Nanti kita bisa ketemu lagi, Schnucki." Ah, panggilan baru. Senyuman gadis itu melebar mendengarnya. Setahunya, Schnucki adalah salah satu panggilan sayang yang sering kali dipakai orang Jerman untuk memanggil kekasihnya---selain Liebling, tentu saja.
"Kamu selesai syuting jam berapa?" Tangan Nata bergerak melepas sabuk pengamannya, lalu kembali menatap Naru.
"Belum tahu, sih ... tapi aku usahain nggak sampai malam." Naru mengecek ponselnya yang tadi tergeletak di atas dashboard, pada catatan jadwal harian yang selalu dia buat saat malam, lalu menatap Nata. "Kenapa?"
"Nanya aja kok. Mana tahu Kakak mau ngapel nanti malam, biar Nata bisa persiapan dandan." Nata tertawa kecil, dia sudah selesai melepas sabuk pengaman. Sedangkan tawa renyah Naru menggema setelahnya.
"Astaga ... ngegemesin banget pacarku ini." Dan kedua tangan pria itu mencubit gemas pipi kekasihnya, membuat titik itu dihinggapi rona merah muda. "Nat, kamu nggak berdandan pun aku udah tergila-gila begini, loh ..."
"Apa lagi kalau berdandan, biar Kak Naru mabuk kepayang." Saat Nata menjulurkan lidah, Naru melepas kedua tangannya di pipi gadis itu, berganti memeluknya singkat tanda perpisahan.
"Ya udah. Sana masuk. Belajar yang giat."
"Oke," setelah berucap begitu ringan, tanpa terduga Nata mencium kilat bibir Naru sebelum turun dari mobil. "Hati-hati di jalan." Lalu melambaikan tangan sejenak, lantas berlari masuk ke halaman sekolah dengan wajah yang semakin merona. Dia malu.
Sementara Naru yang masih di dalam mobil terlihat mematung, wajahnya merah padam. Dia geleng-geleng kepala dengan senyuman lebar seraya memutar setir bundarnya, kembali melanjutkan perjalanan menuju tempat kerja.
Sungguh, kelakuan iseng Nata membuat moodnya semakin bagus pagi ini. Mencuri ciumannya? Astaga, Naru benar-benar tidak habis pikir. Tapi ... dia senang. Sangat senang. Hatinya tidak lagi kering kerontang sekarang.
Tanpa mereka sadari, Sasu melihat semuanya dengan hati terluka. Dia memang sedari tadi berada beberapa meter di depan mobil Naru. Rimbunnya tumbuhan hias yang berada di sisinya mengaburkan presensi dirinya dari tatapan mereka berdua.
"Sas ..." panggilan itu membuat Sasu tersentak. Dia menoleh, dan sosok Sakura sudah ada di sisinya.
"Sejak kapan kamu di sini, Ra?" Tanyanya.
Sakura tersenyum, "Baru aja, aku baru turun dari bus. Mau jalan bareng ke kelas?" Tawarnya kemudian.
"Boleh." Setelah bersusah payah mengukir senyuman, Sasu membersamai langkah Sakura menuju kelas mereka.
"Tumben nggak bawa motor?" Gadis itu bertanya untuk mengisi kekosongan.
"Lagi di bengkel, kemarin sempat mogok. Namanya besi tua, nggak tahu rusak bagian mananya?" Sasu menghela napas, menatap Sakura. "Kamu sendiri?"
![](https://img.wattpad.com/cover/119253485-288-k918013.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTBEAT✔
RomanceTersedia PDF . Hey, jantung ... kenapa kau selalu berdetak kencang ketika melihatnya, huh? Apakah pemilikmu yang sebelumnya ... begitu mencintainya? Start : 10 januari 2022 End : 28 maret 2022 Rank : 🥇#1 in friendzone, 15 maret 2022 🥇#1 in directo...