23. kencan bersama

486 75 25
                                    

Menunggu sudah bukan lagi menjadi sesuatu yang menyebalkan bagi Nata, sebab kali ini dia ditemani oleh sang sahabat terbaik dan juga kekasihnya. Gadis itu tersenyum menatap pasangan baru di depannya. Bersatunya Sasu dengan Sakura membuat dia turut merasakan kegembiraan tersendiri---Sasu sudah menerima cinta gadis paling teladan di sekolahannya itu tepat setelah Nata keluar dari rumah sakit tempo hari.

Mereka bertiga sudah bersiaga berdiri di sisi gerbang, berpayungkan rimbunnya dedaunan pohon Ek yang masih tumbuh di dalam pagar, masih di area sekolahan. Sasu dan Sakura memang sengaja menemani Nata menunggu kedatangan Naru untuk menjemput gadis manis itu seperti biasanya. Semenjak Sakura resmi menjadi kekasih Sasu, gadis itu menjadi semakin akrab dengan Nata.

Cuaca sore ini sangat bersahabat, mentari tidak terlalu terik sehingga membuat ketiga remaja tersebut betah berlama-lama bercengkerama di sana. Saling mengobrol ringan dan bercanda seraya menikmati segarnya embusan angin senja yang membelai setiap helai rambut mereka.

"Jadi, rencananya kita mau nge-date ke mana, Ra?" Setelah sekali lagi memeriksa ponselnya, Nata kembali bertanya pada Sakura. Kekasih sahabatnya itu sedang meminum minuman boba di gelas plastik.

"A-aku sih terserah Sasu aja." Sakura tersipu, pipi gadis itu sedikit dihinggapi rona merah muda saat menjawabnya, memancing kekehan lembut Nata.

"Ciieee ... malu-malu nih. Manisnya~"

"Jangan godain dia, Nat." Dan delikan tajam dari Sasu menghentikan tawa gadis manis itu, berganti senyum lebar tanpa suara.

"Posesif banget mentang-mentang baru jadian." Ledeknya melanjutkan menggoda, lalu memutar kepala ke kanan. Dan di detik itulah kedua mata gadis itu melihat sesuatu yang sedang mereka tunggu sejak tadi akhirnya datang. "Ah, itu mobil Kak Naru udah kelihatan."

Mobil berwarna hitam metalik itu semakin mendekat, semakin pelan, hingga akhirnya berhenti tepat di depan ketiganya. Pengemudinya segera keluar menuruni kendaraannya, wajah tampan itu sudah dihiasi senyuman menawan ketika melangkah mendekati mereka.

"Hai, Kak ..." Nata menyapa kekasihnya dengan ceria, yang dihadiahi ciuman hangat di puncak kepalanya.

"Hai juga, Schnucki."

Nata sedikit melotot, sebab Naru menciumnya tepat di depan Sasu dan Sakura. Kedua pipi tembam gadis itu memerah, reaksi alaminya ketika sedang malu. Meski begitu, tapi dia merasa begitu bahagia. Apalagi ketika Sasu berdeham kencang di sisinya.

"Sore, Kak Naru." Interupsi pemuda itu.

"Sore, Sas. Tumben kalian kompak begini?"

"Cuma nemenin Nata nungguin Kak Naru. Kasihan, dia baru sembuh."

Kedua mata Nata melotot ke arah Sasu, dia melipat lengan di depan dada, tidak terima. "Heh? Aku nggak pernah minta dikasihani, loh ..."

Sebagai seorang yang paling dewasa di antara mereka, Naru hanya terkekeh lalu mengacak rambut kekasihnya. Melihat perdebatan kecil antara Nata dan Sasu sudah terlalu terbiasa untuk pria itu.

"Teman baru?" Naru lantas menunjuk Sakura lewat gerakan dagu.

"Oh, iya ... perkenalkan, dia Sakura, panggil aja Rara. Pacarnya Sasu, yang waktu itu ketemu di kafe." Nata yang menjawabnya, mewakili mereka berdua. Sedangkan Naru hanya mengangguk-angguk setelah mengingat wajah gadis yang tersenyum manis padanya.

"Oh, yang itu."

"Salam kenal, Kak." Sapa Sakura.

"Salam kenal juga, Ra." Dan senyum gadis itu menular pada kedua belah bibir sang pria dewasa. Kedua mata beriris biru itu lantas beralih pada sosok Sasu, dengan gerakan isyarat menunjuk letak mobilnya berada. "Kalian mau pulang bareng? Jok belakang masih kosong, tuh."

HEARTBEAT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang