Dingin, gelap, sesak, nafas tercekik.
Kadar oksigen dalam paru-parunya semakin menipis, pundak kebas dan mati rasa tak bisa membantunya untuk naik ke atas air yang semakin kehilangan cahaya.
Teriak pun ia percuma, karena suaranya telah dibungkam oleh benda cair yang terus menarik dirinya jauh ke dalam.
Apakah ini adalah akhir dalam hidupnya?
Suhu dingin yang hampir menyentuh nol drajat pun mulai membuat saraf-saraf otaknya melemah. Bayang-bayang buram pun mulai berlari-larian di kepalanya bagaikan kaset yang rusak.
Samar-samar ia melihat disana ada ayahnya, ibunya, masa kecilnya, teman-temannya, dan bahkan Seungmin-nya pun hadir dalam delusi itu.
Ia ingin sekali menggapainya, menggenggam tangannya, memeluk tubuhnya yang rapuh, dan melindunginya dari segala hal yang menyakiti dirinya.
Tapi rasanya sangat jauh, dan sangat susah untuk dicapai.
"Hyunjin"
Suara manis bagai madu itu terlalu jelas dalam pendengarannya, tanganya terlihat terulur mencoba meraih jemari Hyunjin, tapi tak sampai.
"Hyunjin"
Lagi, ucapnya sangat jelas.
"Hyunjin, kamu gak boleh tinggalin aku sendiri."
Suara itu semakin terasa jelas di telinganya.
"Hyunjin tolong aku"
"ㅡHyunjin.."
Hingga di panggilan terakhir Seungmin tak lagi memanggil namanya. Pemuda itu hilang bagai abu yang dibawa oleh angin.
Raib, kosong, tak ada jejak sedikitpun selain kehampaan.
Dan kini ia pun sendirian.
Tiba-tiba saja Hyunjin berada di sebuah ruangan kosong, yang hanya berisikan sebuah kursi usang yang terletak di tengah-tengah ruangan.
Hyunjin duduk disana, di bawah cahaya lampu yang mulai kehilangan dayanya.
Pemuda Hwang itu duduk dan merenung di kursi tersebut, lama sekali dengan pikirannya yang kosong, sampai tiba-tiba ia menangis tanpa sebab. Keras tangisanya membuatnya tanpa sadar melakukan hal-hal di luar kemauan. Kursi yang ia duduki itu kini patah karena telah dilempar olehnya.
Semuanya terasa begitu cepat dengan dirinya yang semakin kehilangan kontrol.
Menjerit, memaki, melempari dinding-dinding di sekitarnya berharap itu hancur dan mengeluarkan dirinya dari dalam sana.
Karena Hyunjin tau, itu bukanlah sebuah ruang kosong semata, itu adalah sebuah tempat dimana Hyunjin dapat melihat Seungmin-nya menangis tak berdaya.
Hyunjin gila saat itu juga.
Kala Seungmin tergeletak mengenaskan dengan darah yang mengalir dari balik tubuhnya.
"KIM SEUNGMINNNN!!!"
_______
"WAHHH AYAH DIA SUDAH SADAR!!"
Dan Hyunjin tau dia selamat.
Mataya berusaha menyesuaikan cahaya yang berasal dari lampu yang menerangi ruangan tempatnya berbaring. Hal yang pertama kali ia lihat adalah sosok gadis cantik dengan mata biru yang indah, duduk bersimpuh di sampingnya.
Wajah cantiknya berseri melihat sosok Hyunjin bangkit dari pingsannya yang panjang.
"Kau sudah sadar? Tetaplah berbaring anak muda, tubuhmu masih lemah."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Kim's Escape ♕ Seungjin [On Going]
Fanfiction❝𝚝𝚑𝚎 𝚎𝚜𝚌𝚊𝚙𝚎 𝚜𝚑𝚘𝚠𝚜 𝚖𝚎 𝚑𝚘𝚠 𝚌𝚛𝚞𝚎𝚕𝚝𝚢 𝚘𝚏 𝚝𝚑𝚎 𝚠𝚘𝚛𝚕𝚍❞ 김승민 ✘ 황현진 ©jeogionuna