02 - Love Is a Lie

2.1K 358 108
                                    

Asap putih yang mengepul dari secangkir kopi hitam yang berada dalam genggaman pun tidak ia hiraukan, menyesap sedikit demi sedikit cairan kafein tersebut berusaha agar tenggorokannya tidak terbakar.

Ekspresinya masih sama, datar. Walaupun seseorang kini terus melontarkan segala sumpah serapah kepadanya.

"Hwang Hyunjin kau gila?! Astaga! Iniㅡini baru saja kau beli seminggu yang lalu! Bagaimana bisa kau setenang ini bodoh!"

Sayangnya Hyunjin hanya melirik sekilas kearah lelaki yang seumuran dengannya itu, menanggapi ocehannya dengan santai.

"Sudah jangan banyak protes, kau perbaiki saja spion mobil ku itu"

"Kau benar benar sudah sinting. Ini mobil keluaran terbaru, dan kau baru saja membelinya seminggu yang laluㅡ"

"ㅡLalu kau datang dengan kaca spion yang sudah tak berdaya itu! Astaga.. Aku naik tensi melihat mu." lelaki itu meremat rambutnya frustasi.

Hyunjin meletakkan kopinya diatas meja, lalu menyandarkan tubuhnya kesofa sambil membaca koran harian.

"KAU INI DENGAR AKU TIDAK HWANG?!"

"Astaga Jaemin, aku kemari untuk memintamu memperbaiki spion mobil ku, bukannya mendengar ocehanmu. Ck! heran, bagaimana bisa Jeno bertahan dengan manusia bar bar sepertimu"

"APA KAU BILANG!"

"Sudah, aku mau pulang dulh, kau urus saja itu dan ganti dengan yang original, akan ku bayar berapapun itu"

"Astaga dasar manusia otak udang!" kesalnya.

Hyunjin tak menghiraukan ocehan yang keluar dari bibir si pria Na tersebut, dengan segera ia pergi dari sana demi menyelamatkan telinganya.

Katakan saja Hyunjin memang gila, bahkan dia tak terima saat Jeno ingin meminjam mobilnya itu sehari saja, tetapi dia tidak marah sedikitpun saat Seungmin menghilangkan spion kanannya.


Seungmin meremat jemarinya gugup, hari ini dia akan pergi ketoko perhiasan untuk mencari cincin untuk pernikahannya bersama sang tunangan, Minho. Di dalam mobil itu terasa sepi, hanya terdengar suara alunan musik yang berasal dari radio.

Sesekali Seungmin melirik kearah Minho yang sedang menyetir, dan tetap saja dia jatuh kedalam pesona pengusaha muda Lee tersebut. Mata yang Indah, hidung yang terukir sempurna, rahang tegas yang menambah pesonanya.

Siapapun tak dapat menolah pesona dari sosok Lee tersebut. Tak salah jika Seungmin jatuh cinta padanya, walaupun dia tau mencintai seorang Minho hanyalah sebuah kesia siaan.



"Setelah ini kau ada acara apa?" basa basi Seungmin.

Minho melirik kearah spion kirinya, kemudian menepikan mobil mereka setibanya didepan sebuah toko perhiasan yang cukup terkenal.

"Tidak ada, memangnya kenapa?" jawab seadanya.

Seungmin mengigit bibirnya ragu, haruskah ia bertanya? Haruskah ia yang memulainya duluan?

"Bagaimana kalau kita makan siang ditempat biasa?"

Minho melepas seatbeltnya, menatap kearah si manis yang berada disebelahnya.

"Ku dengar wartawan sedang ramai berkumpul direstoran sushi didekat sungai Han, katanya sedang ada acara tahunan yang dilaksanakan disana. Bagaimana kalau disana saja?"

"Kenapa harus disana?"

Minho menyandarkan punggungnya pada jok mobil, menghela nafasnya pelan.

The Kim's Escape ♕ Seungjin [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang