10: Parasit

827 138 12
                                    

"Ini..."

"Enak bukan?"

Chenle memandang kue hasil kerja kerasnya dibantu oleh Jaemin dengan pandangan berbinar. Biasanya hasil masakannya akan terasa tidak enak, tetapi kali ini berbeda. Namun, begitu Chenle sadar ini adalah berkat bantuan Jaemin, dia tersenyum kecut.

"Terima kasih untuk bantuannya, Jaemin-ssi." Chenle berucap seraya melepas apronnya.

Jaemin yang melihat senyum kecut Chenle merasa tidak nyaman. Chenle mengundangnya datang ke rumah lelaki tersebut, menjamunya dengan begitu baik, tetapi Chenle tampak tidak senang sekarang.

"Apa ada yang salah, Chenle-ssi?" Jaemin bertanya dengan hati-hati.

"Ada, tetapi itu bukan sesuatu yang harus kau khawatirkan, Jaemin-ssi." Chenle menjawab.

"Jika ini karena aku, katakan saja."

Chenle menghela nafasnya. "You're quite a tough nut huh, Jaemin-ssi?"

Jaemin terkekeh kikuk mendengar ucapan Chenle. "Maaf, tetapi aku serius. Jika karena aku katakan saja. Aku tidak ingin membuatmu tidak nyaman."

"Ya, ini karenamu, Jaemin-ssi. Namun bukan benar-benar karenamu."

Dahi Jaemin berkerut, tidak begitu memahami maksud Chenle. Chenle hendak menambahkan, tetapi sesuatu terbesit di benaknya. Apakah dia, Zhong Chenle, akan benar-benar memberi tahu Na Jaemin yang bukan siapa-siapa dalam hidupnya tentang kecemburuannya kepada betapa uletnya lelaki ini dalam masalah rumah tangga?

Apakah Zhong Chenle akan menguliti dirinya sendiri di depan orang lain?

Tentu tidak.

Chenle mengibaskan tangannya. "Lupakan."

Jaemin baru saja akan mengajukan protes di saat bel rumah Chenle berbunyi. Chenle berjalan meninggalkan Jaemin untuk membuka pintu. Bersamaan dengan dirinya, Hong Ahjumma yang datang dari kamar Chenle dengan sebuah kain di tangannya juga menghampiri pintu.

Dahi Chenle berkerut melihat wajah tamunya di intercom, dia tidak mengenalnya. Chenle menoleh kepada Hong Ahjumma, "Apa Ahjumma kenal?"

"Tidak, Tuan Muda."

Chenle menoleh ke belakang. "Jaemin-ssi, kemarilah dan lihat apa kau kenal orang ini."

Jaemin yang berada di dapur segera menghampiri Chenle dan memandang wajah yang muncul di intercom. Dahi lelaki itu juga berkerut seperti Chenle, kemudian menggeleng. "Tidak, aku tidak mengenalnya."

Maka satu-satunya cara untuk tahu adalah menanyakannya langsung kepada orang tersebut. Chenle pun membuka pintu dan menyambut lelaki yang berdiri di depannya dengan senyum profesional.

"Apa ada yang bisa saya bantu?"

"Kau Zhong Chenle?"

Chenle mengangguk kecil. "Ya, Anda?..."

"Batalkan pernikahanmu dengan Jisung."

Kerutan kembali tercipta di dahi Chenle. Kobaran api yang besar memanaskan rongga dadanya, tetapi seperti biasanya Chenle menguasai dirinya dengan baik. Tatapan ramah profesionalnya berganti menjadi tatapan datar. "Siapa Anda?"

"Kekasih Jisung."

Tangan Chenle terkepal. Jika dia tidak menahan diri sudah dapat dipastikan kepalan itu melayang ke pipi lelaki itu kurang dari dua detik. Lelaki ini mengaku kekasih Jisung? Berani-beraninya?!

"Maaf, Tuan Yang Tidak Saya Ketahui Namanya, tetapi bahkan publik pun sudah tahu Park Jisung adalah tunangan saya." Chenle membalas dengan nada datar.

Lelaki itu terkekeh sinis. "Aku tidak tahu apa yang kau lakukan kepadanya sampai dia seperti itu, tetapi aku adalah satu-satunya orang yang Jisung cintai. Bahkan aku mengandung anaknya."

Sailing [JiChen | ChenJi] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang