Keenan melanjutkan perjalanannya menuju rumah meskipun hujan mengguyur hebat. Ia tertinggal bis kota dan terpaksa pulang jalan kaki. Namun ditengah jalan, mendung yang membendung menurunkan bebannya.
Tidak ada tempat untuk berteduh, rumahnya juga masih jauh dari sana. Mau tidak mau, Keenan harus berjalan setidaknya sampai ia menemukan tempat untuk berteduh.
Namun semakin lama hujan semakin deras, pandangannya juga semakin kabur.
Brrmmm
Syukurlah, ada motor yang lewat dan berhenti.
"Eh, mbaknya kehujanan?"
"Saya mas btw, iyalah kehujanan, kalo bukan ini namanya apa dong?" Balas Keenan jutek.
"Jangan bete dong neng, tak anterin sampe indomaret mau?" Tawar pengemudi tersebut.
"Sampe rumah saya saja boleh?"
"Okelah"
Untung saja masih ada orang disekitar sini. Kalau tidak, Keenan tak tahu lagi apa yang akan terjadi padanya.
[✎]
Disinilah mereka sekarang, Indomaret.
"Kok sampe sini sih? Masnya mau nyulik saya kan? Ngaku aja" Sarkas Keenan.
"Eh enggak ya. Kalo kita kerumah kamu dulu, kejauhan. Kamu sendiri udah basah kuyup cuma pake seragam, kan kasihan. Mending neduh dulu ya kan" Jelas orang tersebut.
Kemudian hening melanda mereka berdua.
"Eh kamu dari SMA 9 juga?"
"Ya, kenapa?"
"Aku sekolah disana juga lho neng"
Keenan sedikit menjauhkan dirinya dari orang itu, "Dibilangin saya itu mas"
Orang itu terkekeh kecil, "Habis masnya cantik bener.." Lirihnya.
"Apa?"
"Nggak kok, nggak papa" Orang itu mengubrak-abrik tasnya dan mengeluarkan sebuah sweater.
"Aku nggak punya yang lebih hangat dari ini, tapi lumayan lah buat hangatkan diri" Ucap orang itu seraya memberikan sweater miliknya.
Keenan menerimanya dengan ragu-ragu, takut jika orang disebelahnya ini macam-macam dengannya.
"Kelas berapa?"
"11-1"
"HAH?!" Orang itu nampak sangat terkejut.
"Kenapa?" Tanya Keenan heran.
"Kak maafin saya kak, saya nggak tau kalo kakak kelas 11, maafin saya kak huhu" Ucap orang itu sambil sujud menghadap Keenan.
"Lha emang kamu kelas berapa?"
"Kelas 10 kak, maaf kak"
Keenan ingin tertawa sekeras mungkin, tapi tidak boleh. Ia berada dengan adik kelas, ia harus berwibawa.
"Terserah deh, nggak terlalu peduli sama begituan"
Keenan berjongkok, "Udah udah ayo bangun, malah dilihatin orang-orang nanti"
"Aku nggak bakal dihukum kan kak?"
"Kaga buset, buruan bangun!"
Terdengar guntur yang semakin menggelegar, rasanya mustahil jika hujan ini akan mereda sebentar lagi.
"Balik aja, gw nunggu disini dulu"
"Nggak deh kak, mau nemenin kakak aja, kasihan kakaknya sendirian hehe"
KAMU SEDANG MEMBACA
|| bukan - jongsang ||
Fanfiction"Lihatlah aku sebagai Jovian Hengkara Renjana setidaknya sekali, please kak" - J Keenan, seseorang yang melihat adiknya sebagai seorang yang pernah mengisi hatinya dan yang pernah ia kecewakan - local fanfict! warning! bxb, angst a lil bit harsh wo...