06

79 14 31
                                    

Jovian terburu-buru berlari kabur dari sekolah sebelum kakaknya datang.

Ia berencana untuk jalan-jalan bersama kakak kelasnya yang.. ia kagumi?

Selama satu semester kemarin ia tak diperbolehkan keluar rumah kecuali bersama kakaknya, makanya kali ini ia berusaha untuk kabur.

Saat ini ia sudah berada jauh dari sekolahnya, ia sudah memakai masker dan berusaha tidak menampakkan diri dijalan terutama di rute yang Keenan lewati untuk menjemputnya.

Untung saja ia tak bertemu dengan Keenan disepanjang perjalanan. Sampailah Jovian sekarang pada sebuah cafe.

"Kak Calvin udah lama nunggu kah? Maaf ya"

Orang yang dipanggil pun hanya tersenyum, "Iya, lama banget nunggu kamu peka" Balas Calvin.

Jovian tak tahu harus membalas apa.

"Kenapa gak nyuruh aku jemput kamu di sekolah aja?" Tanya Calvin kepo.

Jovian tersenyum kecut, "Nanti ketahuan kakakku"

"Kalo ketauan kakakmu emang kenapa? Gak dibolehin buat jalan-jalan sama temen?"

Jovian menghembuskan nafasnya dengan berat lalu menceritakan semuanya pada kakak kelas kesayangannya itu. Ia memang sudah lama ingin bercerita tapi entah pada siapa.

Setelah selesai menceritakannya, Jovian jujur merasa jauh lebih lega. Seperti batu yang sangat berat yang harus ia pikul telah menjadi ringan. Sangat lega telah mencurahkan segalanya.

Mencurahkan salah satu dari segalanya, lebih tepatnya.

"Ah, begitu rupanya.."

Calvin tak tahu harus mengatakan apa, disatu sisi ia merasa bersalah.

"Maaf ya kakak udah bantu kamu kabur sama bantu kena marah kakakmu"

Jovian terkejut tentu saja, karena itu sangat tidak benar.

"Kakak jangan minta maaf, justru berkat kakak ngajak jalan-jalan aku jadi ada kesempatan kabur dan merasakan kembali apa itu bebas, meskipun cuma sehari sih. So, makasih kak" Ucap Jovian sambil tersenyum hangat membuat Calvin tersentuh.

"Sama-sama deh kalo gitu, yakin ini kakakmu nggak marah besar?"

Jovian tertawa lucu, "Pasti marah sih, tapi apa peduliku awokwokwokwkk"

Calvin tersenyum melihat Jovian, "Jangan ketawa kayak gitu dong, manis"

Jovian sontak berhenti tertawa, "H-hah"

"Permisi, ini minumannya"

"Makasih mas"

Jovian lagi-lagi dilanda kebingungan, ia belum memesan apa-apa tapi pelayan tadi telah mengantarkan dua cup Java Chip Frappuccino.

"Haha kok gitu sih mukanya, ini kan aku yang traktir" Kata Calvin.

"Pokoknya hari ini aku aja yang traktir, nanti aku sering-sering ajak kamu keluar wkwk aku bakal yakinin kakak kamu kalo kamu aman aja meskipun tanpa ada dia"

"Aku mau kamu bebas dan bahagia"

Jovian speechless, terharu rasanya ada yang benar-benar peduli dengannya.

"Makasih kak, kakak tau kan kakak nggak perlu serepot itu" Balas Jovian tersenyum.

"Tau kok, kan kakak sukarela"

Calvin menggenggam tangan Jovian dan mengelusnya, "Pokoknya kakak janji bakal bikin kamu bahagia"

"Nggak perlu repot-repot kok kak, lagian kakak bukan siapa-siapa aku kan"

|| bukan - jongsang ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang