02

114 22 19
                                    

"Selamat morning say-  EH MAMANG"

Bagaimana Jovian tak kaget? Tiba-tiba dipohon dekat pos satpam ada Keenan, namun matanya hitam seperti hantu-hantu pada umumnya.

"Kakak matanya kenapa huhu ngagetin wae"

"Gak cukup tidur sih semalem, kepikiran sesuatu mulu"

Dengan pedenya, Jovian menganggap bahwa Keenan telah memikirkannya sepanjang malam.

Memang iya ato bukan nih?

"Kepedean lo"

Jovian sontak kecewa, "Kok tau sih :("

Penonton kecewa, bintang 1 tidak ramah.

"Temenin bolos yuk kak"

Keenan menaikkan kepalanya dan memandang Jovian, "Kemana?"

"Nggak tau juga sih kak hehe" Jovian tersenyum usil membuat Keenan makin kesal, "Ke mall yuk! Sekalian nonton, siapa tau masih ada tiket"

"Buset gw gak bawa uang anjir, ke yang deket aja" Rengek Keenan.

"Ke mall, titik. Pake duit aku"

Keenan hanya bisa menunduk dan menurut. Jika Jovian sudah seperti ini, maka tak ada yang boleh menolak.

[✎]

Takdir benar-benar memberkati mereka, terdapat 2 tiket tersisa untuk menonton Incidius 2, kursi belakang. Keenan awalnya menolak karena tak bisa menonton film horor tapi ya sudah lah, Jovian sudah tak bisa ditawar lagi.

Mereka dalam pertengahan menonton film tersebut, tak disangka yang menonton lumayan banyak.

"Ih apaan anjir pake kain putih gitu bikin serem aja anjir" Ucap Keenan ketakutan.

"Kakak takut hantu? Baru tau loh" Ejek Jovian.

"Sak karepmu"

Keenan tak tahu lagi, ia sangat ketakutan. Ia tak terbiasa dengan hal-hal yang berhubungan dengan makluk astral. Pusing, terdapat rasa ingin muntah, semua menjadi satu.

Keenan sedikit menyembunyikan matanya dibelakang kursi lalu meremat sedikit lengan baju Jovian.

Jovian yang peka tentu saja berusaha membuat Keenan agar tidak ketakutan lagi. Ia sebenarnya tak tau harus apa namun ia tetap berusaha. Ia merangkul Keenan dan mengelus kepala Keenan berharap ia akan merasa nyaman dan tak ketakutan lagi.

Keenan sedikit kaget dengan perlakuan Jovian. Tetapi terimakasih karena itu, Keenan menjadi lebih nyaman dan rasa ketakutannya berkurang setidaknya sedikit. Ada sedikit baper juga wkwk.

[✎]

"Lain kali jangan ajak nonton film horor lagi"

Jovian hanya tertawa, "Ya maaf kak mana aku tahu kalo kakak nggak bisa nonton film horor"

Lagi-lagi hening melanda mereka.

"Masih setengah 11, jalan-jalan dulu yok kak" Ajak Jovian setengah takut karena jikalau Keenan masih merasa tidak enak.

Mana Keenan hanya menjawab dengan anggukan, Jovian kan jadi merasa semakin bersalah..

Mereka pun mulai memutari seisi mall tersebut.

"Kakak ada yang pengen dibeli? Atau pengen apa gitu?"

"Pengen makan gelato doang sih, mau traktiran?" Keenan bertanya kambali.

"Yoi, kalo gitu leggo"

Keenan kaget sebenarnya tak perlu ditraktir sungguhan karena Keenan masih memiliki uang. Tapi apa boleh buat? Jovian sudah bersemangat.

|| bukan - jongsang ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang