epilog

155 14 19
                                    

"Hi mah, hi kak hehe"

"Nggak terasa ya, sekarang Kinar udah SD loh. Perasaan baru kemarin dapet kabar mama kecelakaan wkwk"

"Tapi tadi Kinar tak ajak kesini nggak mau, katanya mau main sama ayahnya. Heran, kok anak itu lebih sayang ayahnya sih?"

"Kinar sekarang pinter banget, cuma manja sama males aja sih, tapi tetep bangga banget"

"Ternyata rasanya kalo jadi mama kayak gitu ya wkwk, bedanya mama dulu lebih hebat rintangannya"

Jovian menoleh kesebelahnya, "Kakak disana nggak bucin aja kan? Mentang-mentang nyusul Kak Hamdan, adeknya sampe dilupakan dih"

"Jangan-jangan nggak tau lagi kalo udah punya ponakan, idih.."

Jovian memejamkan mata, bersenandung menikmati angin yang tertiup mengarah kepadanya.

"Kita belum pernah jalan-jalan bertiga ya? Nggak ada foto bertiga masa.."

"Papah!!"

Terdengar teriakan seorang anak kecil. Astaga, Jovian sangat malu.

"Kinar! Jangan teriak-teriak dong, ini itu pemakaman. Mana ayah kamu?"

Kinar menunjuk orang yang berada tertinggal dibelakangnya.

"Gimana? Udah?" Tanya Calvin pada Jovian.

"Udah, habis ini mau kemana?"

"Kinar minta jalan-jalan ke Transtudio bertiga" Ucap Calvin.

"Jalan-jalan teros"

"Hehe, boleh kan pah?" Tanya Kinar dengan mata berbinar.

"Iya deh, sana tunggu dulu dimobil" Suruh Jovian.

Setelah Kinar pergi, Calvin mendekat pada Jovian yang menunduk.

"Hey, what's wrong?" Tanya Calvin merangkul kekasihnya.

Jovian menggeleng dan tersenyum, "Nggak papa, cuma.. kangen aja"

Jovian menunduk lalu membungkuk menaruh buket bunga pada makam Keenan dan ibunya.

"Ayo deh, kasian Kinar nungguin" Ajak Jovian.

Calvin tersenyum dan merangkul kekasihnya menuju mobil. Calvin sangat bangga Jovian dapat bertahan sampai saat ini.

[✎]

Sembari menunggu Kinar selesai menaiki wahana, Jovian dan Calvin mengobrol sebentar membahas masa lalu.

"Tau nggak sih dulu kamu dijodohin sama temen Kak Keenan" Ucap Jovian.

"Ohh jadi Wahyu itu temen Keenan? Kok baru kasih tau aku sekarang sih?"

"Lha emang kenapa kalo baru kasih tau kamunya sekarang?" Jovian terkekeh.

"Gak kenapa-kenapa sih.. Eh masih ingat temen kamu dulu SMA yang namanya Haris nggak? Denger-denger dia mau pindah ke komplek kita" 

"Sumpah? Wah fix komplek kita bakal jadi komplek paling berisik sih"

"Padahal udah seru kelas 10 dulu sama Haje, eh dianya nggak naik kelas, bintang satu tidak ramah"

Sudah seperti ibu-ibu di arisan ketika sedang bergosip.

"Eh iya, tau nggak sih si Wahyu itu dulu sempat suka aku"

"HAH SUMPAH?" Balas Jovian tak percaya, pasalnya Wahyu yang ia kenal dulu tidak mungkin jika seleranya seperti Calvin.

"Iya, dulu sih.. kalo sekarang mana tau aku"

[✎]

Seseorang baru saja terbangun dari tidurnya, sebentar lagi ia akan berkerja. Ia meregangkan seluruh badannya dan mulai berjalan, hendak memulai sebuah awal yang baru.

"Mari kita move on"

-selesai-

|| bukan - jongsang ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang